Rabu, 29 Desember 2010

Kesombongan Iblis

Sebagai selingan akan Kisah Abu Nawas, kali ini penulis akan mencoba menulis tentang kesombongan Iblis.
Mohon maaf kalau ada kekeliruan dalam opini penulisan tentang Kesombongan Iblis ini.

Seperti kita ketahui bersama bahwa gembong kesesatan yang pertama adalah Iblis.
Dia berasal dari bangsa jin yang telah diciptakan Allah SWT sebelum manusia.

Bersama malaikat, dia ikut menyaksikan penciptaan manusia pertama, yaitu Nabi Adam as.
Ketika Allah memerintahkan mereka bersujud kepada Adam as, hanya Iblis yang menolak.

Al-Qur'an telah mengabadikan kecongkakan Iblis di hadapan Allah SWT.
Allah berfirman,
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?"

Iblis menjawab,
"Aku lebih baik daripadanya.
Engkau ciptakan aku dari api sedang Engkau ciptakan dia dari tanah."
(QS. Al-A'raaf:12).

Betapa sombongnya Iblis itu.
Padahal itu adalah perintah langsung dari Sang Pencipta.
Sombong...
Allah SWT menyuruh Iblis dan Malaikat untuk sujud tentu ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang beda di diri Nabi Adam as.

BUKTI KELEBIHAN ADAM as.
Allah juga telah menunjukkan kelebihan Nabi Adam di hadapan Iblis.
Saat itu pula Allah memerintahkan Nabi Adam menyebutkan benda-benda yang ada di sekitarnya, dan mampu Nabi Adam menyebutnya satu persatu.

Ya...namanya juga sombong yang sudah mendarah daging, meski bukti kelebihan Nabi Adam telah ditampakkan langsung, masih saja Iblis merasa lebih baik.

Masih ingat kan kisah Raja dari segala raja yang pernah hidup di muka bumi ini.
Nabi Sulaiman.
Ya dialah Nabi Sulaiman yang banyak punggawanya, termasuk bangsa Jin yang tunduk kepada Nabi yang satu ini.

Riwayatnya, ada seorang alim yang lebih hebat ketimbang jin dan bangsanya termasuk Jin Ifrit yang terkenal kuat.
Ifrit mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari duduknya.
Namun ada seorang alim yang berkata bahwa dia mampu memindahkan singgasana Ratu Bilqis sebelum Nabi Sulaiman berkedip.
Subhanallah...
Cepat sekali orang alim ini mengalahkan Jin Ifrit.

Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa Iblis pernah berdialog dengan Nabi Musa dan ingin bertaubat.
Namun syarat yang harus dipenuhi Iblis berat untuk dilakukan, yaitu agar Iblis sujud ke makam Nabi Adam.
Iblis menolaknya juga.
Sombong sekali...

KESOMBONGAN TIADA BATASNYA.
Kesombongan Iblis bukan hanya menunjukkan kecongkakannya, akan tetapi juga menunjukkan kepada kita bahwa sombong itu tiada batasnya.

Iblis bukan hanya merasa lebih hebat daripada Nabi Adam as, tetapi juga merasa lebih tahu daripada Allah.
Iblis mencoba berargumen dengan Allah, mengatakan bahwa dirinya lebih baik karena diciptakan dari api, sedangkan manusia diciptakan dari tanah.

Seolah-olah masih ada hal yang tidak diketahui oleh Allah SWT, dan baru diketahui ketika Iblis mengatakannya.
Kita tidak tahu persis apa yang terjadi dalam pikiran Iblis ketika ia menolak perintah Allah tersebut.

Yang jelas, Iblis benar-benar bersikap sombong.
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan."
(HR.Muslim).

Iblis telah benar-benar sombong karena menolak kebenaran yaitu menolak perintah Allah dan meremehkan Nabi Adam as.

Benarlah peringatan Allah SWT melalui Rasul-Nya.
Rasulullah SAW bersabda,
Allah SWT berfirman:
'Kesombongan adalah pakaikan-Ku, sedangkan kebesaran adalah selendang-Ku, maka siapa saja yang mencabut salah satu dari dua hal itu, maka ia akan Aku lemparkan ke neraka.'
(HR. Ibnu Majah).

Selasa, 28 Desember 2010

Kaya Tanpa Bekerja

Setiap orang pasti butuh uang.
Kisah Abu Nawas kali ini menceritakan tentang petualangan Abu Nawas yang kaya tanpa bekerja.

Sekilas Rumah Tangga Abu Nawas.
Kehidupan Abu Nawas memang tak seberuntung kawan-kawannya yang lain ataupun para saudagar yang pernah ditemuinya.

Abu Nawas hidup dalam rumah yang sangat sederhana dan tidak memiliki harta benda yang melimpah ruah.
Walau pun begitu Abu Nawas selalu ikhlas dan mampu melewati setiap rintangan yang dijumpai dalam kehidupannya.

Abu Nawas tinggal serumah bersama dengan seorang istri.
Abu Nawas dapat pula meyakinkan istrinya bahwa akan selalu ada jalan bagi mereka yang ikhlas menjalani rintangan yang diberikan Allah SWT.

BERDOA.
Suatu hari istri Abu Nawas mengeluh atas kehidupan yang dijalaninya.
Dirinya mengaku tak kuasa lagi dengan beban hidup yang ditanggungnya.

Istri Abu Nawas mengeluh karena suaminya tak memiliki penghasilan sehingga tak mampu memberinya nafkah.

"Suamiku, kapan kau berikan sebuah gaun indah.
Hidupmu hanya kau habiskan untuk berdoa saja," ucap istri Abu Nawas.
"Tapi semuanya kulakukan dengan ikhlas hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT," jawab Abu Nawas.
"Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah SWT," sahut istri Abu Nawas.



Seketika itu juga, Abu Nawas langsung pergi ke pekarangan rumahnya.
Dengan berbekal alat peribadatan yang lengkap, Abu Nawas mulai bersujud untuk menyampaikan permohonan-permohonannya kepada Allah SWT.

"Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" ujar Abu Nawas dengan suara lantang dan dilakukannya berulang-ulang.

Rupanya suara Abu Nawas terdengar oleh salah seorang tetangganya yang sedang beristirahat di depan rumah.
Tak lama kemudian, tetangga Abu Nawas memiliki keinginan untuk berbuat usil dengan melemparkan seratus keping perak ke kepala Abu Nawas.

"Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" teriak Abu Nawas untuk kesekian kalinya dan diikuti sebuah koin seratus perak jatuh tepat di atas kepalanya.
Abu Nawas yang terkejut, langsung lari ke dalam rumah sambil membawa uang yang baru saja di dapatkan kepada istrinya.

"Istriku, aku memang wali Allah dan aku baru saja mendapatkan upah dari Allah SWT," tutur Abu Nawas.
Tapi tetangga Abu Nawas tadi tidak terima kalau uang yang dilemparkannya tadi menjadi milik Abu Nawas.

Oleh karena itu, pintu rumah Abu Nawas langsung digedor oleh tetangganya tadi.
"Hai Abu Nawas, kembalikan uang yang baru saja aku lemparkan tadi.
Itu milikku!" ucap tetangga itu.

MENANG DALAM SIDANG.
"Bagaimana mungkin uang itu milikmu.
Aku memohon kepada Allah dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah," jawab Abu Nawas.

Tetangga yang usil tadi tidak terima dan mengajak Abu Nawas agar diselesaikan dipengadilan.
Tak lama kemudian mereka sudah di pengadilan dan menjalani sidang.

"Apa pembelaanmu wahai Abu Nawas?" tanya Hakim.
"Tetangga saya ini gila Tuan Hakim.
Ia pikir semua yang ada di dunia ini adalah miliknya.
Coba saja tanyakan misalnya jubah saya, kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya," jawab Abu Nawas.

"Tapi itu semua memang milikku!" teriak tetangganya yang kaget akan pernyataan Abu Nawas tersebut.

Bagi sang hakim, bukti-bukti yang diterimanya sudah cukup untuk memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hakim memutuskan bahwa Abu Nawas menang dan uang yang jatuh di kepalanya menjadi miliknya.
Ha ha ha...

Itulah kisah si Abu Nawas.
Lucu juga.
Hikmah yang bisa diambil:
-Selalu berdoa dengan ikhlas.
-Kerjalah kalau ingin mendapat uang.
-Jangan usil ke tetangga.
-Harta di dunia hanya titipan jangan lupa sedekah.

Salam.

Minggu, 26 Desember 2010

Award Stylish

Blog Kisah Abu Nawas mendapat award dari sobat Blogger SIneaz dengan Blognya Let me know.

Ini awardnya.
Thanks sob ya.



Ada 4 peraturan yang harus dilaksanakan bagi penerima Award ini, yaitu:

1. Thanks and link to the person who awarded me this award,
Maksudnya, kita harus memberi ucapan terima kasih kepada si pemberi award, yaitu Let me know
Thanks awardnya.

2. Share 8 things about myself,
Maksudnya, kita harus mendeskripsikan tentang diri kita sebanyak 8 point

Apa ya jawabnya..

Ngeblog
Makan
Minum
Merokok
Ngopi
Kerja
Belajar
Beribadah

Itu sajalah ke 8 point from me.

3. Pay it forward to 8 bloggers that I have recently discovered
Maksudnya kita harus membagikan award ini kepada 8 sobat blogger kita.
Aku berikan ke 8 top comment saja untuk top di hari ini.

iffahoet
syamsul rijal
Imtikhan
aciid !!!!!!
Ladida
Anisayu
sibutiz
tian

4. Contact Mereka.
Maksudnya, kita harus menghubungi kepada 8 sobat blogger diatas untuk menerima Award ini dan meneruskannya.

Biar tak jadi beban...penerima award terusan dari Kisah Abu Nawas ini boleh meneruskannya ke sobat blogger lain atau pun tidak.
Thanks.

Jumat, 24 Desember 2010

Kisah Si Kaya Yang Kikir

Agar Tidak bosan membaca kisah abu nawas, maka di sini aku selipkan dongeng lain yang tak kalah menarik untuk di baca.
Inilah Kisah Si Kaya yang Kikir.

Dahulu kala, tepatnya di Turki, hiduplah Pak Serkah dan keluarganya.
Pak Serkah ini bekerja sebagai pedagang keliling dan semua barang dagangannya itu dimasukkan ke dalam sebuah gerobak tua.

Pada suatu hario, setelah seharian berkeliling, dan dagangan Pak Serkah tidak laku terjual sama sekali.
Pak Serkah beristirahat sejenak di taman kota sambil termenung.
"Astaghfirullah...hari ini aku tidak beruntung.Tak satu pun daganganku terjual," gumannya dalam hati.

Tiba-tiba seorang kakek tua datang.
Dia berpakaian kumal, compang-camping, penuh tambalan dan membawa topi yang berisi beberapa keping uang receh.
Dialah seorang engemis.
"Maaf Kek!
Jujur, saya ingin membantu. Tapi dagangan saya tidak laku sama sekali.
Jadi saya tak memiliki uang." kata pak Serkah.
"Oh..terima kasih," jawab sang pengemis yang berlalu pergi.

"Tunggu dulu!
Kakek boleh mengambil salah satu barang dagangan saya ini.
Saya Ikhlas!" ujar Pak Serkah.
Kakek pengemis itu berbalik arah lagi lalu mengambil salah satu barang dari gerobak Pak Serkah.

"Terima kasih Nak!
Semoga Allah memberimu balasan yang lebih besar.
Tapi ingat, setelah kau menjadi kaya, sisihkanlah sebagian uangmu untuk beramal," ucap pengemis itu.

Jadi Kaya.
Tak berapa lama setelah kepergian kakek pengemis, sebuah bus berhenti di dekat Pak Serkah.
Semua penumpamg turun dan membeli dagangannya.
Semua habis terjual sampai kotak makan dan topi yang sudah sobek miliknya juga laku terbeli.

Pak Serkah lalu pulang ke rumahnya dengan wajah berseri-seri.
Sesampainya di rumah, ia disambut istri dan anaknya.
"Bapak terlihat bgitu bahagia?" tegur Ana.
"Mungkin semua dagangan bapak laku terjual," sahut Bu Umi, istri Pak Serkah.
"Benarkah seperti itu Pak?" tanya Ana lagi.
Pak Serkah hanya tersenyum sambil mengangguk.

Keesokan harinya Pak Serkah memasukkan barang dagangannya ke dalam gerobak.
Sama seperti kemarin, semua barang yang ditaruh di situ laku semua.
"Alhamdulillah...semua terjual." guman Pak Serkah dengan bangga.

Makin lama, penghasilan Pak Serkah semakin berlimpah.
Dalam mengolah penghasilannya, Pak Serkah membaginya menjadi 3 bagian.
Satu untuk keperluan keluarga, satu untuk belanja dagangan dan satunya untuk beramal.
Ini dilakukan sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya.

Lupa Diri
Namun sayangnya...ini tidak berlangsung lama.
Pak Serkah tak pernah beramal lagi.
Dia lebih fokus pada keperluan keluarga dan memenuhi barang dagangannya.
Pak Serkah boros.
Semuanya ingin dibeli tanpa memperhitungkan manfaatnya.

Hingga suatu ketika putrinya menegur Pak Serkah yang sudah berlebihan ini.
"Sekarang bapak tidak pernah beramal lagi?" tegur Ana saat berkumpul makan malam.
"Bapak masih ingin sedekah nak..tapi...," jawab Pak Serkah.
"Mengingat kebutuhan rumah tangga serta pemenuhan barang dagangan yang tinggi, bapak kesuliotan untuk meyisihkan uang," jawab Pak Serkah memberi alasan.

"Itu cuma alasan bapak saja.
"Ibu ingin kita bersedekah lagi ," pinta Ibu Umi.
"Sudahlah Bu...jangan memaksa!" jawab Pak Serkah.
"Dulu bapak sering mengingatkan Ana agar selalu bersedekah karena amal ibadah ini yang dianjurkan Allah SWT.
Tapi sekarang bapak lupa diri," sanggah Ana dengan kecewa.

"Kalian berdua sama saja.
Bapak lebih tahu bagaimana mengolah keuangan keluarga kita.
Sudah..jangan dibahas lagi!" bentak Pak Serkah kepada anak dan istrinya.
Pak Serkah tidak memperdulikan ucapan anak dan istrinya.
Ia tidak mau bersedekah lagi.
Namun anak dan istrinya tetap beramal dan berinfak meskipun harus sembunyi-sembunyi dan terkadang mengambil sebagian uang simpanan untuk disedekahkan.

Tobat
Hingga suatu hari....
Sepulang dari luar kota, ia menyadari bahwa uang simpanannya sebagian elah habis.
Ia pun mencoba menanyakan kepada istrinya.
"Bu...selama Bapak pergi ke luar kota apa ibu meninggalkan rumah dalam keadaan kosong?" tanya Pak Serkah.
"Tidak...ibu dan Ana di rumah saja. Memang kenapa?" tanya Ibu Umi heran.

"Uang di brangkas berkurang...apakah ibu tahu?" tanya Pak Serkah.
"Selama ini yang sering buka tutup brangkas kan bapak," jawab ibu Umi.

"Apakah ini hukuman dari Allah buat bapak bu...? Kemarin bapak juga kehilangan uang serta koper.
Belum lagi dagangan bapak juga dijarah perampok.
Tak ada satu orang pun yang menolong, tutur Pak Serkah sedih.

"Ini peringatan dari Allah agar Bapak tidak lupa diri.
Mulai sekarang perbaikilah sikap Bapak dan mulailah bersedekah lagi," nasehat sang istri.

"Iya Bu...terima kasih atas nasehatnya," ucap Pak Serkah.
Setelah kejadian itu, Pak Serkah mulai membiasakan diri lagi seperti dulu.
Ia menyisihkan sebagian penghasilannya untuk bersedekah.


Alhamdulillah Pak Serkah...Pak Serkah....
Dia sudah mau bertobat dan ingat lagi akan kekuasaan Allah yang meliputi segala sesuatu ya termasuk harta benda di dunia.
Bukankah ancaman Allah sangat jelas dalam Al Qur'an bagi orang kaya yang kikir harta untuk di sedekahkan.

Maaf..
Untuk nama yang tertera di cerita ini adalah fiktif belaka.
Maaf kalo ada kesamaan nama.
Thanks.

Selasa, 21 Desember 2010

Dahulu Telur Apa Ayam

Kisah Abu Nawas kali adalah tentang sayembara Raja untuk menjawab pertanyaan mengenai dahulu mana antara telur dan ayam.

Dulu mana telur apa ayam ya.
Abu Nawas menjawab apa ya.
Semua mungkin sudah tahu cerita Abu Nawas yang ini dan tahu jawabnya pula.

Berikut kisahnya:

Karena melihat ayam betinaya bertelur, Baginda tersenyum kegirangan.
Baginda memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan akan mengadakan sayembara untuk umum.

Sayembara itu adalah berupa pertanyaan yang mudah akan tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal.
Barang siapa yang bisa menjawab pertanyaan itu, maka akan mendapat imbalan yang sangat menggiurkan, yaitu satu pundi emas.
Akan tetpai bila tidak bisa menjawab maka akan di hukum.

Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu, terutama orang-orang miskin.
Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur karena imbalannya besar.
Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tidak mengherankan apabila pesertanya hanya 4 orang saja.
Dan salah satunya adalah Abu Nawas.

Aturan main sayembara itu ada 2:
1. Jawaban harus masuk akal.
2. Peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri.

Pada hari yang telah ditentukan, peserta sudah siap di depan panggung.
Baginda duduk di atas panggung dan memanggil peserta pertama.

Peserta Pertama.
Baginda bertanya,
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?"
"Telur." jawab peserta pertama.
"Apa alasannya?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur." jelas peserta pertama.
"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda.

Peserta pertama pucat pasi tak mampu menjawabnya.
Wajahnya mendadak berubah putih seperti kapas.
Ia tidak bisa menjawab.
Tanpa ampun lagi ia dimasukkan ke dalam penjara.

Peserta Kedua.
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" tanya Baginda.
"Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan." jawab peserta kedua.
"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.
"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur.
Bila telur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa di erami." jelas peserta kedua.

"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda memojokkan.
Peserta kedua ini bingung menjawabnya dan akhirnya dijebloskan juga ke penjara.




Peserta Ketiga.
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" tanya Baginda.
"Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur." jawab peserta ketiga.
"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.
"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina." kata peserta ketiga meyakinkan.

"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang, sedangkan ayam jantan tidak ada." kata Baginda memancing.
"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan, telurnya di erami sendiri.
Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan.
Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri." jelas peserta ketiga.

"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?" sanggah Baginda.
Peserta ketiga pun tidak mampu menjawab sanggahan dari baginda.
Ia pun dijebloskan ke dalam penjara.

Peserta Keempat.
Kini tiba giliran peserta yang terakhir, yaitu Abu Nawas.
"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?" tanya Baginda.
"Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam." jawab Abu Nawas.
"Coba terangkan alasanmu secara logis." kata Baginda ingin tahu.
"Ayam bisa mengenal telur, sedangkan sebaliknya telur tidak bisa mengenal ayam." jelas Abu Nawas.

Baginda hanya bisa geleng-geleng saja denga jawaban Abu Nawas ini sambil berfikir kok bisa jawabannya kenal mengenal..
Kali ini Baginda tidak menyanggah alasan Abu Nawas.

Minggu, 19 Desember 2010

Puisi Cinta: Perahu Mana yah?

Ketika pulau yang dituju sudah jelas
Ketika jalur yang harus ditempuh sepakat
Ketika perbekalan yang dibawa sama
Ketika dayung yang tersedia sama wanginya
Ketika layar yang tergelar sama bersihnya
Ketika tawa dan canda sama bunyinya

Mengapa masih pusing memilih perahu yah?


Jumat, 17 Desember 2010

Taklukkan Singa Dalam Shalat

Taklukkan Singa Dalam Shalat
Ini sebuah kisah tentang sahabat Rasulullah SAW yang menaklukkan singa dalam shalatnya.

Para syuhadak zaman dahulu tidak hanya ahli dalam perang, namun juga khusyuk dalam beribadah.
Salah satunya adalah sahabat Amru bi Atbah.
Saking khusyuknya ia dalam shalat, sehingga seekor singa buas pun tunduk kepadanya.

Peperangan antara pasukan Islam dan pasukan kafir Quraisy kerap terjadi dalam waktu berhari-hari sehingga menghabiskan banyak tenaga.
Tidak seperti malam biasanya, malam itu tidak ada satu orang pasukan yang ditunjuk untuk berjaga mengantisipasi datngany musuh.
Mereka semua tertidur karena kecapekan.

Di tengah malam, Amru bin Atbah yang menjadi bagian dari pasukan itu terbangun dari tidurnya.
Seperti malam-malam biasanya, ia langsung mengambil air wudhu dari sungai yang tak jauh dari lokasi peristirahatannya.

Ia menuju tempat yang sepi dan melakukan shalat dengan pelepah daun sebagai alasnya.
Pada saat bersamaan, ada seorang pasukan yang terbangun dan mengamati apa yang dilakukan oleh Amru ini.
Ia melihat Amru shalat dengan begitu khusyuk, nyamuk pun tidak menjadi penghalang dalam melaksanakan shalat ini.

Tiba-tiba terdengar suara auman singa dengan sangat keras.
Begitu kerasnya sehingga membuat pasukan yang tidur menjadi terbangun.
Mereka lantas berlarian karena takut menjadi mangsa singa hutan itu.

Akan tetapi tidak bagi Amru.
Ia tak beranjak sedikit pun dari tempat sujudnya.
Mulutnya senantiasa melafalkan kalimat Allah tanpa merasa khawatir sedikit pun terhadap keselamatan jiwanya.

Karomah Allah
Singa buas itu pun mendekat ke arah Amru.
Sejenak ia mengelilingi Amru yang tetap pada ibadahnya.
Kemudian setelah selesai shalat dan mengucapkan salam, Amru menoleh ke arah singa tersebut.

"Wahai hewan liar carilah rezekimu di tempat lain." kata Amru meyuruh pergi.
Seolah mengerti bahasa manusia, singa itu pun pergi dan mengaum hingga terdengar sampai ke puncak pegunungan.
Sementara Amru masih melanjutkan shalatnya hingga waktu fajar.

Ketika singa itu pergi meninggalkannya, barulah pasukan Islam yang lain kembali ke tempat semula.
Mereka begitu terheran-heran melihat karomah yang dimiliki Amru.
Seorang di antara mereka menanyakan sesuatu kepada Amru.

"Tidakkah engkau merasa takut pada singa saat engkau sedang shalat tadi?" tanyanya.
"Sungguh saya merasa malu kepada Allah SWT jika saya takut kepada selain-Nya." begitu ucap Amru.

Wallahu A'lam....

Selasa, 07 Desember 2010

Kisah Azab Pemabuk di Neraka

Sebagai selingan akan Kisah Abu Nawas, berikut disuguhkan kisah lain yang tiada kalah menariknya.
Yaitu Kisah Azabnya Pemabuk sesudah meninggal dunia.

Di dalam kitab Daqoiqul Akbar Fii Dzikril Jannati Wan Nar dikisahkan tentang azab bagi orang yang minum arak atau pemabuk yang dimakan oleh Kalajengking.

Diceritakan bahwa kelak pada hari kiamat akan ada makhluk yang terbuat dari api neraka yang diberi nama Harisy yang berbentuk kalajengking, kepalanya berada di langit ke tujuh dan ekornya berada di bumi yang paling bawah.

Pada hari kiamat, Harisy akan memanggil malaikat Jibril.
"Apakah yang engkau kehendaki wahai Harisy?" tanya Malaikat Jibril.
"Aku menghendaki 5 Golongan, yakni:
1. Dimanakah orang-orang yang meninggalkan shalat.
2. Dimanakah orang-orang yang mencegah untuk membayar zakat.
3. Dimanakah orang-orang yang meminum arak atau pemabuk.
4. Dimanakah orang-orang yang memakan riba.
5. Dimanakah orang-orang yang membicarakan masalah dunia di dalam masjid." jelas Harisy.

MAKHLUK API.
Maka Jibril memberitahukan keberadaan orang-orang yang dimaksud Harisy.
Harisy mengumpulkan orang-orang itu dan memakannya hingga semua orang itu berada di perutnya, lalu dia mengembalikan mereka ke neraka Jahanam.

Di neraka Jahanam, pemabuk akan diberi makanan kayu Zaqqum.
Yaitu ketika mereka memakannya maka mendidihlah apa yang ada di dalam perut dan dalam otak mereka.

Kemudian keluarlah dari mulut mereka api yang menjilat-jilat dan rontoklah anggota tubuh mereka diantara telapak kakinya.
Rasulullah pernah bersabda bahwa saat-saat yang sangat menyedihkan bagi ahli neraka adalah ketika dipakaikan kepada mereka pakaian dari cairan timah dan tembaga.

Ketika pakaian itu dipakaikan kepada mereka, maka terkelupaslah kulit mereka.
Orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka dalam keadaan buta, bisu dan tuli.

Rasulullah SAW dalam riwayat lainnya juga bersabda bahwa ketika ahli neraka meminta hujan, maka datanglang mendung yang hitam di atas mereka.
Ahli neraka sepintas senang.
Mereka berteriak bahwa akan segera turun hujan.

Prediksi mereka benar, namun yang turun bukanlah air hujan melainkan bebatuan neraka yang langsung menimpa kepala mereka.
Kemudian batu itu keluar dari bagian bawah tubuhnya.

MINUMAN NERAKA
Setelah turun hujan batu dari neraka, Allah SWT menurunkan hujan berbentuk ular yang besarnya sebesar leher unta.
Ular-ular itu akan menggigit tubuh ahli neraka.
Sekali gigit akan terasa 1000 tahun.

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW juga bersabda bahwa ahli neraka selama 70 ribu tahun memanggil malaikat Malik, tetapi tidak mendapat jawaban dari malaikat Malik.

"Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Malaikat Malik tidak mau menjawab kepada Kami."

Kemudian Allah SWT menyuruh malaikat Malik untuk menjawab panggilan ahli neraka itu.
"Apakah yang kalian katakan wahai orang-orang yang dimurkai Allah." jawab malaikat Malik.

"Wahai Malik, berilah kami minum karena api-api telah membakar daging-daging kami, tulang-tulang kami, kulit-kulit kami, serta telah merobek-robek tulang kami dan telah memotong-motong hati kami," begitu pintanya.

Lalu Malaikat Malik memberikan kepada mereka minuman air yang mendidih.
Saat minuman dipegang, maka rontoklah jari-jari mereka.
Saat air itu telah sampai ke wajah mereka, maka berjatuhanlah mata dan pipi mereka.

Kemudian di saat air itu masuk ke perut, maka terputuslah usus-usus dan hati mereka.
Nauzubillahi min Zalik.

Itulah cuplikan kitab yang bisa kita jadikan renungan.
Semoga kita terhindar dari api neraka.
Amin.

Minggu, 05 Desember 2010

Kisah Rapunzel: Si Putri Tangguh Grimm Bersaudara

Barisan tomat merah merona,
bunga-bunga brokoli menarik hati,
rumpun daun sawi hijau bersemi,
semua ada di kebun kita.
Mengapa Dinda inginkan
selada rapunzel kebun tetangga?

^_^

Suatu ketika sepasang suami istri yang masih muda belia duduk di jendela loteng rumah yang baru beberapa hari dibelinya. Mereka baru pindah ke Kotaraja untuk sekolah di universitas terbaik di negerinya. Saat si istri yang berusia tujuh belas tahun melihat dari jendela, baru disadari bahwa di seberang rumah terdapat kebun sayuran sejenis selada unik yang biasa disebut rapunzel.

Karena istrinya yang tengah hamil terus mendesak menginginkan sayuran tersebut, maka Sang Suami yang setahun lebih tua dari istrinya itu mencoba mencari tahu pemilik kebun di seberang rumah. Hampir satu minggu dia mencari-cari informasi, tetapi tak seorang-pun tahu pemiliknya. Maka dengan terpaksa Sang Suami memanjat pagar dan memetik seikat rapunzel untuk istrinya.

Pagi itu Sang Suami kembali memanjat pagar dan bermaksud memetik rapunzel, demi istri yang dinikahi tiga bulan silam menjelang mereka lulus sekolah menengah.

Saat itulah si pemilik kebun, yaitu seorang nenek yang masih terlihat cantik dengan  tubuh tinggi semampai memergokinya. Nenek bernama Gothel itu marah-marah sambil menodongkan pistolnya ke arah Sang Suami yang ketakutan. Ada delapan pengawal bertampang seram berkacak pinggang di belakang nenek Gothel.

Nenek berpakaian sutera merah berhias manik-manik permata yang berkilauan itu dengan tegas menolak tatkala Sang Suami menawarkan semua uang yang akan dipergunakan masuk universitas sebagai pengganti rapunzel yang telah diambilnya. Dia tidak butuh uang. Bahkan Si Suami diinterogasi dengan terperinci oleh Si Nenek Gothel, mulai dari usia, golongan darah, penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh dirinya dan istrinya.

Nenek Gothel juga banyak bertanya tentang riwayat kesehatan istrinya yang hamil anak pertama. Pertanyaan-pertanyaan yang membuat bingung Si Suami. Apa hubungan dengan rapunzel yang dicurinya?.

Setelah interogasi selesai, tiba-tiba Nenek Gothel menuntut Sang Suami untuk memberikan bayi yang dikandung istrinya saat lahir tiga bulan nanti, sebagai pengganti rapunzel yang dicurinya. Saking takutnya pada todongan pistol, dan para pengawal bertampang bengis, Sang Suami mengiyakan permintaan Sang Nenek. SI Nenek tertawa lebar memamerkan deretan giginya yang rapi bak deretan mutiara kala mendengar jawaban si Suami.

Maka tatkala anak yang dikandung istrinya lahir, Sang suami tak mampu  melawan saat Nenek  Gothel tiba-tiba datang dan merenggutnya, lalu membawanya kabur bersama para pengawalnya. Tatkala Si Suami lapor polisi, ternyata kebun selada rapunzel  di seberang rumahnya telah dijual dan pemiliknya raib entah kemana.

Jadilah pasangan keluarga muda itu bersedih hati karena kehilangan anaknya. Menyesallah mereka akan dampak yang diterima akibat mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

^_^


Duhai sepi yang menemani,
dengarlah jeritan dalam hati,
merindukan teman berbagi,
Rapunzel disini mengasihani diri
menatap dunia luar dengan iri.
Apalah dayaku bebaskan diri,
hanya berharap pertolongan,
yang tak kunjung menghampiri

Jauh di negeri seberang si anak yang diculik ternyata dibawa ke sebuah kota terpencil di pegunungan dan dipelihara oleh Nenek itu hingga dewasa. Sayangnya Si Nenek tidak memeliharanya di rumah seperti halnya anak lain, tetapi dipelihara di laboratorium khusus di samping rumahnya yang terletak di luar kota.

Nenek Gothel menyuntikkan sel-sel tubuhnya ke dalam tubuh si anak dari semenjak bayi dengan harapan tubuh si anak akan menyesuaikan diri dengan tubuhnya.

Dia juga beberapa kali mencangkokkan jaringan tubuhnya ke tubuh si bayi dengan harapan tubuh si bayi akan mengadaptasi sifat-sifat jaringan tubuh si nenek. Dia juga mengambil sedikit jaringan tubuh si anak untuk dicangkokkan di tubuhnya dengan harapan sistem pertahanan tubuhnya akan terbiasa dengan jaringan tubuh si anak dan membiarkan jaringan tubuh si bayi hidup di dalam tubuhnya.

Si Nenek juga telah mempelajari dengan seksama tubuh si anak dan mendapati sifat-sifat fisik tubuhnya punya banyak kemiripan dengan tubuh si anak.

Diam-diam dia mempersiapkan si anak sebagai cadangan organ tubuh bagi dirinya bila sewaktu-waktu dia ingin meremajakan organ tubuhnya yang sakit. Dia berusaha keras membuat terjadinya penyesuaian tubuhnya dengan tubuh si anak agar kelak bila organ tubuh si anak dicangkokkan ke dalam tubuhnya, tidak terjadi respon negatif dari tubuhnya karena menganggap organ tubuh si anak sebagai benda asing yang harus dihancurkan. Bila itu terjadi, gagallah proses cangkok organ dalam tubuhnya.

^_^

Bukan wajahmu yang mempesona,
bukan pula tubuhmu yang menawan hati,
tapi tingkah lakumu yang terjaga,
tutur katamu yang penuh simpati,
tumbuhkan rasa sayang dalam hati


Tak terasa enam belas tahun berlalu. Si bayi yang diberi nama Rapunzel telah menjelma menjadi wanita dewasa berambut panjang keemasan, rambutnya begitu panjang karena tak sekalipun penah dipotong sedari bayi. 


Wajah Rapunzel biasa-biasa saja, namun jangan tanya kepribadiannya. Pribadi Rapunzel amat sangat mempesona. Pembawaannya riang dan penuh perhatian. Lincah dan cekatan menyelesaikan pekerjaan. Tutur katanya penuh simpati. Gerak gaya budayanya dijaga. Tidak pernah mengeluh. Ringan tangan membantu pekerjaan Si Nenek, serta perhatian yang senantiasa tercurah pada Si Nenek telah membuat Gothel yang jahat-pun jatuh hati.

Sayangnya gadis itu seringkali bersedih karena selalu dikurung di laboratorium pribadi milik nenek itu. Tak ada yang tahu ada seorang gadis menawan hati tinggal di dalam laboratorium. Tak seorangpun dibiarkan masuk laboratorium yang dilengkapi password yang hanya bisa dibuka dengan sidik jari telapak tangan nenek.

Jika Nenek Gothel datang biasanya dia berteriak memanggil Rapunzel agar mendekat ke pintu karena pintu hanya bisa dibuka bila telapak tangan Nenek menempel di bagian luar pintu dan rambut panjang Rapunzel menempel pada sensor di bagian dalam pintu. Pengamanan aneh seperti itu sengaja dirancang Si Nenek agar tak seorangpun bisa masuk ke laboratorium meskipun suatu ketika ada orang yang berhasil mencopy dan membuat tiruan sidik jari si Nenek.

Nenek Gothel biasanya datang ke tempat Rapunzel untuk mengantarkan makanan atau pada saat tubuhnya yang terasa letih ingin dipijat oleh Rapunzel. Satu dua kali dia meminta Rapunzel membantunya mendandani wajahnya yang cantik. 


Kadangkala dia datang untuk menumpahkan caci makinya pada orang lain yang telah membuatnya marah, biasanya Rapunzel mendengarkan dengan penuh perhatian sambil menghibur Si Nenek. Keelokan pribadi Rapunzel tersebut-lah yang telah membuat Si Nenek berulangkali menunda keinginannya untuk mengambil organ tubuh Rapunzel.

^_^

Bukan Pangeran bukan Ksatria
yang dapat menolong Rapunzel
Hanya dengan kepercayaan diri
Hanya dengan keberanian
Kebebasan datang menjelang

 
Namun akhirnya Nenek Gothel berhasil menekan rasa sayangnya dan merasa bahwa dirinya sudah saatnya melakukan transfer organ pertama Rapunzel kepada dirinya. Walaupun demikian, keelokan budi Rapunzel telah membuat Nenek Gothel merasa sayang untuk membunuh Rapunzel. Karenanya dia tidak bermaksud mengambil organ tubuh yang sekiranya akan berakibat fatal pada Rapunzel.

Untuk saat ini Nenek Gothel ingin mengambil ginjal sebelah kiri Rapunzel. Kebetulan ginjal nenek sebelah kiri pernah terkena infeksi menahun hingga kurang berfungsi dengan baik lagi. Sementara kedua ginjal Rapunzel berfungsi sangat baik.

Untuk keperluan pencangkokkan itu dia menghubungi temannya, seorang dokter bedah di kota itu untuk mensurvei dirinya dan Rapunzel. Malangnya Si Nenek lupa tidak mengatakan bahwa pemeriksaan ini bersifat rahasia. Maka si dokter bedah yang tengah pergi keluar kota, mengutus seorang murid paling cerdas yang sangat dipercayainya untuk datang ke rumah nenek. Karena kebetulan hujan lebat dan angin bertiup kencang, si laki-laki muda berusia tujuh belas tahun yang bernama Pangeran tersebut memakai jubah dan tutup kepala pelindung hujan.

Si Nenek yang tidak menyadari bahwa yang datang bukan sahabatnya mempersilahkan masuk ke laboratorium. Kebetulan potongan tubuh Pangeran yang tinggi ceking dengan wajah lonjong, hidung bulat kecil, bibir tebal kehitaman dan berkulit gelap, sangat mirip dengan sobat dokternya.

Dengan terheran-heran Pangeran melihat bagaimana Nenek Gothel membuka pintu laboratorium dengan menempelkan telapak tangannya. Dia jauh lebih heran lagi melihat seorang perempuan muda terkurung di dalam laboratorium. Siapakah gerangan perempuan yang akan diperiksanya ini?.

Singkat cerita Nenek Gothel membiarkan tamunya memeriksa Rapunzel dan kemudian tatkala si tamu hendak memeriksa dirinya, tahulah dia bahwa tamu tersebut bukan sahabatnya. Si Nenek terpaksa pura-pura tidak terkejut dengan kejadian itu dan membiarkan lelaki tujuh belas tahun itu memeriksa dirinya. Nenek Gothel merasa perlu menghargai laki-laki ini, karena dia tidak ingin menyakiti hati sahabatnya yang telah mengutusnya.

Tentu saja hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuh kedua orang itu baik-baik saja. Hasil pemeriksaan sampel darah, urin dan sebagainya yang akan diberitahukan beberapa hari kemudian nampaknya hasilnya juga bagus.

Si Pangeran hatinya bertanya-tanya ingin tahu siapa perempuan sederhana tetapi memiliki tutur kata dan tingkah laku sangat mempesona yang baru saja selesai diperiksanya. Selaku seorang laki-laki dewasa yang terlatih berpikir cepat, Pangeran memanfaatkan otaknya untuk mencari cara melakukan penyelidikan lanjutan. Diam-diam sewaktu memeriksa Si Nenek dia membuat scan telapak tangan si nenek dengan dalih pemeriksaan. Hasil scan tersebut akan dibuat tiruan sidik jari di bengkel milik universitas.

Maka tatkala ditugaskan gurunya untuk menyerahkan hasil uji sampel darah, Pangeran sengaja mengendap-endap menuju laboratorium untuk mengetahui lebih jauh tentang diri Rapunzel. Diserunya Rapunzel untuk menempelkan rambutnya agar pintu dapat terbuka. Kagetnya baru saja pintu berhasil dibuka, yang ada di dalam laboratorium adalah Si Nenek yang telah curiga Si Pangeran akan datang kembali menemui Rapunzel.

Wajah Nenek Gothel yang putih bersih semburat kemerahan -- menggambarkan amarah yang meluap-luap kala tangannya melemparkan rambut Rapunzel yang telah dipotongnya ke wajah Pangeran sambil meneriakkan caci maki. Rupanya si nenek bersembunyi di dalam laboratorium menggantikan Rapunzel yang telah diikat di menara air di samping laboratorium. Kemudian Si Nenek tanpa basa-basi menembak kepala Pangeran hingga tubuh kurus kering itu terhuyung-huyung terdorong keluar dari laboratorium.

Malangnya Nenek Gothel lupa bahwa bila terdengar suara ledakan maka pintu laboratorium akan otomatis menutup untuk mengamankan isinya. Jadilah Si Nenek terjebak di dalam laboratorium karena rambut Rapunzel yang dibutuhkan untuk membuka pintu telah dilemparkannya keluar laboratorium.


Dia menangis melolong-lolong sambil menggedor-gedor pintu laboratorium. Hatinya merana sedih sekali. Bukan karena gagal mendapatkan ginjal Rapunzel, tetapi lebih karena Nenek Gothel takut sekali kehilangan seseorang yang selama ini sangat mengagumi dan memperhatikan dirinya. Diam-diam lubuk hati terdalam Nenek Gothel merindukan kedekatan dengan Rapunzel. Rasa sayang telah mekar di hatinya. Rasanya dia tidak sanggup membayangkan hidup terpisah dari Rapunzel.


Sebenarnya alasan dia mengurung Rapunzel di dalam laboratorium telah berubah sejak beberapa tahun lalu. Bukan lagi karena tak ingin kehilangan calon donor organ tubuh, tetapi karena takut kehilangan seorang teman dengan pribadi sangat mempesona.

Sementara Rapunzel yang diikat di dalam menara air berusaha keras membebaskan diri tatkala mendengar suara ledakan pistol. Setelah berusaha dengan keras akhirnya dia berhasil mengigit putus tali yang mengikatnya. Untunglah Si Nenek tidak tega untuk mengikat Rapunzel dengan rantai, sehingga dia hanya mengikatnya dengan tali rami.


Diam-diam Rapunzel telah terbangkitkan kesadaran untuk bebas sebagaimana manusia dewasa lainnya setelah mendengar cerita-cerita menarik dari Sang Pangeran saat memeriksanya beberapa hari yang lalu. Rapunzel sangat tertarik dengan dunia luar penuh warna yang diceritakan Si Pangeran yang cerdas itu. Berbekal tekad itulah, maka dengan penuh semangat dikaitkan rambutnya pada jendela menara itu, lalu dirinya turun ke bawah dengan berpegangan pada rambutnya .

Tatkala dilihatnya Pangeran tergeletak berlumuran darah, cepat-cepat dibalutnya luka Pangeran dengan sobekan bajunya dan diikatnya dengan potongan rambutnya. Kemudian Rapunzel menggendong Pangeran untuk mencari pertolongan. Untunglah kesehatan tubuh Rapunzel sangat diperhatikan oleh Nenek Gothel, sehingga tubuh Rapunzel cukup kuat untuk berlari sambil memondong tubuh Pangeran yang kebetulan bertubuh kurus kering itu.

Rapunzel sadar bahwa dirinya harus berlari sekencang mungkin agar Pangeran dapat secepatnya mendapatkan pertolongan. Hampir dua puluh kilometer Rapunzel berlari naik turun bukit berbatu sambil menggendong Pangeran di punggungnya sampai sandal yang dikenakannya putus dan dirinya berlari dengan kaki telanjang -- saat Rapunzel berhasil menemui tetangga terdekatnya. Tetangga itu dengan senang hati mengantarkan mereka berdua ke rumah sakit.

^_^

Hanya setelah percaya diri dibangkitkan
Rapunzel mampu atasi kesulitan
Pangeran hanya menunjukkan peluang
Selebihnya Rapunzel yang berjuang


Rapunzel dengan sabar menemani Sang Pangeran yang tregeletak pingsan di rumah sakit. Dia juga menyumbangkan darahnya tatkala dokter mengatakan Pangeran butuh transfusi darah. Dalam keadaan kritis tersebut, kebetulan ada sepasang dokter spesialis bedah kepala kenamaan dari negeri jauh sedang berlibur ke kota kecil itu.

Sepasang dokter itu dengan senang hati membantu mengeluarkan peluru dari kepala Pangeran. Sepasang dokter itu juga menjahit luka-luka menganga di sekujur kaki Rapunzel yang tidak dirasakannya selama berlari sambil menggendong Pangeran yang terluka.

Setelah siuman Si Pangeran menceritakan tentang penyelidikannya, kemudian Rapunzel juga menceritakan kisah hidupnya yang dihabiskan di dalam laboratorium. Suami istri dokter bedah itu teringat peristiwa hilangnya anak mereka enam belas tahun lalu. Maka disadarinya bahwa gadis dengan tingkah laku dan tutur kata menarik hati di hadapan mereka adalah anak yang selama ini hilang. Akhirnya mereka bisa menemukan anaknya setelah si anak dewasa.

Diam-diam Si Ibu sangat bangga pada Rapunzel, walaupun tidak secantik dirinya tapi kepribadian anak itu nampak jauh lebih tangguh dan jauh lebih mempesona dibanding kepribadian dirinya waktu seusia anak itu.

Kemudian suami istri tersebut menceritakan kisah kehilangan anak yang membuat mereka bertekad menjadi ahli kedokteran sehingga bisa menguak rahasia dibalik pertanyaan-pertanyaan si Nenek sebelum mencuri anak mereka. Setiap tahun mereka berdua sengaja datang ke kota-kota jauh dimana dicurigai terjadi transfer organ secara gelap untuk mencegahnya, sembari mencari kabar anak mereka hidup atau mati, karena dugaan suami istri ini si anak diculik oleh pencuri organ tubuh manusia.

Mereka bertiga bertangis-tangisan mensyukuri takdir Tuhan yang mempertemukan mereka saat ini. Singkat cerita Nenek Gothel ditangkap dan dipenjarakan karena kejahatannya, demikian juga dokter sahabatnya yang ternyata banyak melakukan praktek tranfer organ secara gelap di kota kecil itu.

Sementara Rapunzel dan Pangeran yang telah saling jatuh cinta memutuskan untuk menikah, mengikuti jejak kedua orang tua Rapunzel yang menikah sesaat sebelum masuk Universitas. Beberapa tahun kemudian nampak Pangeran yang menggendong anak sedang berjalan beriringan dengan Rapunzel yang mendorong kereta bayi sambil bercanda di taman universitas di Kotaraja tempat Sang Pangeran melanjutkan sekolah sambil bekerja.


Sementara Rapunzel memutuskan berkarir sebagai penulis cerita anak-anak di sela-sela kesibukannya mengasuh kedua anaknya. Masa depan penuh harapan nampaknya telah menanti pasangan remaja belasan tahun tersebut (Undil -2010).

Cerita terinspirasi kisah Rapunzel karya Grimm Bersaudara
Vic Parker, 2009, 100 Cerita Klasik, BIP Gramedia, Jakarta


tags: cerita anak, cerita pendek, cerpen, cerita dunia, rapunzel si rambut emas, rapunzel yang gigih.

Jumat, 03 Desember 2010

Antara Sahabat dan Keyakinan

Kisah Abu Nawas kali ini dengan judul "Antara Sahabat dan Keyakinan"

Berikut Kisahnya:

"Abu Nawas...." kata Baginda Raja Harun Al-Rasyid.
"Daulat Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas.
"Aku akan beterus terang kepadamu bahwa kali ini engkau aku panggil bukan untuk kupermainkan atau aku perangkap.
Tetapi aku benar-benar memerlukan bantuanmu." kata Baginda.

"Apakah gerangan yang bisa hamba lakukan untuk paduka?" tanya Abu Nawas.

Pertanyaan Baginda:
"Ketahuilah bahwa beberapa hari yang lalu aku mendapat kunjungan dari negeri sahabat, kebetulan rajanya beragama Yahudi.
Raja itu adalah sahabat karibku hingga begitu berjumpa denganku, dia langsung mengucapkan salam secara Islam.
Aku tidak menduga sama sekali.

Tanpa pikir panjang aku membalas salamnya sesuai dengan ajaran agama kita yaitu kalau mendapat salam dari orang yang tidak beragama Islam hendaklah engkau jawab dengan Wassamualaikum (kecelakaan bagi kamu).
Tentu saja dia merasa tersinggung.
Dia menaynyakan mengapa aku tega membalas salamnya yang penuh doa keselamatan dengan jwaban yang mengandung kecelakaan.

Saat itu sungguh aku tak bisa berkata apa-apa selain diam.
Pertemuanku dengan dia selanjutnya tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Aku berusaha menjelaskan bahwa aku hanya melaksanakan apa yang dianjurkan oleh ajaran Islam, akan tetapi dia tidak bisa menerima penjelasanku.

Aku merasakan bahwa pandangannya terhadap Islam tidak semakin baik, tetapi sebaliknya.
Namun bila engkau mempunyai alasan lain yang bisa aku terima, kita akan tetap bersahabat, begitu kata sahabat karibku itu."

"Kalau hanya itu persoalannya, mungkin hamba bisa memberikan alasan yang dikehendaki Raja sahabat paduka itu yang mulia." kata Abu Nawas meyakinkan Baginda.

Mendengar kesanggupan Abu Nawas, Baginda amat riang dan Raja pun berulang-ulang menepuk pundak Baginda.
Wajah Baginda yang semula gundah gulana seketika itu berubah cerah.

"Cepat katakan wahai Abu Nawas, jangan biarakan aku menunggu." kata Baginda tak sabar.

Jawaban Abu Nawas:
"Baginda yang mulia...memang sepantasnyalah kalau Raja Yahudi itu menghaturkan ucapan salam keselamatan dan kesejahteraan kepada Baginda.
Karena ajaran Islam memang menuju keselamatan dari siksa api nerakan dan kesejahteraan menuju surga.

Bukankah Islam mengajarkan tauhid yang berarti tidak menyekutukan Allah SWT, juga termasuk tidak menganggap Allah mempunyai anak.
Nah ajaran tauhid ini tidak dimiliki oleh agama-agama lain termasuk agama yang dianut Raja Yahudi sahabat paduka itu.

Ajaran agama Yahudi menganggap Uzair adalah anak Allah.
Maha Suci Allah dengan anggapan itu dan tidak pantas Allah mempunyai anak.
Sedangkan orang Islam membalas salam dengan ucapak Wassamualaikum (kecelakaan bagi kamu) bukan berarti mendoakan agar kamu celaka.
Akan tetapi semata-mata karena ketulusan dan kejujuran Islam yang masih bersedia memperingatkan orang lain atas kecelakaan yang akan menimpa bila mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan yang keliru."

Seketika itu juga kegundahan Baginda Raja Harun Al-Rasyid sirna.
Kali ini saking gembiranya, Baginda menawarkan agar Abu Nawas memilih sendiri hadiah apa yang disukai.
Namun Abu Nawas tidak memilih apa-apa karena ia berkeyakinan bahwa tak selayaknya ia menerima upah dari ilmu agama yang ia sampaikan,

Mohon maaf untuk yang beragama lain selain Islam.
Semata hanya kisah saja yang dicuplik dari lembaran hadits Rasulullah SAW yang diulas melalui cerita agar lebih mudah dipahami.