Sabtu, 31 Desember 2011

Seni Penolakan Haibara kala Mempersiapkan Family Gathering

Haibara kesal dengan sesuatu menyebalkan yang harusdilakukan untuk kesekian kalinya. Ini gara-gara dirinya diseret  Shinichi Kudo untuk ikut serta menjadi panitiafamily gathering di kantornya. Jabatannya gak tanggung-tanggung lagi.  Koordinator acara family gahthering!

Haibara yakin seyakin-yakinnya bahwa sembilanpuluh persen pekerjaan panitia family gathering ini ada di seksi acara.  Jadi Shinichi memberi “gunung gajah” untukdipikul Haibara. Kerjanya pasti berat banget, berjibun-jibun serta akan memakanhabis waktunya. Gimana nggak berat kalo harus membuat acara yang menarik buat 4000 orang!.



Udah gitu Shinichi dan teman-teman lainnya pengen acarabeda sama sekali dari tahun lalu. Gak boleh sama!  Harus ada novelty-nya kata mereka.  Sebagai salah satu dampaknya pengisi acara darimulai pembukaan hingga penutup  adalahkaum profesional dari luar perusahaan. 

Definisi profesional menurut Shinichiadalah layak masuk TV. Artinya jika si pengisi acara belum pernah ditayangkan diTV berarti dia belum bisa dipentaskan di family gathering.  Sebuah persyaratan yang ditentukan olehShinichi, tapi dampaknya langsung terasa oleh Haibara, yaitu dirinya harus jungkir-balik & pontang-panting mencari pengisi acara.

Sebenarnya semua itu menyenangkan Haibara yang emang demen bikin acara seperti ini. Yang menyebalkan hanya satu, yaitu wanti-wanti Shinichi kepada Haibara untuk pandai-pandai menolak semua permintaan dari kalangan internal untuk tampil — termasuk bila ada request dari para petinggi di kantor.

Bahkan bos-nya sendiri pun harus ditolak jika mintaanaknya bisa tampil di family gathering.  Itu semua karena cita-cita Shinichi untukmembuat integrated family gathering.Entah dari mana dia mendapat istilah itu. Yang pasti Haibara yakin itu bukan ideasli Shinichi, secara anak itu bukanlah ahli tentang acara-acara sepertiini. 

Integrated FamilyGathering menurut Shinchi berarti  acaradari awal sampai akhir adalah satu kesatuan yang sudah dipersiapkan dari sejakmembuat konsep acara.  Jadi pengisi acaraditentukan berdasarkan konsep acara dan bukan sebaliknya.  Nyatanya emang demikian. Setelah ditentukankonsep acara, maka panitia kecil yaitu Shinichi, Haibara, Kogoro dan dua temanlainnya membutuhkan waktu tiga minggu hanya untuk memperdebatkan susunan detailacara dan siapa saja yang akan mengisi acara.

Debat selepas jam kerja yang berlangsung hingga larutmalam bahkan terkadang sampai dini hari itu untungnya berhasil melahirkan blueprintfamily gathering yang menjadi panduan bersama semua panitia. Disitu sudahtercantum semua pengisi acara, tidak boleh ada tambahan lagi. 

Blueprint itujuga menjadi panduan dalam hal tolak menolak para peminat jadi pengisi acara. Jadimasalahnya bukanlah kualitas para peminat tersebut,  tapi karena konsep acara menghendaki pengisiacara yang sesuai dengan konsep itu dan mereka telah selesai dipilih oleh panitia.  

Alhasil sampai tujuh hari menjelang acara, Haibara udahmenolak belasan calon pengisi acara. Dari mulai band lokal karyawan, anakkaryawan, keluarga rekanan kantor, hingga pihak-pihak luar yang inginberpartisipasi. Semuanya ditolak dengan sukses oleh Haibara.   

Namun kali ini yang minta beda. Dia adalah seorangpetinggi, bekas koordinator Haibara saat dirinya mengikuti satu project yangdipimpin orang itu beberapa tahun yang lalu. Si Bapak ingin anaknya tampil dipanggung family gathering.

Paduan suara anak-anak SMP.  Sebenarnya seru juga siy karena Haibara tahupersis suara mereka bagus-bagus. Dia pernah melihat mereka pentas di Sabuga.  Namun blueprint  udah terbit.  Slot acara sudah tersusun rapi.  Bisa dibom Shinichi bila dirinya merubahnya hanyakarena dirinya  gagal menolak satu permintaansaja.

Wuhhh kali ini Haibara harus berusaha keras untuk menolaknyadengan halus.  Secara dirinya banyakberhutang budi pada si Bapak yang telah mengajarinya banyak hal tentang perprojekan. Sungguh sial dirinya harus melakukanpenolakan ini.  Satu hal yang tidakpernah diduganya menjadi bagian dari tugas sebagai koodinator acara familygathering -– menjadi Sang Penolak.  Dus Haibaratiba-tiba merasa menggenggam bola panas yang harus secepatnya dia padamkan.

Haibara ingat seminggu yang lalu dirinya dengan susahpayah berhasil menolak permintaan teman dekatnya untuk menampilkan adiknya yangtelah lima tahun ikut sanggar tari dengan cita-cita ingin bisa pentas di kantorkakaknya.  Dirinya harus tegar saatmelihat si adik kecewa dari sebelumnya hatinya berbunga-bunga karena mengiradapat tampil di panggung dengan ditonton ribuan orang itu.  Secara Haibara sering banget berenang barengsi adik itu di hari-hari libur – dapatlah dibayangkan kekeluan lidahnya.  Pahitnya mengecewakan teman dekat benar-benardia rasakan saat itu

Penolakan yang lebih ringan -- dilakukan Haibaraterhadap salah satu instansi keamanan yang ingin menampilkan band yang barusaja mereka bentuk.  Juga dari  klub lawak yang salah satu anggotanya adalah karyawankantor. Juga dari beberapa orang luar yang berminat mengisi acara. Untunglah  mereka semua  bisa mengerti alasan yang dikemukakan Haibara.

Haibara berusahakeras menjelaskan adanya blueprint family gathering yang harus dipatuhi. Juga tentang DP semua pengisi acara yang sudah dibayar dan acara sudah tersusun rapihingga hitungan menit.  Semua itu membuatpengisi acara tak memungkinkan untuk dirubah lagi. Dan memang demikianlahadanya.  Kadangkala dia menghibur para peminattersebut dengan menyarankan mereka untuk mengajukan diri pada acara yang lainseperti ulang tahun himpunan kayawan atau acara DKM.  Sebuah penolakan yang dikritik Shinichisebagai melemparkan bola panas pada orang lain.

^_^

Setelah hampir satu jam dalam keraguan, akhirnya Haibaramemberanikan diri menjawab SMS itu. Dia sudah terlalu lelah mencari-cari  kalimat yang enak untuk diungkapkan.

“Mohon maafPak,  slot waktu pengisi acara sudahpenuh, gak bisa diselip-selipin lagi. Jadi panitia tidak bisa menampilkan paduansuara si adik”

“Saya hanya butuh waktu paling lama 20 menit untukmenampilkan 4 lagu. Please tolonglah mereka sudah sangat antusias untuk tampildi family gathering”. Demikianlah bunyi  jawaban atas SMS Haibara

Duh! Haibara pusing gimana cara dia bisa menolakpermintaan kedua  ini. Secara dia sudahdivonis mati oleh Shinichi gak boleh merubah-rubah acara lagi karena semuanyasudah dihitung hingga satuan menit oleh Show Director. Tak satu menit-pun yangdibiarkan lowong tanpa detail kegiatan yang harus dilakukan pada menit tersebut. Memasukkan pengisi acara baru berartimulai kerja besar lagi menyusun acara.

Akhirnya Haibara memutuskan untuk melenggang ke ruanganShinichi untuk minta “pertanggung jawaban” dengan cara memilihkan jawaban yangpaling pas buat Si Bapak. Saat dirinya duduk di depan meja Shinichi dan ngomong tentang hal itu,anak itu hanya nyengir kuda seraya menyuruh Haibara mengatakan hal-hal yang lainbersamaan dengan SMS penolakan yang akan dikriimkannya.

“Kalo gak salah si Bapak baru saja pindah ke rumah baruyang ada kolam di halaman depannya. Omongin saja tentang itu, mudah-mudahan membantumencairkan suasana” kata Shinichi

“Busyet lu!. Dasar tukang kasiy beban moral berat ke orang,udah tahu aku dekat dengan dia malahan aku yang disuruh menolak dia!” kataHaibara sambil tiba-tiba saja kepalanya serasa muncul tanduk saking kesalnya melihat kecuekan Shinichi.Rasa-rasanya dirinya ingin menyeruduk Shinichi dengan tanduk itu.  Tapi sudahlah. Percuma saja berantem dengan situkang nyengir. Malahan dia seneng kalodiseruduk Haibara. Akhirnya dengan hati masygul Haibaramemakai juga saran Shinichi pada SMS-nya.

“Punten pisan Pak,kita sudah susun acara hingga hitungan menit. Jadi benar-benar kami tidak bisalagi menyelipkan pengisi acara lain. Semua jadwal sudah confirm ke pengisiacara, dan kami kesulitan bila harus buat konfirmasi baru lagi dengan mereka.  Btw saya sudah lihat rumah bapak yang baru,asyik banget ada kolam besar di halaman depan, saya pernah lihat Bapak baca koran sambil duduk di gazebo ditengah kolam. Kayaknya seru banget!”

Satu jam belum adajawaban dari Si Bapak. Hingga Haibara mulai gelisah sambil sesekali melirikShinichi yang masih sibuk dengan kertas-kertas pekerjaannya.  Akhirnya Haibara membuka laptopnya dan mulai sibuk dengan SOP-SOP baru yang harusdibuatnya.  Dia memutuskan untukmenenggelamkan diri dalam pekerjaanya. Namun untunglah, dua jam kemudian ada jawabandari si Bapak, dan isinya pendek namun sangat melegakan.

 “OK, saya pernahmengalami jadi panitia, jadi saya dapat memahami kesulitan Haibara”.


Wuuiiiih.... Haibara serasa melayang-layang di antaramega-mega. Pekerjaan yang disangkanya sulit itu ternyata tidak sesukar yangdibayangkan.  Ternyata si Bapak dapat memahamialasan Haibara. Jadi hal-hal  yangditakuti selama beberapa jam terakhir ini tidak nyata, hanya ada pada bayangannyasendiri (Undil-2011).

Gambar dari :artstor 

Jumat, 16 Desember 2011

Memenangkan Lomba Berburu

Kisah Abu Nawas hadir kembali.
Kali ini Abu Nawas tengah diuji oleh Raja Harun Ar-Rasyid dengan mengadakan sayembara. Dalam sayembara itu Abu Nawas berhasil menjadi pemenang dan menaklukkan lawannya.


Kisahnya.
Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun Ar-Rasyid dan para pengawalnya meninggalkan istana untuk berburu. Namun, di tengah perjalanan, salah satu pejabat kerajaan yang bernama Abu Jahil menyusul dengan terengah-engah di atas kudanya.

"Baginda...Baginda...hamba mau mengusulkan sesuatu," katanya Abu Jahil mendekati sang Raja.
"Apa usulm itu wahai Abu Jahil?" taya Raja.
"Agar acara berburu ini menarik dan disaksikan banyak penduduk, bagaimana kalau kita sayembarakan saja?" ujar Abu Jahil dengan raut wajah serius.
Baginda Raja terdiam sejenak dan mengangguk-angguk.

"Hamba ingin beradu ketangkasan dengan Abu Nawas, dan nanti pemenangnya akan mendapatkan sepundi uang emas. Tapi, kalau kalah, hukumannya adalah dengan memandikan kuda-kuda istana selama 1 bulan," tutur Abu Jahil meyakinkan Raja.

Terompet Sayembara Ditiup.
Akhirnya sang Raja menyetujui usulan Abu Jahil tersebut. Hitung-hitung sayembara itu akan memberikan hiburan kepadanya.
Maka, dipanggillah Abu Nawas untuk menghadap, dan setelah menghadap Raja Harun, Abu Nawas pun diberi petunjuk panjang lebar.
Pada awalnya, Abu Nawas menolak sayembara tersebut karena ia tahu bahwa semua ini adalah akal bulus dari Abu Jahil yang ingin menyingkirkannya dari istana. Tapi Baginda Raja Harun memaksa dan Abu Nawas tudak bisa menolak.

Abu Nawas berpikir sejenak.
Ia tahu kalau Abu Jahil sekarang diangkat menjadi pejabat istana. Ia pasti mengerahkan semua anak buahnya untuk menyumbang seekor binatang buruannya di hutan nanti. Namun , karena kecerdikannya, Abu Nawas malah tersenyum riang.

Abu Jahil yang melihat perubahan raut muka Abu Nawas menjadi penasaran dbuatnya, batinnya berkata mana mungkin Abu Nawas bisa mengalahkan dirinya kali ini.
Akhirnya, Baginda menggiring mereka ke tengah alun-alun istana. Raja dan seluruh rakyat menunggu, siapa yang bakal menjadi pemenang dalamlomba berburu ini.

Terompet tanda mulai adu ketangkasan pun ditiup. Abu Jahil segera memacu kudanya secepat kilat menuju hutan belantara.
Anehnya, Abu Nawas justru sebaliknya, dia dengan santainya menaiki kudanya sehingga para penonton banyak yang berteriak.

Menjelang sore hari, tampaklah kuda Abu Jahil memasuki pintu gerbang istana. Ia pun mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan dari rakyat yang menyaksikannya.

Di sisi kanan dan kiri kuda Abu Jahil tampak puluhan hewan yang mati terpanah. Abu Jahil dengan senyum bangga memperlihatkan semua binatang buruannya di tengah lapanangan.
"Aku, Abu Jahil berhak memenangkan lomba ini. Lihat..binatang buruanku banyak. Mana mungkin Abu Nawas mengalahkanku?" teriaknya lantang yang membuat para penonton semakin ramai bertepuk tangan.

Ribuan Semut.
Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara kaki kuda Abu Nawas. Semua orang mentertawakan dan meneriakinya karena Abu Nawas tak membawa satu pun binatang buruan di kudanya.
Tapi, Abu Nawas tidak tampak gusar sama sekali. Ia malah tersenyum dan melambaikan tangan.

Baginda Raja menyuruh kepada 2 orang pengawalnya maju ke tengah lapangan dan menghitung jumlah binatang buruan yang didapatkan 2 peserta tersebut.
Dan kesempatan pertama, para pengawal menghitung jumlah binatang hasil buruan dari Abu Jahil.
"Tiga puluh lima ekor kelinci, ditambah lima ekor rusa dan dua ekor babi hutan," kata salah satu pengawal.

"Kalau begitu akulah pemenangnya karena Abu Nawas tak membawa seekor binatangpun," teriak Abu Jahil dengan sombongnya.
"Tenang...tenang...aku membawa ribuan binatang. Jelaslah aku pemenangnya dan engkau wahai Abu Jahil, silahkan memandikan kuda-kuda istana. Menurut aturan lomba, semua binatang boleh ditangkap, yang penting jumlahnya," kata Abu Nawas sambil membuka bambu kuning yang telah diisi dengan ribuan semut merah.

"Jumlahnya sangat banyak Baginda, mungkin ribuan, kami tak sanggup menghitungnya lagi," kata pengawal kerajaan yang menghitung jumlah semut itu.
Melihat kenyataan itu, Abu Jahil tiba-tiba saja jatuh pingsan.

Baginda Raja tertawa terpingkal-pingkal dan langsung memberi hadiah kepada Abu Nawas.
Kecerdikan dan ketulusan hati pasti bisa mengalahkan kelicikan.

Rabu, 07 Desember 2011

Demang Nuru dan Para Ksatria Jepara


Demang Nara, Demang Neri danDemang Nuru duduk bertiga di depan sebuah meja kotak dari kayu cendana ditengah pendopo kadipaten. Para demang yang lain juga duduk di beberapa mejalain yang ditata apik di pendopo. Wangi-wangian berupa dupa yang dibakarpojok-pojok ruangan menghiasi udara pendopo. Hari ini di ruangan itu akandilakukan pertemuan para pejabat  kadipaten dengan perwakilan Ksatria Jeparauntuk merundingkan berbagai hal. Sang Adipati akan memimpin sendiri delegasi kadipatenpada pertemuan kali ini.


Hal-hal yang penting untukdibicarakan adalah soal perdagangan, disamping soal-soal keamanan. Kadipatenmemiliki hasil bumi seperti beras, jagung dan kelapa untuk dipasok ke Jepara.Sementara Jepara selaku salah satu kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawamemiliki kain sutera, minyak ikan, ter, kertas, kapur barus, minyak wangi,barang-barang pecah belah dari porselin & kristal, peralatan rumah tanggadari logam dan obat-obatan yang dibutuhkan rakyat kadipaten.

Demang Nara yang tiba duluandi tempat itu memesan minuman buat dirinya dan dua temannya. Awalnya diamemesan teh tawar untuk dirinya, tapi kemudian dia tertarik dengan tawaranpelayan untuk mencoba minuman air kelapa muda ditambah sirup strawberry yangdidatangkan khusus dari Venesia. Sirup yang dibawa oleh pedagang-pedagang dariGujarat itu telah tersohor kenikmatannya. Namun karena dia sudah memesan satu gelasteh tawar, maka Demang Nara hanya memesan dua gelas kelapa muda strawberry.

Yang menyusul datang adalahDemang Neri, si juragan beras muda belia dari wilayah timur kadipaten. DemangNeri mengendalikan lumbung-lumbung padi yang berada di wilayah kekuasaannya.Makanya dia adalah aktor penting dalam perundingan ini mengingat Jeparabukanlah daerah yang memiliki petani. Hampir seluruh penduduk Jepara adalahkaum pedagang, para tukang, tabib, ahli kimia, pembuat senapan & meriam,  pemintal kain dan profesi lain yang takterkait dengan produksi beras.

Melihat di depannya telahtersuguh minuman kelapa muda strawberry, Demang Neri tertarik untukmencicipinya seperti yang dilakukan Demang Nara. Dan dia tidak kecewa dengankelezatan paduan rasa kelapa muda strawberry.

Demang Nuru baru muncul satujam kemudian. Agaknya dia masih sibuk membuat sapu lidi di halaman belakangrumahnya sehingga terlambat tiba di kadipaten. Demang Nuru memimpin wilayahselatan kadipaten yang merupakan pusat perkebunan kelapa. Setiap tahun ratusanribu kelapa dihasilkan oleh wilayah itu, namun tidak semuanya dapat terjual.Belakangan muncul permintaan baru yaitu kelapa yang telah dikeringkan untukdipasok ke Jepara. Kelapa kering itu selanjutnya akan diangkut ke Makasar yangmerupakan pusat perdagangan kopra dunia di masa itu. Sebuah peluang perdaganganyang sangat menguntungkan bagi Demang Nuru.

Hasil sampingan dari perkebunankelapa adalah sapu lidi yang dibuat dari daun-daun kelapa. Adalah hobby DemangNuru untuk membuat sendiri sapu lidi menemani para pegawainya, yang tak lainadalah anak istrinya. Sayang sapu lidi bukanlah barang yang gampang dijualkarena relatif awet. Orang bisa beli satu untuk dipakai satu dua-tahun,sehingga penjualannya juga kurang bagus.

Melihat dua temannya minumkelapa muda berwarna merah muda -- warna sirup strawberry Venesia, terbitlahair liur Demang Nuru karena kepengin merasakan juga. Namun alangkah kecewanyadia saat pelayan datang malahan membawakan teh tawar bagi dirinya. DilihatnyaDemang Nara senyum-senyum sambil pasang muka tidak bersalah, sementara DemangNeri pura-pura sibuk menulis-nulis dengan pensil arang di atas kertas yangdibawanya. Setelah diamat-amati ternyata Demang Neri cuman menggambar duagunung dan matahari terbit diantaranya. “Sungguh Demang yang kekanak-kanakan”pikir Demang Nuru.

Karena untuk pesan minumanlagi dia malu pada Sang Adipati, maka terpaksalah Demang Nuru meminum teh tawaryang disuguhkan. Rasanya beda banget sih dibanding teh yang dirumahnya. Teh initeh kelas satu yang telah dibumbui dengan bunga melati dan diracik oleh emputeh nomor satu di kadipaten. Sementara teh di rumahnya adalah daun teh keringtanpa bumbu yang rasanya biasa-biasa saja. Jadi agak sedikit terhiburlah hatinya.Dicoba dinikmatinya setiap tetesnya. “Hmmm benar-benar nikmat tidak seperti tehyang di rumah.  Lagipula kalau aku minummanis-manis malahan bisa serak” pikir Demang Nuru.

^_^

Sayup-sayup Demang Naramendengar suara derap puluhan ekor kuda mendekati halaman pendopo kadipaten. Sejuruskemudian dilihatnya ada kurang lebih dua puluh ksatria berkuda dengan pakaianwarna putih, sorban warna putih dan bersepatu hitam memasuki halaman kadipaten.Merekalah para Ksatria Jepara yang ditunggu-tunggu.

Ksatria di barisan terdepanmembawa panji-panji gula kelapa – merah putih lambang Kesultanan Demak Bintoro.Jepara adalah salah satu wilayah Kesultanan Demak Bintoro – salah satu kerajaanmaritim terbesar di nusantara sepanjang masa. Demak Bintoro mengandalkanpendapatannya bukan dari pertanian, tetapi dari perdagangan internasional dikota-kota pelabuhan di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, termasuk pelabuhanJepara.

Berkat perdagangan itulahDemak Bintoro muncul sebagai kerajaan maritim yang kaya raya dan mampumembangun armada kapal-kapal perang yang disegani di nusantara. Disamping pasukandan senjata, faktor ketersediaan uang memegang peranan penting dalam perang dimasa itu. Bila tidak memiliki uang yang cukup maka pasukan yang sedangbertempur akan kesulitan perbekalan dan persediaan senjata, apalagi bila merekaterlibat perang dalam jangka waktu lama.

Demang Nara berdecak kagummelihat kuda-kuda arab yang ditunggangi Ksatria Jepara. Kuda-kuda itu berukurandua kali lebih besar dari kuda-kuda lokal yang dibawa para Demang. KekagumanDemang Nara semakin bertambah tatkala melihat di setiap bahu para ksatria itutersandang senapan, sama seperti senapan yang dipamerkan oleh orang-orangPortugis di Pasuruan. Sementara para Demang seperti dirinya masih mengandalkanpedang dan tombak sebagai senjata.


Lain halnya bagi Demang Neriyang sewaktu remaja  pernah menjadi awakkapal sebuah kapal dagang Gujarat. Kehebatan Ksatria Jepara bukanlah hal yangbaru.  Dia tahu persis Ksatria Jeparabukan saja memiliki prajurit, tetapi juga sekelompok tabib yang siap mengobatiprajurit yang terluka, ahli pergudangan yang mengatur logistik pasukan, ahlinavigasi, tukang gambar peta, ahli mesiu, dan ahli meriam.

Ksatria Jepara juga mampubergerak cepat menuju daerah-daerah musuh karena memiliki armada jung, yaitu kapal-kapalbesar khas pedagang Jawa yang siap membawa mereka kemana saja. Berbeda denganpasukan kadipaten yang mengandalkan angkutan darat seperti kuda dan pedati,sehingga sulit membawa perbekalan dan butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapaikota-kota yang jauh.

Pernah di suatu malam kapaldagang Gujarat yang ditumpangi Demang Neri berpapasan dengan kapal-kapal perangKsatria Jepara di lepas pantai ujung timur Pulau Jawa. Ada kurang lebih duapuluh jung Jepara yang berlayar mendekati benteng Portugis yang samar-samarterlihat berdiri megah di tepi pantai dengan menara-menara yang menjulangtinggi.

Demang Neri terperanjattatkala terdengar bunyi ledakan keras bersahut-sahutan. Kemudian di gelapnyamalam  terlihat bola-bola api meluncurdari kapal-kapal perang Jepara melesat ke arah Benteng Portugis. Bola-bola apitersebut meledak di tembok-tembok batu Benteng Portugis dan menimbulkankebakaran hebat. Awalnya masih terlihat bola-bola api balasan meluncur dariBenteng Portugis menuju jung-jung Jepara. Tapi bola-bola api itu semakin lamasemakin berkurang seiring runtuhnya menara-menara di Benteng Portugis. Rupanyameriam-meriam Armada Jepara mampu membungkam perlawanan sengit bentengtersebut. Hanya dalam waktu kurang dari satu malam benteng yang berdiri megahtersebut telah porak poranda dihajar meriam-meriam Ksatria Jepara.      

^_^

Sang Adipati mencegah para demangbangkit dari duduknya untuk berdiri menyambut hadirnya para tamu pada saat padasaat delegasi Ksatria Jepara memasuki pendopo Kadipaten. Para ksatria itudikenal kurang suka penghormatan seperti itu dari tuan rumah.  Sang Adipati agaknya telah mengenal merekadengan sangat baik. Sesaat kemudian Adipati memperkenalkan tamu-tamunya.

Pemimpin para Ksatria Jeparaadalah seorang pria bertubuh tinggi, tegap, berkulit putih dan berhidung mancungbernama Muhammad Yunus, lebih dikenal dengan nama Pati Unus. Dia adalah seoranglaksamana yang berpengalaman luas dan juga seorang ahli pemerintahan yangcakap.

Disamping Pati Unus berdiriseorang anak muda berusia sekitar dua belas tahun, diperkenalkan sebagai muridSunan Kudus yang paling cerdas. Dia akan membantu merumuskan perundingan inidalam bentuk perjanjian tertulis. Dia adalah seorang Ksatria muda dari Jipang.Kemudian diperkenalkan juga dua orang ahli pertanian lulusan Madrasah Sunan Bonang di Tuban. Mereka yang akan menilai kualitas beras, kelapa danhasil pertanian lain di kadipaten. Bila harga dan kualitas sesuai denganpermintaan Jepara maka akan dilakukan pembicaraan lanjutan untuk merumuskankerja sama perdagangan. Mereka juga akan merundingkan soal-soal keamanan diwilayah perbatasan.

^_^

Selama berlangsungnyaperundingan, Demang Nuru telah melupakan minuman kelapa muda strawberry yangdiimpikannya. Dia telah punya pikiran lain yang menurut dia jauh lebih penting.Sapu lidi! Yah dia mampu memproduksi ribuan sapu lidi tiap tahun tapijarang-jarang yang beli. Akhirnya dia terpaksa menurunkan produksinya karena stokseringkali hanya menumpuk di gudang.

Kini didepannya hadir para KsatriaJepara yang memiliki jung-jung berukuran besar. Dia juga mendengar ada ratusankapal dagang yang sering singgah di pelabuhan Jepara. Untuk bersih-bersih kapalpakai apalagi kalau bukan pakai sapu?. Demang Nuru berpikir barangkali sajakapal-kapal itu tertarik membeli sapu lidi buatannya, khan lumayan!. Dia bisamemuaskan hobbynya membuat sapu lidi dan memaksimalkan potensi perkebunankelapa di wilayah timur kadipaten dalam memproduksi sapu lidi (undil- 2011)

Gambar diambil dari: wikipedia

Jumat, 02 Desember 2011

Menampar Pipi Raja

Kisah Abu Nawas hadir kembali.
Abu Nawas dengan sifat berani menegur sang raja agar mengetahui kondisi rakyat yang dipimpinnya.
Ia sengaja telah membiarkan pipi sang raja ditampar oleh orang Yahudi. Tapi anehnya, raja tak membalas kelakuan Abu Nawas itu melah berterimakasih karenanya.
Berikut Kisahnya.
Pada suatu hari, Abu Nawas singgah di rumah kenalannya, seorang Yahudi. Di sana tengah berlangsung permainan musik yang meriah. Banyak orang yang menonton sehingga suasana begitu meriah. Semua tamu yang hadir terlibat dalam permainan musik indah itu, termasuk Abu Nawas yang baru saja masuk.
Ada yang bermain kecapi, ada yang menari-nari dan sebagainya, semuanya bersuka ciata.

Ketika para tamu sudah kehausan, tuan rumah menyuguhkan kopi kepada para hadirin. Masing-maisng mendapat secangkir kopi, termasuk Abu Nawas.
Ketika Abu Nawas hendak meminum kopi itu, ia ditampar oleh si Yahudi. Namun karena sudah terlanjur larut dalam kegembiraan, hal itu tidak ia hiraukan dan diangkatnya lagi cangkirnya, tapi lagi-lagi ditampar.

Ternyata tamparan yang diterima Abu Nawas pada malam itu cukup banyak sampai acara selesai sekitar pukul 2 dini hari.

Pesta Musik dengan Suguhan Secangkir Kopi.
Di tengah jalan, baru terpikir oleh Abu Nawas,
"Jahat benar perangai Yahudi itu, main tampar saja. Kelakuan seperti itu tidak boleh dibiarkan berlangsung di Baghdad. Tapi, apa dayaku hendak melarangnya?" pikirnya dalam hati.
"Ahaa..aku ada akal," guman Abu Nawas selanjutnya.

Keesokan harinya, Abu Nawas menghadap Raja Harun Ar-Rasyid di istana.
"Tuanku, ternyata di negeri ini ada suatu permainan yang belum pernah hamba kenal, sangat aneh," lapor Abu Nawas.
"Di mana tempatnya?" tanya Baginda.
"Di tepi hutan sana Baginda," kata Abu Nawas.
"Mari kita lihat," ajak Baginda.
"Nanti malam kita pergi berdua saja dan Tuanku memakai pakaian santri," ucap Abu Nawas.

Setelah Shalat Isya, maka berangkatlah Baginda dan Abu Nawas ke rumah Yahudi itu.
Ketika sampai di sana, kebetulan si Yahudi sedang asyik bermain musik dengan teman-temannya, maka Baginda pun dipersilahkan duduk.
Ketika diminta untuk menari, Baginda menolak sehingga ia dipaksa dan ditampar pipinya kanan kiri.

Sampai di situ Baginda baru sadar bahwa ia telah dipermainkan oleh Abu Nawas.
Tapi apa daya ia tak mampu melawan orang sebanyak itu.

Maka, menarilah Baginda sampai keringat membasahi sekluruh tubuhnya yang gendut itu. Setelah itu barulah diedarkan kopi kepada semua tamu, dan melihat hal itu, Abu Nawas meminta izin untuk keluar ruangan dengan alasan akan pergi ke kamar mandi untuk kencing.

"Biar Baginda merasakan sendiri peristiwa itu, karena salahnya sendiri tidak pernah mengetahui keadaan rakyatnya dan hanya percaya kepada laporan para menteri," pikir Abu Nawas dalam hati sembari meluncur pulang ke rumahnya.

Raja Ditampar Pipinya Kiri Kanan.
Tatkala hendak mengankat cangkir kopi ke mulutnya, Baginda ditampar oleh si Yahudi itu. Ketika ia hendak mengangkat kopi cangkirnya lagi, ia pun terkena tamparan lagi begitu seterusnya hingga Baginda belum pernah mencicipi barang sedikit saja kopi yang disuguhkan.,

Pada pagi harinya, setelah bangun tidur, Baginda Raja Harun Ar-Rasyid memerintahkan seorang pelayan istana untuk memanggil Abu Nawas.
"Wahai Abu Nawas, baik sekali perbuatanmu tadi malam, engkau biarkan diriku dipermalukan seperti itu," kata Baginda.
"Mohon ampun wahai Baginda Raja, pada malam sebelumnya hamba telah mendapat perlakuan yang sma seperti itu. Apabila hal itu hamba laporkan secara jujur, pasti Baginda tidak akan percaya. Dari itu, hamba bawa Baginda ke sana agar mengetahui dengan kepala sendiri perilaku rakyat yang tidak senonoh itu," jawab Abu Nawas membela diri.

Baginda tidak dapat membantah ucapan Abu Nawas, lalu disuruhnya beberapa pengawal untuk memanggil si Yahudi itu.
"Wahai Yahudi, apa sebabnya engkau menampar aku tadi malam," tanya Baginda marah.
"Wahai Tuanku, sesungguhnya hamba tidak tahu jika malam itu adalah Tuanku. Jika sekiranya hamba tahu, hamba tidak akan berbuat seperti itu," jawab si Yahudi membela diri.

Apa daya, pembelaan Yahudi tidak disetujui oleh Baginda. Karena menampar orang termasuk perbuatan maksiat dan Baginda harus mengambil tindakan tegas karenanya.
"Sekarang terimalah pembalasanku," kata Baginda.
"Ampunilah hamba, Tuanku," ucap si Yahudi.

Segera saja Baginda memerintahkan para prajurit untuk memasukkan si Yahudi ke dalam penjara.
Sejak saat itu Raja Harun amat memperhatikan rakyatnya. Ia berterimakasih atas laporan yang diberikan oleh Abu Nawas tersebut.