Selasa, 19 Agustus 2008

Puisi Cinta Keluarga Dimsam dan Dimsum

I
DIMSAM:
Bila aku  lari dari kenyataan,
takut mengambil keputusan,
katakan padaku :
Betapapun pahitnya, kenyataan harus kuhadapi,
keputusan menuntut pengorbanan,
aku harus merelakan sesuatu untuk
meraih sesuatu yang lain.

DIMSUM:
Saat kau mulai takut hadapi kenyataan,
akan kukatakan :
Kau tidak sendirian.
Aku selalu mendukungmu, dan
Allah yang Mahaperkasa,
tak sedetik-pun berhenti menjagamu.


II
DIMSAM:
Bila aku hampir putus asa karena
kegagalan yang bertubi-tubi
Katakan padaku untuk melakukan yang
terbaik, jangan pedulikan hasil yang kuraih.

DIMSUM:
Bila kegagalan membuatmu gamang,
akan kuingatkan janji Allah bahwa
orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh
akan berkuasa di muka bumi.


III
DIMSUM:
Bila aku marah
karena aku yang bekerja keras,
tetapi orang lain yang mendapat penghargaan
Ingatkan aku bahwa dalam pencapaian tujuan,
siapa yang kalah
dan siapa yang menang
menjadi tidak penting.

DIMSAM:
Akan kukatakan :
Buat Matahari terang benderang seperti dirimu,
Matahari perkasa yang kehangatan sinarnya
dirasakan oleh semua orang,
Penghargaan atau celaan tak banyak artinya.


IV
DIMSUM :
Bila aku terlalu banyak menonton TV
Tariklah aku ke dunia nyata

DIMSAM :
Akan kuajak kau bertandang
ke rumah sepupu
ke rumah teman-teman,
atau berkebun di halaman rumah


V
DIMSUM :
Bila rekreasi dan jalan-jalan saat liburan
telah membuatku bosan, ajaklah aku
melakukan sesuatu yang lain

DIMSAM :
Akan kuajak kau mencoba resep-resep
baru dalam buku masakmu.
Dan kita akan tertawa bersama untuk
masakan yang lezat atau yang gagal.


VI
DIMSAM :
Bila aku mulai melupakan kata-kata indah
dan kata-kata lembut
yang membahagiakan dirimu,
Katakan padaku bahwa taman indah
yang kubangun dalam hatimu
akan merana bila tak pernah disiram

DIMSUM :
(Kutulis sambil tertawa)
Akan kutuntun dirimu untuk
mengucapkan kata-kata indah buatku ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar