Rabu, 30 September 2009

Kerbau dan Kambing

Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.

Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, "Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan."

Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.

Senin, 28 September 2009

Pemilu 2009

Hmmm...pemilu udah lama usai. Pencontrengan wakil-wakil kita di parlemen telah terlihat hasilnya. Hasil perhitungan suara yang dikeluarkan KPU (Komisi Pemilihan Umum) menunjukkan Partainya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yaitu Partai Demokrat berhasil meningkatkan perolehan suaranya dari sekitar 8% di pemilu tahun 2004, menjadi sekitar 20% di pemilu 2009. Disusul Golkar dan PDIP yang pada pemilu kali ini tergeser posisinya oleh Partai Demokrat. Pada pemilihan presiden-pun, SBY yang diusung Demokrat kembali memenangkan pemilihan presiden dengan sekitar 60% suara.

Pada pemilu 2009, pada umumnya partai-partai mengalami penurunan suara, kecuali Demokrat dan PKS. Ada juga dua partai baru yang muncul dengan suara cukup signifikan, yaitu Hanura-nya Wiranto dan Gerindra-nya Prabowo.

Perolehan beberapa Partai berbasis massa Islam seperti PAN, PBB dan PPP mengalami penurunan. Jumlah total suara partai Islam juga menurun. Namun ada fakta yang menarik. Heboh undang-undang anti pornografi tahun lalu, yang pengesahannya juga didukung oleh Demokrat ternyata tidak membuat suara partai itu menurun.

Dukungan SBY dan Demokrat terhadap undang-undang yang oleh segelintir orang dituduh sebagai undang-undang yang bernuansa Islam tersebut – tidak membuat perolehan suara partainya SBY menurun.

Juga pemerintahan SBY yang tidak melakukan pembatalan perda-perda (peraturan daerah) di beberapa daerah -- yang dituding beberapa kelompok di Indonesia sebagai perda yang diwarnai ajaran Islam – ternyata tidak menyurutkan popularitas pemerintahan SBY. Dus, kenaikan suara Demokrat menunjukkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan pemerintah tidak bertentangan dengan keinginan rakyat.

Sejumlah kecil kelompok di Indonesia memang menghendaki Islam hanya berada di ruang kehidupan pribadi. Tidak dibawa-bawa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah harapan yang susah diwujudkan di masyarakat yang demokratis.

Seperti halnya ajaran-ajaran sekuler yang mewarnai masyarakat sekuler di Eropa dan Amerika, ajaran-ajaran Islam dengan sendirinya akan mewarnai masyarakat muslim di Indonesia. Termasuk dalam pembuatan undang-undang dan kebijakan-kebijakan pemerintah. Satu hal yang alami bahwa negara mengadopsi aspirasi rakyatnya.

Mulai diterimanya sistem ekonomi non riba (tanpa bunga) adalah salah satu contoh bahwa negara mulai mengikuti keyakinan yang dianut rakyatnya. Fenomena tersebut mau tak mau harus diterima sebagai kenyataan yang tak bisa dihindari (bandung-sept-2009)





Kamis, 24 September 2009

Presiden Impian di Kala Musim Mudik Lebaran

Seperti apakah peran Presiden (atau siapapun pejabat yang ditunjuk presiden) yang aku impikan di saat jutaan manusia secara bersamaan melakukan perjalanan jauh pulang ke kampung halaman?. Sebenarnya aku pernah membaca beberapa dari point-point di bawah ini dari artikel Koran.

Pada intinya Seorang Presiden impian di saat mudik lebaran adalah Presiden yang peduli dan mengerahkan seluruh fasilitas negara, termasuk kendaraan militer untuk melayani jutaan rakyat mudik ke tempat asalnya. Ciri-ciri Sang Presiden impian diantaranya adalah:

1. Pengerahan Truk-truk Militer untuk Angkut Pemudik
Presiden yang memerintahkan angkatan bersenjata untuk mengerahkan truk-truk militer dan angkutan darat lainnya milik militer untuk mengangkut jutaan orang yang akan mudik. Dengan dikerahkannya angkutan massal seperti truk-truk pengangkut pasukan, diharapkan akan tersedia angkutan dalam jumlah besar untuk mengangkut orang-orang yang selama ini mudik memakai sepeda motor.

2. Pengerahan Kapal Perang untuk Pemudik antar Pulau
Presiden yang memerintahkan angkatan laut untuk mengerahkan semua kapal yang dimilikinya untuk mengangkut pemudik antar pulau, sehingga penumpukan penumpang di pelabuhan-pelabuhan dapat dikurangi karena sebagian pemudik telah terangkut dengan kapal-kapal perang. Jika memungkinkan pesawat Hercules-pun bisa dikerahkan untuk mengangkut pemudik jarak jauh.

3. Pengerahan Kendaraan Milik Pemerintah
Presiden yang memerintahkan departemen-departemen pemerintahan untuk mengerahkan semua bis-bis yang dimilikinya untuk mengangkut pemudik, terutama pemudik yang merupakan pekerja berpenghasilan rendah yang pekerjaannya terkait dengan departemen tersebut.

4. Partisipasi Gubernur
Presiden yang memerintahkan gubernur-gubernur untuk mengerahkan angkutan darat yang bisa disediakan oleh pemda untuk menjemput pemudik yang berasal dari propinsi mereka. Dengan pengerahan bis secara besar-besaran oleh pemda diharapkan dapat mengurangi penumpukan penumpang kereta api kelas ekonomi di stasiun kereta api, karena para pemudik dapat mempergunakan transportasi murah yang disediakan oleh daerah asalnya. Kesanggupan gubernur dalam menyediakan angkutan massal untuk pemudik ini selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah pusat dalam meluluskan atau menolak permintaan subsidi bagi proyek-proyek transportasi di daerah.

5. Insentif buat Perusahaan yang Menyediakan Angkutan Massal
Presiden yang memberi insentif pada perusahaan yang menyediakan angkutan massal buat konsumennya. Contohnya perusahaan mie instan yang menyediakan bis untuk para tukang mie, pabrik motor yang menyediakan bis untuk pembeli motor dan operator telekomunikasi yang menyediakan angkutan untuk konsumennya.

6. Subsidi Pengecekan Kelayakan Kendaraan
Presiden yang memerintahkan semua agen dan distributor kendaraan bermotor untuk menyediakan fasiltas pengecekan murah/gratis atas kendaraan pemudik sebelum masa mudik tiba. Dengan kendaraan yang telah dipersiapakan dengan baik diharapkan tingkat kecelakaan karena faktor kendaraan dapat berkurang.

7. Dikoordinasi Seorang Menteri
Presiden yang mengangkat salah satu menteri koordinator sebagai penanggung jawab hajatan mudik nasional. Menteri ini bertugas merencanakan anggaran yang dibutuhkan, dan kemudian mengkoordinasikan pengangkutan penumpang dengan fasilitas pemerintah maupun oleh perusahaan angkutan umum. Secara garis besar Pak Menteri dianggap berhasil bila acara mudik nasional menjadi lancar dan nyaman dengan harga tiket yang rasional.

8. Reputasi Gubernur dan Kapolda dipertaruhkan
Presiden yang memerintahkan Kapolda dan Gubernur untuk bertanggung jawab penuh atas keamanan pemudik di wilayah kerjanya. Artinya semakin sedikit tingkat kecelakaan dan kriminalitas berarti reputasi dua pejabat tersebut semakin baik di mata presiden dan selanjutnya dipertimbangkan dalam pemberian subsidi pemerintah pusat pada pemerintah daerah

Minggu, 20 September 2009

Idul Fitri 1430 H

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Taqobalallahu minna waminkum
Semoga Allah Menerima Amal Ibadah Kita


undil





Selamat Idul Fitri 1430 H

Teman,
datanglah ke tempatku
kita bersama duduk di ruang tamu
yang kusediakan khusus untukmu
di hari kemenangan melawan hawa nafsu
Hari ini lupakan semua keluh kesahmu,
tinggalkan semua harapan
yang tak terpenuhi olehku,
buang semua kekesalan hatimu
karena ketidaksempurnaanku,
ambil dan jemurlah semua pernak-pernik
persahabatan kita yang mulai berjamur,
agar matahari fitri membuatnya indah lagi.

Teman, di hari fitri ini aku ingin engkau tahu
bahwa aku telah berusaha sekuat tenaga untukmu,
kulakukan semua untuk kebahagiaanmu,
walaupun aku tahu itu tak akan memuaskanmu
Aku makhluk yang punya kepentingan ini dan itu
yang bisa jadi bertentangan dengan keinginanmu
Tapi percayalah aku tidak mengabaikanmu,
atau sengaja merugikan dirimu
Aku ada untukmu sesuai kemampuanku,
Di pagi hari fitri ini aku berharap
sudilah dirimu mengerti keadaanku,
dan mau melupakan semua kekecewaanmu
kumohon kau ulurkan maafmu untukku
agar ringan beban hatiku padamu

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Taqobalallahu minna waminkum
Semoga Allah menerima amalan kita





Selasa, 15 September 2009

KANCIL DAN TIKUS

Di hutan hiduplah dua ekor kancil. Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil
itu bersaudara. Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik dari
Manggut. Walaupun mereka bersaudara, tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca
rajin dan baik hati.
Sedangkan Manggut pemalas dan suka menjahili teman.
Suatu hari Manggut kelaparan. Tetapi Manggut malas mencari makan. Akhirnya Manggut
mencuri makanan Kanca. Waktu Kanca menanyai kepada Manggut di mana makanannya,
Manggut menjawab dicuri tikus.
"Ah, mana mungkin dimakan tikus!" kata Kanca.
"Iya, kok! Masa sama kakaknya tidak percaya!" jawab Manggut berbohong.
Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah Manggut
mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca percaya juga. Kanca memanggil tikus ke
rumahnya.
"Tikus, apakah kamu mencuri makananku?" tanya Kanca pada tikus.
"Ha? Mencuri? Berpikir saja aku belum pernah!" jawab tikus.
"Ah, si tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong," kata
Manggut.
"Ya, sudahlah! Tikus, sebagai gantinya ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi
aku juga mengambil makanan dari sana, kok!" kata Kanca mengakhiri percakapan.
Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai.
Sebenarnya tikus tahu kalau Manggut yang mencuri makanan. Sementara itu, di bagian
sungai yang lain, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang
perangkap tikus agar tikus terperangkap.
Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, tikus melihat
perangkap. Tikus yakin kalau perangkap itu dipasang oleh
Manggut. Tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus berpura-pura
tenggelam dalam sungai.
"Aaa...
Manggut, tolong aku...!" teriak tikus. Mendengar itu Manggut segera menolong tikus. Tikus
meminta Manggut mengantarkannya ke seberang sungai. Manggut tidak bisa berbuat apaapa.
Ia mengantarkan tikus ke seberang sungai.
Sesampai di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil makanan.
Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus. Manggut
menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

MONI, MONYET YANG LICIK

Siang itu angin berhembus sepoi-sepoi. Moni duduk di dahan sambil mengantuk. Tiba-tiba
perutnya berbunyi keroncongan dan terasa lapar. Ia membayangkan betapa enaknya bila
makan buah-buahan. Tetapi ia kemudian tersentak mengingat kata-kata temannya. Ia
dikatakan sebagai si Serakah, si Rakus, si Tukang Makan, dan sebagainya. Bahkan ia
terngiang kata-kata pak tani yang memarahinya. "Awas, kalau mencuri lagi! Kubunuh, Kau!
Kalau kau ingin makan buah-buahan tanamlah sendiri! Bekerja dan berusahalah dengan
baik!" kata petani dengan geram. Bulu kuduknya berdiri ketika ia teringat pernah dipukuli
ketika mencuri pisang dan mangga di kebun pak tani.
Moni kemudian berpikir bagaimana cara mendapatkan
makanan agar tidak dimarahi orang. "Ah, lebih baik saya
mencari sahabat karibku! Mudah-mudahan ia dapat
membantuku," kata Moni dalam hati. Ia kemudian turun
dari pohon dan berjalan mencari katak sahabat karibnya.
Setibanya di pematang sawah, sambil bernyanyi ia
memanggil sahabat karibnya tersebut.
"Pung... ketipung ... pung! He... he... he...! Katak sahabatku, mengapa engkau sudah lama tak
muncul? Ini sahabatmu datang! Saya rindu sekali padamu! Muncullah ... muncullah!"
Mendengar nyanyian tersebut katak muncul sambil bernyayi "Teot... teot! Teot... teblung!
Ini aku si Katak datang!" Aku juga rindu padamu. Bagaimana aku muncul, bila kau sendiri
tak muncul?" Kedua binatang tersebut kemudian berbincang-bincang untuk melepaskan
kerinduannya. Pada kesempatan itu juga si Monyet menyampaikan maksudnya.
"Katak sahabatku, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk menanam buah-buahan," ajak
monyet. "Wah, saya setuju sekali. Tetapi buah apa ya yang paling enak dan paling mudah
ditanam?" jawab Katak. "Lebih baik kita menanam pisang saja! Bibitnya mudah didapat
dan cara menanamnyapun mudah, bagaimana?" kata monyet sambil bertanya. "Baiklah,
saya akan mencari bibitnya. Biasanya banyak batang pohon pisang yang hanyut di sungai.
Mari kita ke tepi sungai!" jawab katak sambil mengajak monyet. Mereka kemudian ke tepi
sungai sambil berbincang-bincang dengan akrabnya. Sesampainya di tepi sungai ia
bermain-main sambil menunggu bila ada batang pisang yang hanyut. Benar juga! Tak lama
kemudian ada sebatang pohon pisang yang hanyut.
"Nah, itu dia!" Teriak katak sambil menunjuk batang pisang yang hanyut. "Mari kita seret
ke tepi!" ajak moni. "Mari!" jawab katak. Mereka terjun ke sungai dan menyeret batang
pisang ke tepi sungai. Sesampainya di tepi, mereka angkat batang pisang itu ke daratan.
Mereka kemudian menunggu kalau ada batang pisang yang hanyut lagi tetapi tak kunjung
datang. "Menunggu itu membosankan," kata monyet menggerutu. "Ya, kalau begitu besok
kita ke sini lagi! Kita tunggu bila ada batang pisang yang hanyut lagi! Yang ini untukku,"
kata katak sambil memegang batang pisang. "Ah, jangan curang! Ini milik kita berdua. Dari
pada menunggu sampai besok sebaiknya kita bagi saja batang pohon pisang ini sekarang,"
kata monyet.
"Baiklah, kita potong saja batang pohon pisang ini menjadi dua. Kamu bagian bawah sedang
saya yang bagian atas" kata katak. "Ah, jangan curang! Yang dapat berbuah kan bagian
atas! Saya sangat memerlukan buah itu dari pada kamu. Nanti yang bagian bawah juga
dapat berbuah," kata monyet membujuk katak. "Baiklah, kita kan bersahabat. Seorang
sahabat haruslah saling mengerti dan saling menolong. Kita tidak boleh bertengkar hanya
karena perkara kecil. Bawalah yang bagian atas! Saya cukup yang bagian bawah saja," kata
katak penuh perhatian. Mereka akhirnya membawa bagian masing-masing ke hutan. Moni
membawa batang pisang bagian atas dan katak bagian bawah untuk ditanam.
Setiap sebulan sekali monyet mengunjungi katak. Mereka saling menanyakan tanamannya.
"Bagaimana tanaman pisangmu?" tanya moni. "Ha... ha..., lihat saja itu! Subur bukan?!
Tanamanku sangat subur. Daunnya begitu lebat." Jawab katak sambil menunjukkan
tanamannya. "Bagaimana dengan tanamanmu?" tanya katak lebih lanjut. "Wah...,
tanamanku juga demikian!" jawab moni membohongi temannya. Ia bohong karena
tanamannya sudah mati. Batang bagian atas tak mungkin hidup bila ditanam. Bulan
berikutnya moni datang lagi. Ia bertanya kepada katak tentang tanamannya. "Bagaimana
tanamanmu?" tanya moni.
"Wah, tanaman pisangku sangat subur, dan sekarang sudah berbuah. Bagaimana pula
tanamanmu?" jawab katak sambil menanyakan tanaman si Moni. "Demikian juga
tanamanku, sudah berbuah. Bahkan buahnya besar-besar," jawab moni berbohong. Mereka
kemudian berbincang-bincang sambil bergurau. Setelah selesai, moni kembali ke hutan.
Pada kunjungan berikutnya ternyata buah pisangnya sudah masak tetapi katak tidak
dapat memetiknya karena tidak dapat memanjat pohon pisang tersebut. Katakpun
meminta bantuan kepada moni yang sedang berkunjung. "Moni, tolong petikkan pisangku
yang sudah masak itu!" pinta katak kepada moni.
"Wah, dengan senang hati, mari kita ke sana!" jawab moni sambil mengajak katak. Monipun
segera memanjat pohon pisang dan sesampainya di atas ia segera memetik dan mencoba
memakannya. "Wah, ranum benar pisangmu!" teriak moni dari atas pohon pisang. "Hai
moni, jangan kau makan sendiri saja. Cepat petikkan sesisir dulu untukku" teriak katak
sambil memohon. "Ya, nanti dulu! Aku belum selesai memakannya. " sahut moni. Satu, demi
satu dimakannya pisang tersebut oleh moni, setiap katak meminta ada saja jawaban si
Moni. Katak tak pernah diberi. Bahkan si Katak hanya dilempari kulitnya.
"Kamu lebih baik makan kulitnya saja, Tak! Ini bagianmu, terimalah! kata moni. Katakpun
berang dilecehkan oleh moni. Ia pun berkata dalam hati untuk memberikan pelajaran
kepada moni yang serakah tersebut. "Baiklah, habiskan saja pisangku. Aku sudah tak
berminat lagi. Aku sudah kenyang makan nyamuk. Makanan utamaku kan nyamuk, bukan
pisang seperti makananmu." kata katak dengan kesal. "Ha... ha... ha..., katak...katak...,
salahmu sendiri kamu tak dapat memanjat. Kamu hanya dapat meloncat-loncat saja. Coba
perhatikan saya! Saya dapat berjalan, meloncat dan memanjat. Makanankupun lebih
banyak jenisnya daripada kamu. Kamu lebih baik makan nyamuk saja. Pisang ini sebenarnya
untukku bukan untukmu," kata moni dengan congkak.
"Dasar moni serakah! Sudahlah, jangan banyak bicara! Cepat habiskan saja pisangku!
Sebentar lagi batangnya akan saya tebang," kata katak dengan marah. Selesai berbicara
katakpun mulai menebang batang pohon pisangnya. Moni segera mempercepat makannya.
Tak terasa ia mulai kenyang dan mengantuk. Batang pohon pisang mulai bergoyang dan
akan roboh tetapi moni tak dapat menahan kantuknya. Lebih-lebih goyangannya batang
pohon pisang dianggapnya sebagai ayunan yang meninabobokkan. Akhirnya ia jatuh.
Perutnya terkena ujung pohon kayu kering yang runcing dan badannya tertimpa batang
pohon pisang.
HIKMAH :
Janganlah menjadi seorang yang serakah, karena keserakahan bisa menyebabkan
kesulitan/musibah pada diri kita.

keledai pembawa garam

Pada suatu hari di musim panas, tampak seekor keledai berjalan di pegunungan. Keledai
itu membawa beberapa karung berisi garam di punggungnya. Karung itu sangat berat,
sementara matahari bersinar dengan teriknya. "Aduh panas sekali. Sepertinya aku sudah
tidak kuat berjalan lagi," kata keledai.
Di depan sana, tampak sebuah sungai. "Ah, ada
sungai! Lebih baik aku berhenti sebentar," kata keledai dengan
gembira. Tanpa berpikir panjang, ia masuk ke dalam
sungai dan byuur! Keledai itu terpeleset dan tercebur. Ia
berusaha untuk berdiri kembali, tetapi tidak berhasil.
Lama sekali keledai berusaha untuk berdiri. Anehnya,
semakin lama berada di dalam air, ia merasakan beban di
punggungnya semakin ringan. Akhirnya keledai itu bisa
berdiri lagi. "Ya ampun, garamnya habis!" kata tuannya
dengan marah. "Oh, maaf! garamnya larut di dalam air
ya?" kata keledai.
Beberapa hari kemudian, keledai mendapat tugas lagi untuk membawa garam. Seperti
biasa, ia harus berjalan melewati pegunungan bersama tuannya. "Tak lama lagi akan ada
sungai di depan sana," kata keledai dalam hati. Ketika berjalan menyeberangi sungai,
keledai menjatuhkan dirinya dengan sengaja. Byuuur!. Tentu saja garam yang ada di
punggungnya menjadi larut di dalam air. Bebannya menjadi ringan. "Asyik! Jadi ringan!"
kata keledai ringan. Namun, mengetahui keledai melakukan hal itu dengan sengaja,
tuannya menjadi marah. "Dasar keledai malas!" kata tuannya dengan geram.
Keesokan harinya, keledai mendapat tugas membawa kapas. Sekali lagi, ia berjalan
bersama tuannya melewati pegunungan. Ketika sampai di sungai, lagi-lagi keledai
menjatuhkan diri dengan sengaja. Byuuur!. Namun apa yang
terjadi? Muatannya menjadi berat sekali. Rupanya kapas
itu menyerap air dan menjadi seberat batu. Mau tidak mau,
keledai harus terus berjalan dengan beban yang ada di
punggungnya. Keledai berjalan sempoyongan di bawah terik
matahari sambil membawa beban berat dipunggungnya.
HIKMAH :
Berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Karena tindakan yang salah akan menyebabkan
kerugian bagi kita.

Minggu, 13 September 2009

Cerpen Haji Wage: Manfaat Standar Perilaku & Disiplin yang Tinggi

Siang hari saat istirahat kantor, Haji Wage bergegas ke masjid untuk sholat berjamaah sekaligus menjadi moderator Ceramah Ramadhan yang digelar rutin oleh perusahaan di setiap usai Sholat Dhuhur. Begitulah Haji Wage, di sela-sela ritme pekerjaannya yang sangat padat, pengurus DKM Kantor ini masih meluangkan waktu untuk mencari penceramah-penceramah pilihan untuk memberi makna dan menyemarakkan suasana bulan Ramadhan di kantor.

Haji Wage juga adalah orang yang tak pernah absen di waktu Sholat Ashar berjamaah di masjid yang sama. Begitu juga di rumahnya – Sholat Maghrib dan Isya berjamaah adalah kebiasaannya sehari-hari. Saat Sholat Shubuh-pun, Haji Wage selalu menempati shaf yang terdepan sekalipun di rumahnya berjibun kesibukan rumah tangga yang menunggu untuk dibereskan oleh Sang Pakar Mesin Pendingin ini.

Tak hanya rajin berjamaah ke masjid, Haji Wage juga aktif mengkoordinir pengajian di masjid dekat rumahnya. Remaja-remaja di kompleksnya direkrut untuk melakukan aktifitas di lingkungan masjid. Mereka diajak untuk mengikuti bermacam-macam training, dari mulai training pengelolaan diri, manajemen waktu, kepemimpinan hingga training dasar tauhid untuk menangkal bahaya ajaran kelompok liberal yang mengintai lewat media massa.

Ditambah lagi dengan kegiatan menarik bagi remaja, seperti kegiatan festival teater, dan Porseni Remaja Masjid yang digelar secara rutin setiap tahun. Akibatnya, semenjak kehadiran Haji Wage, remaja-remaja di sekitar kompleks demen berlama-lama di masjid saking banyaknya kegiatan menarik yang dimotori oleh Sang Penasehat Handal bagi teman-temannya dalam hal jual beli laptop baru maupun bekaini.

^_^

Jika bertanya tentang sholat pada Haji Wage, janganlah bertanya sudah sholat belum, tapi tanyalah sholat berjamaah di masjid manakah hari ini?. Yah, standar kolektor handphone jadul ini bukan lagi sholat atau belum, tetapi sholat berjamaah dimanakah dia hari ini.

Standar tinggi Haji Wage sebenarnyalah telah bermula sejak dua puluh tahun yang silam, tatkala Wage kecil masih tinggal bersama keluarga di kampung halaman. Orang tua Haji Wage -- terutama Ibunya -- menerapkan standar yang tinggi dalam soal agama pada anaknya.

Ibunya bukan menyuruh Wage kecil untuk sekedar Sholat, tetapi menyuruhnya Sholat berjamaah ke masjid di setiap waktu sholat. Awalnya hanya setiap Maghrib dan Isya -- Wage kecil diajak Bapaknya untuk ikut Sholat berjamaah di Masjid.


Kemudian meningkat dengan Sholat Dhuhur dan Ashar. Terakhir setelah umur Wage menginjak 9 tahun -- barulah diajak Sholat Shubuh berjamaah ke Masjid. Sejak saat itu Ibunya tak pernah lupa membangunkan Wage kecil untuk ke Masjid setiap waktu shubuh tiba. Tentu saja sanksi pendisiplinan telah menunggu jika Wage kecil coba-coba menghindar dari Sholat berjamaah di masjid.

Disiplin itu nampaknya telah tertanam kuat dan jauh berakar ke dalam kepribadian Haji Wage, sehingga hampir tidak mungkin Haji Wage meninggalkan kebiasaan Sholat berjamaah hingga saat ini. Demikian juga dengan kebiasaaan mengaji Alquran setiap habis maghrib dan habis Sholat Shubuh tak pernah hilang dari diri Haji Wage. Rata-rata dalam satu bulan dia mengkhatamkan 30 juz Al Quran. Disiplin yang dilekatkan oleh orang tuanya telah tertanam begitu kokoh, tak bisa lepas dari dirinya.

Sebenarnya disiplin yang diajarkan keluarga Haji Wage bukan hanya dalam hal Sholat saja, tetapi juga dalam hal-hal kecil sehari-hari. Misalnya Haji Wage selalu menghabiskan makanan di piring setiapkali makan. Pantang baginya menyisakan makanan di piring, sekalipun dirinya tak begitu suka dengan cita rasanya. Ajaran disiplin menyisihkan uang jajan untuk diberikan pada tetangganya yang miskin, masih berbekas hingga kini dalam bentuk menjadi donatur tetap beberapa panti asuhan anak yatim dan poliklinik untuk kaum dhuafa di sekitar rumahnya.

Demikian juga dengan perlakuan pada kursi makan -- selalu dimasukkan kembali ke bawah meja makan setiap kali habis makan. Selalu memberikan kursi pada perempuan di bis kota, meja kerja yang selalu bersih, file-file draft di komputer yang rajin di delete sehingga hardisknya tak pernah berisi junk file, sepatu yang selalu disemir, baju tersetrika rapi & wangi, latihan renang seminggu dua kali, hingga laptop yang terawat baik adalah contoh bekas-bekas disiplin yang diajarkan orangtuanya kepada Wage kecil.

Standar tinggi yang diterapkan oleh orangtuanya membuat Haji Wage selalu melampaui standar umum yang dipakai oleh lingkungan sekitarnya. Dalam banyak hal, standar tinggi telah membantu Haji Wage terhindar dari melakukan sesuatu di bawah standar. Karenanya, walaupun sekali waktu dirinya gagal menepati standar tinggi tersebut, hasil kerja Haji Wage masih berada dalam cakupan standar umum yang diterapkan di lingkungannya. Yah, Haji Wage sangat berterimakasih pada orangtuanya atas disiplin dan standar tinggi yang telah diajarkan kepadanya.


Sabtu, 12 September 2009

PUTRI MELATI WANGI

Di sebuah kerajaan, ada seorang putri yang bernama Melati Wangi. Ia seorang putri yang
cantik dan pandai. Di rumahnya ia selalu menyanyi. Tetapi sayangnya ia seorang yang
sombong dan suka menganggap rendah orang lain. Di rumahnya ia tidak pernah mau jika
disuruh menyapu oleh ibunya. Selain itu ia juga tidak mau jika disuruh belajar memasak.
"Tidak, aku tidak mau menyapu dan memasak nanti tanganku kasar dan aku jadi kotor",
kata Putri Melati Wangi setiap kali disuruh menyapu dan belajar memasak.
Sejak kecil Putri Melati Wangi sudah dijodohkan dengan seorang pangeran yang bernama
Pangeran Tanduk Rusa. Pangeran Tanduk Rusa adalah seorang pangeran yang tampan dan
gagah. Ia selalu berburu rusa dan binatang lainnya tiap satu bulan di hutan. Karena itu ia
dipanggil tanduk rusa.
Suatu hari, Putri Melati Wangi berjalan-jalan di taman. Ia
melihat seekor kupu-kupu yang cantik sekali warnanya. Ia
ingin menangkap kupu-kupu itu tetapi kupu-kupu itu segera
terbang. Putri Melati Wangi terus mengejarnya sampai ia
tidak sadar sudah masuk ke hutan. Sesampainya di hutan,
Melati Wangi tersesat. Ia tidak tahu jalan pulang dan
haripun sudah mulai gelap.
Akhirnya setelah terus berjalan, ia menemukan sebuah gubuk yang biasa digunakan para
pemburu untuk beristirahat. Akhirnya Melati Wangi tinggal digubuk tersebut. Karena
tidak ada makanan Putri Melati Wangi terpaksa memakan buah-buahan yang ada di hutan
itu. Bajunya yang semula bagus, kini menjadi robek dan compang camping akibat
tersangkut duri dan ranting pohon. Kulitnya yang dulu putih dan mulus kini menjadi hitam
dan tergores-gores karena terkena sinar matahari dan duri.
Setelah sebulan berada di hutan, ia melihat Pangeran Tanduk Rusa datang sambil
memanggul seekor rusa buruannya. "Hai Tanduk Rusa, aku Melati Wangi, tolong antarkan
aku pulang," kata Melati Wangi. "Siapa? Melati Wangi? Melati wangi seorang Putri yang
cantik dan bersih, sedang engkau mirip seorang pengemis", kata Pangeran Tanduk Rusa. Ia
tidak mengenali lagi Melati Wangi. Karena Melati Wangi terus memohon, akhirnya
Pangeran Tanduk Rusa berkata," Baiklah, aku akan membawamu ke Kerajaan ku".
Setelah sampai di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa. Melati Wangi di suruh mencuci,
menyapu dan memasak. Ia juga diberikan kamar yang kecil dan agak gelap. "Mengapa
nasibku menjadi begini?", keluh Melati Wangi. Setelah satu tahun berlalu, Putri Melati
Wangi bertekad untuk pulang. Ia merasa uang tabungan yang ia kumpulkan dari hasil
kerjanya sudah mencukupi. Sesampainya di rumahnya, Putri Melati Wangi disambut
gembira oleh keluarganya yang mengira Putri Melati Wangi sudah meninggal dunia.
Sejak itu Putri Melati Wangi menjadi seorang putri yang rajin.
Ia merasa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga selama
berada di hutan dan di Kerajaan Pangeran Tanduk Rusa.
Akhirnya setahun kemudian Putri Melati Wangi dinikahkan
dengan Pangeran Tanduk Rusa. Setelah menikah, Putri Melati
Wangi dan Pangeran Tanduk Rusa hidup berbahagia sampai hari
tuanya.

TIGA SEKAWAN

Dahulu kala, hiduplah seekor Ibu Babi dengan 3 orang
anaknya. Anak yang sulung sangat malas dan mengabaikan
pekerjaannya. Anak yang tengah sangat rakus, tidak mau
bekerja dan kerjanya hanya makan. Anak bungsunya tidak
seperti kakaknya, ia anak yang rajin bekerja. Suatu saat
Ibu Babi berkata kepada anak-anaknya, "Karena kalian
sudah dewasa, kalian harus
hidup mandiri dan buatlah rumah masing-masing". Si bungsu berpikir rumah seperti apa
yang akan didirikannya.
Si sulung tanpa mau bersusah payah membuat rumahnya
dari jerami. Si bungsu berkata, "Kalau rumah jerami nanti
akan hancur bila ada angin atau hujan". "Oh iya ya! Kalau
begitu aku akan membuat rumah dari kayu saja, supaya
kuat jika ada angin", kata si tengah. Setelah selesai si
bungsu kembali berkata, "kalau rumah kayu walau tahan
angin tetapi akan hancur jika dipukul". Si kakak menjadi marah,
"Kau sendiri lambat membuat rumah dari batu batamu itu, jika hari telah sore serigala
akan datang."
Si bungsu bertekad akan membuat rumah dari batu-bata yang kuat yang tidak goyah
dengan angin atau serangan serigala. Malampun tiba, pada saat bulan purnama, si bungsu
telah selesai. Esok harinya, si bungsu mengundang kedua kakaknya, lalu mereka pergi ke
rumah ibu Babi. "Hebat anak-anakku, mulai sekarang kalian hidup dengan mengolah ladang
sendiri", ujar Ibu Babi. Kedua kakak si bungsu menggerutu. "Tidak ah, cape!," gerutu
mereka. Menjelang senja telah tiba, mereka pamit kepada Ibu mereka. Dalam perjalanan,
tiba-tiba seekor serigala membuntuti mereka. "Aku akan memakan babi malas yang tinggal
di rumah jerami itu", kata serigala. Ketika sampai di depan pintu si sulung ia langsung
menendang pintu. "Buka pintu!" teriaknya. Si sulung terkejut dan cepat-cepat mengunci
pintu. Tetapi serigala lebih cerdik. Ia langsung meniup rumah jerami itu sehingga menjadi
hancur.
Si sulung lari ketakutan ke rumah adiknya si Tengah yang terbuat dari kayu. Walaupun
pintu telah dikunci, serigala langsung mendobrak rumah kayu itu hingga hancur. Serigala
mendekat ke arah kedua anak babi yang sedang berpelukan karena ketakutan. Keduanya
langsung lari dengan sekuat tenaga menuju rumah si bungsu. "Cepat kunci pintunya!, nanti
kita dimakan", kata si sulung. Si bungsu dengan tenang
mengunci pintu. "Tak usah khawatir, rumahku tidak akan
goyah", kata si bungsu sambil tertawa. Ketika serigal
sampai, ia langsung menendang, mendobrak berkali-kali
tetapi malah si serigala yang badannya kesakitan. Serigala
akhirnya menyerah dan kemudian langsung pulang. Sejak
saat itu, ketiga anak babi ini hidup bersama, dan sang
serigala tidak pernah datang lagi.
Suatu hari, ketiga anak babi pergi ke bukit untuk memetik apel. Tiba-tiba Serigala itu
muncul disana. Anak-anak babi langsung naik ke pohon menyelamatkan diri. Serigala yang
tidak dapat memanjat pohon menunggu di bawah pohon tersebut. Si bungsu berpikir, lalu
ia berteriak, "Serigala, kaupasti lapar. Apakah kau mau apel?", si bungsu segera melempar
sebuah apel. Serigala yang sudah kelaparan langsung mengejar apel yang menggelinding.
"Sekarang ayo kita lari!". Akhirnya mereka semua selamat.
Beberapa hari kemudian, si serigala datang ke rumah si bungsu dengan membawa tangga
yang panjang. Serigala memanjat ke cerobong asap. Si bungsu yang melihat hal itu
berteriak, "Cepat nyalakan api di tungku pemanas!". Si sulung menyalakan api, si
bungsu membawa kuali yang berisi air panas. Serigala
yang ada di cerobong asap, pantatnya kepanasan tak
tertahankan. Malang bagi si serigala, ketika ia ingin
melarikan diri, ia terpeleset dan jatuh tepat ke dalam air
yang mendidih. "Waa!", serigala cepat-cepat lari. Karena
seluruh badannya luka, maka ia menjadi serigala yang
telanjang.
Sejak saat itu, ketiga anak-anak babi menjalani hidup dengan
baik, dengan mengelola lading-ladang mereka. Si sulung dan si
tengah sekarang menjadi rajin bekerja seperti si bungsu. Ibu
babi merasa bahagia melihat anak-anaknya hidup dengan rukun
dan damai.
HIKMAH :
Jika kita bersatu, maka kita akan terhindar dari perpecahan.

paman alfred dan 3 ekor rakun

Di sebuah peternakan yang luas, tinggal seorang peternak yang bernama Alfred. Ia lebih
sering di panggil Paman Alfred oleh tetangga di sekitarnya. Setiap hari pekerjaannya
memerah susu sapi dan memberi sapi-sapinya makan, membabat rumput-rumputan untuk
makanan sapi, kemudian memberi makan ternak-ternaknya yang lain. Selain itu juga
membersihkan ladang jagung dan gandumnya. Setelah semuanya selesai, Paman Alfred
berkeliling ladang dan peternakannya, melihat apakah ada pagar-pagar yang rusak atau
tidak.
Sore menjelang malam hari, Paman Alfred merasa
punggungnya sakit dan pegal semua. Setelah makan malam,
ia segera tidur karena badannya sudah sangat lelah. Ia
menghempaskan badannya di tempat tidurnya yang besar
dan empuk. "Saya sangat lelah," keluhnya. Tidak lama
kemudian, Paman Alfred tertidur. Di tengah tidurnya, ia
tiba-tiba terbangun mendengar ada suara sesuatu dari
atap loteng rumahnya. Paman Alfred merasa
terganggu tidurnya. Ia segera mengenakan sendal dan mengambil senter.
Paman Alfred berjalan menaiki tangga menuju atap lotengnya.
Setelah membuka pintu lotengnya, paman Alfred sangat
terkejut sampai hampir terjatuh ke belakang. Ia melihat 3
ekor rakun yang sedang bernyanyi. Karena kesalnya, ia
berteriak, "Diam..!", 3 rakun tersebut tetap bernyanyi,
walaupun sudah diusir. Akhirnya, paman Alfred kembali ke
kamarnya. Ia mencoba untuk melanjutkan tidurnya.
Esok harinya, ia mengalami hal yang sama dengan kemarin. Paman Alfred akhirnya
membeli racun pengusir rakun. Ketika malam hari, Paman Alfred kembali mendengar
rakun-rakun tersebut bernyanyi. Rakun-rakun tersebut tidak mau menyentuh makanan
yang diberikan Paman Alfred. Mereka tahu kalau makanan tersebut sudah diberi racun.
Paman Alfred naik ke loteng. Ia berteriak-teriak menyuruh rakun-rakun itu berhenti
menyanyi. Ia juga melempar rakun-rakun itu dengan sendalnya. Rakun-rakun itu mengelak
sambil terus bernyanyi mengejek Paman Alfred.
Keesokan harinya. Paman Alfred pergi ke perpustakaan. Ia mencari buku cara mengusir
rakun. Setelah hampir satu jam, buku yang dicarinya berhasil ditemukan. Di buku
tersebut tertulis cara mengusir rakun adalah dengan membunyikan suara yang bising,
misalnya dengan radio dan lainnya. Setelah sampai di rumah, Paman Alfred menyiapkan
radio tuanya. Ia memasukkan kaset lagu rock ke dalam radiotapenya.
Malam harinya, ia memasang radio tersebut di loteng.
Ia mencoba untuk tidur tetapi rasa penasaran
membuat Paman Alfred ingin melihat keadaan di loteng.
Ia kembali terkejut melihat rakun-rakun tersebut
masih ada di loteng. Mereka bahkan tidak hanya
menyanyi. Mereka juga menari-nari mengikuti musik.
Habis sudah kesabaran Paman George. Mukanya menjadi merah karena kesal, setelah
mematikan radio ia berteriak sekeras-kerasnya. "Diaammmm!", teriak Paman Alfred.
Setelah agak reda kekesalannya, Paman Alfred berkata, "Aku punya tawaran untuk kalian,
bagaimana kalau kita tukar tempat?, kalian boleh menempati kamarku sebagai tempat
kalian", ujar Paman Alfred kepada rakun-rakun itu. Rakun-rakun itu setuju. Esok malam
mereka menempati kamar Paman Alfred, sedang Paman Alfred tidur di loteng. Setelah
menyanyi dan menari akhirnya rakun-rakun itu tertidur di kamar Paman Alfred.
Paman Alfred yang sudah sangat lelah tidak memikirkan lagi tempat tidurnya. Ia tertidur
lelap di loteng. Saking lelapnya, Paman Alfred bermimpi tentang rakun, ia bernyanyi dalam
mimpinya, persis seperti nyanyian yang di nyanyikan oleh 3 rakun. Tiga rakun yang tidur di
kamar Paman Alfred terbangun, mereka merasa terganggu dan takut mendengar suara
yang berasal dari loteng. Mereka segera berlarian keluar rumah dan akhirnya mereka
tidak pernah datang lagi ke rumah Paman Alfred. Akhirnya sejak saat itu, Paman Alfred
bisa tidur dengan nyenyak setelah bekerja seharian.
Sumber : http://www.e-smartschool.com/cra/002/CRA0020008.asp

Jumat, 11 September 2009

kancil si pencuri timun

Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu tidak terlalu dirasakan oleh
Kancil. Dia sedang tidur nyenyak di bawah sebatang pohon yang rindang. Tiba-tiba saja
mimpi indahnya terputus. "Tolong! Tolong! " terdengar teriakan dan jeritan berulangulang.
Lalu terdengar suara derap kaki binatang yang sedang berlari-lari. "Ada apa, sih?"
kata Kancil. Matanya berkejap-kejap, terasa berat untuk dibuka karena masih mengantuk.
Di kejauhan tampak segerombolan binatang berlari-lari menuju ke arahnya. "Kebakaran!
Kebakaran!" teriak Kambing. "Ayo lari, Cil! Ada kebakaran di hutan!" Memang benar. Asap
tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia langsung bangkit
dan berlari mengikuti teman-temannya.
Kancil terus berlari. Wah, cepat juga larinya. Ya, walaupun Kancil bertubuh kecil, tapi dia
dapat berlari cepat. Tanpa terasa, Kancil telah berlari jauh, meninggalkan temantemannya.
"Aduh, napasku habis rasanya," Kancil berhenti dengan napas terengah-engah,
lalu duduk beristirahat. "Lho, di mana binatang-binatang lainnya?" Walaupun Kancil senang
karena lolos dari bahaya, tiba-tiba ia merasa takut. "Wah, aku berada di mana sekarang?
Sepertinya belum pernah ke sini." Kancil berjalan sambil mengamati daerah sekitarnya.
"Waduh, aku tersesat. Sendirian lagi. Bagaimana ini?" Kancil semakin takut dan bingung.
"Tuhan, tolonglah aku."
Kancil terus berjalan menjelajahi hutan yang belum pernah dilaluinya. Tanpa terasa, dia
tiba di pinggir hutan. Ia melihat sebuah ladang milik Pak Tani. "Ladang sayur dan buahbuahan?
Oh, syukurlah. Terima kasih, Tuhan," mata Kancil membelalak. Ladang itu penuh
dengan sayur dan buah-buahan yang siap dipanen. Wow, asyik sekali! "Kebetulan nih, aku
haus dan lapar sekali," kata Kancil sambil menelan air liurnya. "Tenggorokanku juga terasa
kering. Dan perutku keroncongan minta diisi. Makan dulu, ah."
Dengan tanpa dosa, Kancil melahap sayur dan buahbuahan
yang ada di ladang. Wah, kasihan Pak Tani. Dia
pasti marah kalau melihat kejadian ini. Si Kancil nakal
sekali, ya? "Hmm, sedap sekali," kata Kancil sambil
mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. "Andai setiap
hari pesta seperti ini, pasti asyik." Setelah puas, Kancil
merebahkan dirinya di bawah sebatang pohon yang
rindang. Semilir angin yang bertiup, membuatnya mengantuk. "Oahem, aku jadi kepingin
tidur lagi," kata Kancil sambil menguap. Akhirnya binatang yang nakal itu tertidur,
melanjutkan tidur siangnya yang terganggu gara-gara kebakaran di hutan tadi. Wah,
tidurnya begitu pulas, sampai terdengar suara dengkurannya. Krr... krr... krrr...
Ketika bangun pada keesokan harinya, Kancil merasa lapar lagi. "Wah, pesta berlanjut
lagi, nih," kata Kancil pada dirinya sendiri. "Kali ini aku pilih-pilih dulu, ah. Siapa tahu ada
buah timun kesukaanku." Maka Kancil berjalan-jalan mengitari ladang Pak Tani yang luas
itu. "Wow, itu dia yang kucari!" seru Kancil gembira. "Hmm, timunnya kelihatan begitu
segar. Besar-besar lagi! Wah, pasti sedap nih." Kancil langsung makan buah timun sampai
kenyang. "Wow, sedap sekali sarapan timun," kata Kancil sambil tersenyum puas. Hari
sudah agak siang. Lalu Kancil kembali ke bawah pohon rindang untuk beristirahat.
Pak Tani terkejut sekali ketika melihat ladangnya. "Wah, ladang timunku kok jadi
berantakan-begini," kata Pak Tani geram. "Perbuatan siapa, ya? Pasti ada hama baru yang
ganas. Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang lapar yang mencuri timunku?"
Ladang timun itu memang benar-benar berantakan. Banyak pohon timun yang rusak karena
terinjak-injak. Dan banyak pula serpihan buah timun yang berserakan di tanah. "Hm, awas,
ya, kalau sampai tertangkap! " omel Pak Tani sambil mengibas-ngibaskan sabitnya. "Panen
timunku jadi berantakan." Maka seharian Pak Tani sibuk membenahi kembali ladangnya
yang berantakan.
Dari tempat istirahatnya, Kancil terus memperhatikan Pak Tani itu. "Hmm, dia pasti yang
bernama Pak Tani," kata Kancil pada dirinya sendiri. "Kumisnya boleh juga. Tebal,' hitam,
dan melengkung ke atas. Lucu sekali. Hi... hi... hi.... Sebelumnya Kancil memang belum
pernah bertemu dengan manusia. Tapi dia sering mendengar cerita tentang Pak Tani dari
teman-temannya. "Aduh, Pak Tani kok lama ya," ujar Kancil. Ya, dia telah menunggu lama
sekali. Siang itu Kancil ingin makan timun lagi. Rupanya dia ketagihan makan buah timun
yang segar itu.
Sore harinya, Pak Tani pulang sambil memanggul
keranjang berisi timun di bahunya. Dia pulang sambil
mengomel, karena hasil panennya jadi berkurang. Dan
waktunya habis untuk menata kembali ladangnya yang
berantakan. "Ah, akhirnya tiba juga waktu yang
kutunggu-tunggu," Kancil bangkit dan berjalan ke ladang.
Binatang yang nakal itu kembali berpesta makan timun
Pak Tani.
Keesokan harinya, Pak Tani geram dan marah-marah melihat ladangnya berantakan lagi.
"Benar-benar keterlaluan!" seru Pak Tani sambil mengepalkan tangannya. "Ternyata
tanaman lainnya juga rusak dan dicuri." Pak Tani berlutut di tanah untuk mengetahui jejak
si pencuri. "Hmm, pencurinya pasti binatang," kata Pak Tani. "Jejak kaki manusia tidak
begini bentuknya."
Pemilik ladang yang malang itu bertekad untuk menangkap si pencuri. "Aku harus membuat
perangkap untuk menangkapnya!" Maka Pak Tani segera meninggalkan ladang. Setiba di
rumahnya, dia membuat sebuah boneka yang menyerupai manusia. Lalu dia melumuri
orang-orangan ladang itu dengan getah nangka yang lengket!
Pak Tani kembali lagi ke ladang. Orang-orangan itu dipasangnya di tengah ladang timun.
Bentuknya persis seperti manusia yang sedang berjaga-jaga. Pakaiannya yang kedodoran
berkibar-kibar tertiup angin. Sementara kepalanya memakai caping, seperti milik Pak
Tani.
"Wah, sepertinya Pak Tani tidak sendiri lagi," ucap Kancil, yang melihat dari kejauhan. "Ia
datang bersama temannya. Tapi mengapa temannya diam saja, dan Pak Tani
meninggalkannya sendirian di tengah ladang?" Lama sekali Kancil menunggu kepergian
teman Pak Tani. Akhirnya dia tak tahan. "Ah, lebih baik aku ke sana," kata Kancil
memutuskan. "Sekalian minta maaf karena telah mencuri timun Pak Tani. Siapa tahu aku
malah diberinya timun gratis."
"Maafkan saya, Pak," sesal Kancil di depan orang-orangan ladang itu. "Sayalah yang telah
mencuri timun Pak Tani. Perut saya lapar sekali. Bapak tidak marah, kan?" Tentu saja
orang-orangan ladang itu tidak menjawab. Berkali-kali Kancil meminta maaf. Tapi orangorangan
itu tetap diam. Wajahnya tersenyum, tampak seperti mengejek Kancil.
"Huh, sombong sekali!" seru Kancil marah. "Aku minta maaf kok diam saja. Malah
tersenyum mengejek. Memangnya lucu apa?" gerutunya. Akhirnya Kancil tak tahan lagi.
Ditinjunya orangorangan ladang itu dengan tangan kanan. Buuuk! Lho, kok tangannya tidak
bisa ditarik? Ditinjunya lagi dengan tangan kiri. Buuuk! Wah, kini kedua tangannya
melekat erat di tubuh boneka itu. "Lepaskan tanganku!" teriak Kancil jengkel. "Kalau
tidak, kutendang kau!" Buuuk! Kini kaki si Kancil malah melekat juga di tubuh orangorangan
itu. "Aduh, bagaimana ini?"
Sore harinya, Pak Tani kembali ke ladang. "Nah, ini dia pencurinya!" Pak Tani senang
melihat jebakannya berhasil. "Rupanya kau yang telah merusak ladang dan mencuri
timunku." Pak Tani tertawa ketika melepaskan Kancil. "Katanya kancil binatang yang
cerdik," ejek Pak Tani. "Tapi kok tertipu oleh orang-orangan ladang. Ha... ha... ha...."
Kancil pasrah saja ketika dibawa pulang ke rumah Pak Tani. Dia dikurung di dalam kandang
ayam. Tapi Kancil terkejut ketika Pak Tani menyuruh istrinya menyiapkan bumbu sate.
"Aku harus segera keluar malam ini juga" tekad Kancil. Kalau tidak, tamatlah riwayatku."
Malam harinya, ketika seisi rumah sudah tidur, Kancil memanggil-manggil Anjing, si
penjaga rumah. "Ssst... Anjing, kemarilah," bisik Kancil. "Perkenalkan, aku Kancil. Binatang
piaraan baru Pak Tani. Tahukah kau? Besok aku akan diajak Pak Tani menghadiri pesta di
rumah Pak Lurah. Asyik, ya?"
Anjing terkejut mendengarnya. "Apa? Aku tak percaya! Aku yang sudah lama ikut Pak
Tani saja tidak pernah diajak pergi. Eh, malah kau yang diajak." Kancil tersenyum penuh
arti. "Yah, terserah kalau kau tidak percaya. Lihat saja besok! Aku tidak bohong!"
Rupanya Anjing terpengaruh oleh kata-kata si Kancil. Dia meminta agar Kancil membujuk
Pak Tani untuk mengajaknya pergi ke pesta. "Oke, aku akan berusaha membujuk Pak
Tani," janji Kancil. "Tapi malam ini kau harus menemaniku tidur di kandang ayam.
Bagaimana?" Anjing setuju dengan tawaran Kancil. Dia segera membuka gerendel pintu
kandang, dan masuk. Dengan sigap, Kancil cepat-cepat keluar dari kandang. "Terima
kasih," kata Kancil sambil menutup kembali gerendel pintu. "Maaf lho, aku terpaksa
berbohong. Titip salam ya, buat Pak Tani. Dan tolong sampaikan maafku padanya." Kancil
segera berlari meninggalkan rumah Pak Tani. Anjing yang malang itu baru menyadari
kejadian sebenarnya ketika Kancil sudah menghilang.
HIKMAH :
Kancil yang cerdik, ternyata mudah diperdaya oleh Pak Tani. Itulah sebabnya kita
tidak boleh takabur.

landi landak yang kesepian

Di hutan yang rindang, hidup seekor anak landak yang merasa kesepian. Landi namanya.
Landi tidak mempunyai teman karena teman-temannya takut tertusuk duri tajam yang ada
di badannya. "Maaf Landi, kami ingin bermain denganmu, tapi durimu sangat tajam," kata Cici dan teman-temannya. Tinggallah Landi sendirian. Ia hanya bisa bersedih. "Mengapa
mereka tidak mau berteman dan bermain denganku?, padahal tidak ada seekor binatang
pun yang pernah tertusuk duriku," gumam Landi.
Hari-hari berikutnya Landi hanya melamun di tepi sungai. "Ah, andai saja semua duriku ini
hilang, aku bisa bebas bermain dengan teman-temanku", kata Landi dalam hati. Landi
merasa tidaklah adil hidupnya ini, selalu dijauhi teman-temannya. Ketika sedang asyik
dengan lamunannya, muncullah Kuku Kura-kura. "Apa yang sedang kau lamunkan, Landi?"
sapa kuku mengejutkan. "Ah, tidak ada," jawab Landi malu. "Jika kau mempunyai masalah,
aku siap mendengarkannya," kata Kuku.
Kuku kura-kura kemudian duduk di sebelah Landi. Lalu
Landi mulai bercerita tentang masalahnya. "Kau tak perlu
khawatir. Aku bersedia menjadi sahabatmu. Percayalah!"
kata kuku sambil menjabat tangan Landi. Betapa
girangnya hati Landi. Kini ia mempunyai teman.
"Tempurungmu tampak begitu berat. Apa kau tidak
merasa tersiksa?" tanya Landi. "Oh, sama sekali tidak.
Justru tempurung ini sangat berguna. Tempurung ini bisa
melindungiku. Jika ada bahaya,
aku hanya perlu menarik kaki dan kepalaku ke dalam. Hebat kan? Selain itu aku tak perlu
repot mencari tempat tinggal. "Rumahku ini bisa berpindah-pindah sesuai keinginanku",
kata Kuku kura-kura sambil mempraktekkan apa yang dikatakannya. Landi landak merasa
terhibur.
Suatu hari, teman Landi yang bernama Sam Kodok berulang tahun. Semua diundang,
termasuk Landi Landak. "Ayo Landi, kau harus datang ke pesta itu," bujuk Kuku kura-kura.
"Aku tidak mau karena nanti teman-teman yang lain pasti akan menjauhiku karena takut
tertusuk duri," kata Landi dengan sedih. "Jangan khawatir, kau kan tidak sendirian. Aku
akan menemanimu. Di sana banyak kue yang lezat dam tentu saja buah apel loh!"
Mendengar kata apel, Landi menjadi tergoda. Ia memang sangat menyukai apel. Akhirnya
Landi mau juga berangkat bersama Kuku kura-kura.
Pesta Sam kodok sangat meriah. Wangi aneka bunga tercium disetiap sudut ruangan. Ada
dua meja panjang diletakkan di sisi kiri dan kanan halaman Sam kodok. Di atasnya
tersedia berbagai macam kue dan buah-buahan. "Lihat! Di dekat meja ada satu tong
sirup apel!, kata Landi". Landi dan Kuku kura-kura
memberikan selamat pada Sam kodok. Setelah meniup
lilin. Semua bertepuk tangan sambil bernyanyi "Selamat
Ulang Tahun". Pada saat berdansa, semua yang diundang
menghindar dari Landi landak. Mereka takut tertusuk
duri Landi landak. Akhirnya, Kuku kura-kura lah yang
menemani Landi berdansa.
Tiba-tiba, pesta yang mengasyikkan itu terhenti dengan teriakan Tito. Ia datang sambil
berlari ketakutan. "Awas! Serigala jahat datang! Tolong...! Tolong...! Teriaknya dengan
napas tersengal-sengal. Semua menjadi ketakutan. Mereka berlarian menyelamatkan diri.
Karena tidak bisa berlari, Kuku kura-kura langsung memasukkan
kepala dan kakinya ke tempurung rumahnya. Sedangkan
Landi Landak segera menggulung tubuhnya menjadi
seperti bola. Serigala jahat yang mengejar teman-teman
Landi tidak melihat tubuh Landi. Tiba-tiba, "Brukk,
aduhhh..." teriak serigala jahat. Ia tertusuk duri tajam
Landi Landak. Sambil menahan sakit, Serigala jahat
langsung lari tunggang langgang. Maka selamatlah Landi
dan teman-temannya.
"Hore..! Hore...! Hidup Landi Landak!" semua binatang mengelukan Landi. Landi menjadi
tersipu malu karenanya. "Maafkan aku Landi, selama ini aku menjauhimu. Padahal kau tidak
pernah menyakitiku. Ternyata duri tajammu itu telah menyelamatkan kita semua," sesal
Cici Kelinci. Akhirnya semua yang datang ke pesta Sam Kodok meminta maaf pada Landi
Landak karena telah menjauhinya kemudian mereka pun berterima kasih pada Landi
Landak karena telah melindungi mereka dari serigala jahat. Kini, Landi Landak tidak
merasa kesepian lagi. Teman-temannya tidak takut lagi akan durinya yang tajam. Bahkan
mereka merasa aman jika Landi berada di dekat mereka.

Selasa, 08 September 2009

semut dan kepompong

Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung,
kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang
sangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak!
terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan
dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi
menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia
bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat
seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang
patah. Si semut bergumam, "Hmm, alangkah tidak
enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa
kemana-mana". "Menjadi kepompong memang
memalukan!". "Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku
mau", ejek semut pada kepompong. Semut terus
mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil
ditemuinya.
Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang
berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya
bisa menghisap dirinya semakin dalam. "Aduh, sulit sekali
berjalan di tempat becek seperti ini," keluh semut. Semakin
lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. "Tolong!
tolong," teriak si semut.
"Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Si semut terheran mendengar suara itu. Ia
memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang
indah terbang mendekatinya. "Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.
Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku.
Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?" "Yah, aku sadar. Aku mohon
maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?" kata si semut pada
kupu-kupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa
lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut
mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. "Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita
untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan
lain lagi ya?" Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang
Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.
HIKMAH :
Sesama makhluk ciptaan Tuhan, janganlah saling mengejek dan menghina, karena
siapa tahu yang dihina lebih baik kedudukannya daripada yang menghina

paman gober dan ikan ajaib

Suatu hari Paman Gober pergi ke Klub Milioner, tempat ia
biasa berkumpul bersama teman-temannya. Sesampainya
disana, ia melihat pengumuman perlombaan memancing
untuk anggota klub dengan hadiah sepatu ladam dari emas.
"Wah, perlombaan yang hebat!, Aku akan ikut serta", kata
Paman Gober.
Paman Gober segera berangkat ke pelabuhan. Ia
menyewa perahu motor dan kail. Dalam waktu singkat,
Paman Gober berhasil mendapatkan seekor ikan yang
sangat besar. Tapi, tiba-tiba ikan itu bisa berbicara.
"Kumohon, lemparkan aku ke laut lagi", kata ikan
tersebut. "Kalau kau melepaskan aku, aku akan
mengabulkan semua permintaanmu", kata ikan itu lagi. Paman
Gober berpikir, "Ikan yang bisa berbicara pasti ikan ajaib dan barangkali ikan ini memang
benar-benar dapat mewujudkan apa yang paling kuinginkan." Paman Gober akhirnya
meminta agar gudang uangnya dipenuhi dengan uang. "Kau akan mendapatkan apa yang kau
inginkan, pulang dan lihatlah gudang uangmu sekarang. Setelah melemparkan ikan itu ke
laut lagi, ia segera pulang dengan tergesa-gesa.
Ternyata benar, gudang uangnya sudah penuh. Penuh dengan logam emas sampai
menyentuh langit-langit ruangan. Paman Gober melompat-lompat kegirangan. Tetapi Ia
segera berpikir dan berkata pada dirinya sendiri, "seekor ikan yang dapat memenuhi
lumbung pasti dapat melakukan hal lain yang lebih hebat, Aku terlalu cepat
melepaskannya".
Paman Gober segera kembali ke pelabuhan. Sesampainya di tengah laut ia memanggil ikan
ajaib tersebut. "Oh ikan," panggilnya. "Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." "Apalagi?
Bukankah gudang uangmu sudah penuh?", Tanya si ikan ajaib. "Benar", jawab Paman Gober.
"Tetapi aku meminta kebaikan hatimu, bisakah aku mendapatkan sebuah Istana?,
sepertinya tidak pantas jika aku mempunyai banyak uang tetapi masih tinggal dirumah tua
saat ini", ujar Paman Gober". "Baiklah, sekarang kau akan memiliki sebuah Istana yang
bagus, pulang dan lihatlah", ujar ikan sambil berenang ke laut lagi.
Setelah sampai di rumah, rumah Paman Gober sudah hilang. Di tempat itu sekarang
berdiri Istana yang sangat indah dan megah. Pintunya terbuat dari emas dan lantainya
dari marmer. Selama hampir satu jam Paman Gober bergembira dan bangga pada dirinya
sendiri. Ia merasa masih tidak puas. "Karena aku mempunyai sebuah istana, seharusnya
aku menjadi seorang raja dan duduk di singgasana dengan memakai mahkota emas",
pikirnya. "Paman Gober, mungkin Paman sudah gila!!", kata Donal. Paman Gober tidak
perduli, karena pikirannya hanya harta terus, ia segera pergi ke pelabuhan untuk menemui
ikan ajaib lagi. "Apalagi sekarang?, apa Istana itu kurang bagus?", tanya sang ikan ajaib.
"Istana itu indah sekali, Istana itu cocok untuk tempat tinggal seorang raja, karena itu
aku ingin menjadi raja, ujar Paman Gober." "Tidak masuk akal!", kata si ikan. "Begitukah
ucapan terima kasihmu setelah aku melepaskan dan membiarkanmu pergi!?" "Baiklah",
kata ikan itu. "Aku akan mengabulkan permintaanmu kali ini, berusahalah menjadi raja
yang baik", lanjutnya. Ketika sampai
di Istananya, banyak pelayan yang menyambut dan
memberi hormat kepada Paman Gober. Di ujung ruangan
terdapat sebuah singgasana dan sebuah mahkota dari
emas. Tidak berapa lama setelah menikmati menjadi raja,
Paman Gober kembali berpikir, mungkin seorang raja
tidak cukup berharga. Ia ingin menjadi seorang Kaisar
untuk seluruh dunia. Sehingga tidak ada seorangpun yang
akan menertawakanku.
Paman Gober kembali menemui Ikan ajaib. Setelah ia memanggil-manggil, ikan ajaib itu
muncul menyembulkan kepalanya. "Apa lagi sekarang ?", Tanya si ikan. "Menjadi seorang
raja tidaklah cukup hebat bagiku," kata Paman Gober. "Aku ingin menjadi Kaisar Agung",
lanjutnya. "Apakah ketamakanmu tidak ada akhirnya?" Tanya si ikan lagi. "Sekarang aku
tahu kekuatan ajaib ini tidak cukup membuat orang tamak sepertimu merasa puas dan
bahagia, pulanglah dan sekarang kau harus berbahagia dengan apa yang kau miliki seperti
ketika belum bertemu denganku", kata Ikan sambil pergi meninggalkan Paman Gober.
Paman Gober pulang kembali. Ia tidak menemui Istananya, begitu pula singgasana dan
mahkotanya. Semuanya lenyap termasuk gudang uangnya yang menjadi seperti semula.
Paman Gober mulai menangis. Ia menangisi semua hartanya yang lenyap. Beberapa saat
kemudian, Paman Gober mengingat kembali kata Ikan ajaib. "Tak ada kekuatan ajaib yang
bisa memuaskan orang yang tamak, berbahagialah dengan apa yang kau miliki". Ia segera
berhenti menangis dan mengeringkan air matanya. "Lumbung uangku ini bukan separuh
kosong, tetapi separuh penuh. Mungkin aku tidak terlalu miskin", pikirnya.
"Ikan itu adalah ikan yang bijak", kata Paman Gober.
"Sekarang ikut aku Donal, kita akan makan malam.
Sesampainya direstoran Paman Gober dan Donal memakan
makanan yang lezat sambil tertawa bersama. Tetapi,
setelah mereka selesai makan, Paman Gober memberikan
rekening tagihannya kepada Donal. Ternyata, Paman Gober
masih belum berubah, walaupun Ikan ajaib telah
memberinya pelajaran.
HIKMAH :
Semua nikmat dan rezeki yang didapatkan setiap hari harus selalu kita syukuri.
Ketamakan dan keserakahan dapat membuat seseorang menjadi kehilangan segalanya.

Kamis, 03 September 2009

seruling ajaib

Si Kancil sedang asyik berjalan di hutan bambu. "Ternyata enak juga jalan-jalan di hutan
bambu, sejuk dan begitu damai," kata kancil dalam hati. Keasyikan berjalan membuat ia
lupa jalan keluar, lalu ia mencoba jalan pintas dengan menerobos pohon-pohon bambu. Tapi
yang terjadi si kancil malah terjepit diantara batang pohon bambu. "Tolong! Tolong!"
teriak kancil. Ia meronta-ronta, tapi semakin ia meronta semakin kuat terjepit. Ia hanya
berharap mudah-mudahan ada binatang lain yang menolongnya.
Tak jauh dari hutan bambu, seekor harimau sedang
beristirahat sambil mendengarkan kicauan burung. Ia
berkhayal bisa bernyanyi seperti burung. "Andai aku
bisa bernyanyi seperti burung, tapi siapa yang mau
mengajari aku bernyanyi ya?", tanyanya dalam hati.
Semilir angin membuat harimau terkantuk-kantuk. Tak
lama setelah ia mendengkur, terdengar suara berderit- derit.
Suara itu semakin nyaring karena terbawa angin. "Suara apa ya itu?" kata harimau.
"Yang pasti bukan suara kicauan burung, sepertinya suaranya datang dari arah hutan
bambu, lebih baik aku selidiki saja," ujar si harimau. Suara semakin jelas ketika
harimau sampai di hutan bambu. Ia mendapati ternyata
seekor kancil sedang terjepit diantara pohon-pohon
bambu. "Wah aku beruntung sekali hari ini, tanpa susah
payah hidangan lezat sudah tersedia", ujar harimau
kepada kancil sambil lidahnya berdecap melihat tubuh
kancil yang gemuk. Kancil sangat ketakutan. "Apa yang
harus kulakukan agar bisa lolos dengan selamat?", pikir si
kancil.
"Harimau yang baik, janganlah kau makan aku, tubuhku yang kecil pasti tak akan
mengenyangkanmu." "Aku tak perduli, aku sudah lama menunggu kesempatan ini," ujar si
harimau. Angin tiba-tiba berhembus lagi, kriet....kriet... "Suara apa itu?", Tanya Harimau
penasaran. "Itu suara seruling ajaibku," jawab kancil dengan cepat. Otaknya yang cerdik
telah menemukan suatu cara untuk meloloskan diri. "Aku bersedia mengajarimu asalkan
engkau tidak memangsaku, bagaimana?" Tanya si kancil.
Harimau tergoda dengan tawaran si kancil, karena ia
memang ingin dapat bernyanyi seperti burung. Ia
berpikir meniup seruling tidak kalah hebat dengan
bernyanyi. Tangan si kancil pura-pura asyik memainkan
seruling seiring dengan hembusan angin. Sementara
harimau memperhatikan dengan serius. "Koq lagunya
hanya seperti itu?", Tanya harimau. "ini baru nada
dasar", jawab kancil.
"Begini caranya, coba kau kemari dan renggangkan dulu batang bambu ini dari tubuhku",
kata si kancil. Harimau melakukan apa yang dikatakan kancil hingga akhirnya kancil
terbebas dari jepitan pohon bambu. "Nah, sekarang masukkan lehermu dan julurkan
lidahmu pada batang bambu ini. Lalu tiuplah pelan-pelan", Kancil menerangkan dengan
serius. "Jangan heran ya, kalau suaranya kadang kurang merdu, tapi kalau lagi tidak
ngadat suaranya bagus lho." "Untung ada si harimau, hmm bodoh sekali dia, mana ada
seruling ajaib," kata kancil dalam hati. "Harimau yang telah terjepit di antara batang
bambu tidak menyadari bahwa ia telah ditipu si kancil. "Kau mau pergi kemana, Cil?",
Tanya harimau. "Aku mau minum dulu, tenggorokanku kering karena kebanyakan meniup
seuling," jawab si kancil. "Masa aku harus belajar sendiri?", tanya harimau lagi. "Aku pergi
tidak lama, nanti waktu aku kembali, kau harus sudah bisa meniupnya ya, jawab si kancil
sambil pergi meninggalkan harimau.
Setelah si kancil pergi, angin bertiup semilir-semilir dan semakin lama semakin kencang.
Batang-batang pohon bambu menjadi saling bergesekan dan berderit-derit. "Hore aku
bisa!", seru harimau bersemangat. Karena terlalu bersemangat meniup, lidah harimau
menjadi terjepit di antara batang bambu. Ia berteriak kesakitan dan segera menarik
lidahnya dari jepitan batang bambu. "Wah ternyata aku telah ditipu lagi oleh si kancil,
betapa bodohnya aku ini!, pasti bunyi berderit-derit itu suara batang bambu yang
bergesekan. "Grr, benar-benar keterlaluan, kalau ketemu nanti akan ku hajar si kancil",
kata harimau.
Setelah lelah mencari si kancil, akhirnya harimau
beristirahat di bawah pohon. Angin berhembus kembali.
Kriet..kriet..kriet membuat batang-batang bambu saling
bergesekan dan berderit-derit. Hal ini membuat amarah
harimau sedikit reda. Ia jadi mengantuk dan akhirnya
tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi dapat meniup
seruling asli. Membuat para binatang menari dan
menyanyi.

kera jadi raja

Sang Raja hutan "Singa" ditembak pemburu, penghuni
hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja
lagi. Tak berapa lama seluruh penghuni hutan rimba
berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang
dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul
menolak. "Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari
tunggang langgang," ujarnya. "Kalau begitu Badak saja,
kau kan amat kuat," kata binatang lain. "Tidak-tidak, pengliha
tanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali." "Oh! mungkin Gajah saja yang
jadi Raja, badan kau kan besar..", ujar binatang-binatang lain. "Aku tidak bisa berkelahi
dan gerakanku amat lambat," sahut gajah.
Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika
hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, "Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang
sudah membunuh Singa". "Tidak mungkin," jawab tupai. "Coba kalian semua
perhatikan aku, aku mirip dengan manusia bukan?, maka
akulah yang cocok menjadi raja," ujar kera. Setelah
melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera
menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja,
tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja.
Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap
makanan yang lezat-lezat.
Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, "bagaimana si kera
bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya
tidak". Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. "Tuanku, saya menemukan
makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke
tempat itu," ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja yang
baru pergi bersama srigala. Di tengah hutan, teronggok
buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung
menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung
terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya
ternyata jebakan yang dibuat manusia. "Tolong! tolong,"
teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari
perangkap.
"Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam
perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,"
ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang
meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya,
ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.
HIKMAH :
Perlakukanlah teman-teman kita dengan baik, janganlah sombong dan bermalasmalasan.
Jika kita sombong dan memperlakukan teman-teman semena-mena,
nantinya kita akan kehilangan mereka.