Tampilkan postingan dengan label cerita pendek. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita pendek. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Januari 2012

Cerita Lucu Si Kancil Ingin Makan Timun, Bayi Reza dan Mama Majda

Alkisah Sang Kancil sedang berlatih main teater untuk sebuahpertunjukan besar di Hutan Utopia. Kali ini Sang Kancil harus memerankan RajaKucing,  yang menjadi tokoh utama dalampentas itu. Selama sebulan penuh Sang Kancil berguru kepada keluarga kucinganggora agar dapat memerankan Raja Kucing dengan sempurna.



Setelah dirasa cukup berlatih di keluarga kucing anggora,Sang Kancil memutuskan untuk mencoba memerankan kucing di kehidupan nyata. Makadia berdandan sebagai kucing anggora dan turun ke kampung untuk berperansebagai kucing di lingkungan manusia.
    
Rumah yang dimasuki oleh Sang Kancil berpenghuni keluargamuda yang baru memiliki bayi kecil bernama Reza. Dia adalah bayi umur 4bulan yang baru bisa nangis owek owek. Mama Majda Yulianingrum baru kali ini punya bayi,sehingga belum tahu banyak tentang seluk beluk anak bayi.  Kancil masuk rumah sebagai seekor kucingkelabu yang kelaparan dan hendak mencari makan.

Kucing Kancil terus menerus bersuara eow-eow tanpa satupun penghuni rumah yang tahu maksudnya, kecuali Reza.  Bahasa yang dipergunakan Reza yang owek-owekitu ternyata mirip dengan bahasa kucing yang baru saja dipelajari Sang Kancil.  Jadilah dua makhluk itu dapat nyambungngobrolnya.

 “Owek-owek”

“Eow-eow”

“Owek-owek-oweek”

“Eow-Eow-Eoooow”

Dua makhluk itu ngobrol dengan seru sampai Mama Majda  bingung karena dikira anaknya nangis terus gakberhenti-berhenti. Padahal sebenarnya Reza sedang mengobrol dengan Kucing Kancil.Mama heran karena sudah dicek Reza tidak ngompol dan tidak pup. Saat diberinenen juga tidak mau. Jadilah Mama pusing tujuh keliling, akhirnya Rezakembali ditaruh ke dalam box bayi.

Setelah Reza ditaruh ke dalam box bayi, Si Kucing Kancilmendekati Reza untuk melanjutkan obrolan mereka.

“Yi Bayi, aku lapar banget nih. Kamu punya timun gakuntuk kumakan?”

“Timun itu kaya apa bentuknya?”

“Itu loh, buah yang bentuknya lonjong panjang, dan kulitnyawarnanya hijaur”

“Wooo yang kalo dibelah warnanya merah itu yah?”

“Bukaaaan!  Itu mahsemangka namanya. Timun itu yang suka dimakan bareng ayam goreng”

“Ayam goreng itu bentuknya kayak apa?”

“Itu loh yang kalo ditaruh di atas piring ada kaki, sayapdan kepalanya?”

“Woooo ayam goreng itu yang warnanya coklat yah?

“Betul yi”

“Aku tahu sekarang. Timun itu yang suka diiris-iris Mamauntuk dimakan setelah makan ayam goreng yah?”

“Betul sekali. Punya gak dirimu?”

“Ada banyak di meja makan. Tapi aku belum bisa ngambilinnih. Aku juga belum bisa bicara pada mamaku. Mama gak mengerti dengan bahasaku.Gimana dung caranya ambil timun buatmu?”

“Udah gini aja. Kamu menangislah sekeras mungkin sampaidigendong lagi sama mama kamu. Ntar klo kamu digendong sampai dekat meja makan,tanganmu tunjuk-tunjuk saja ke timun biar diambilin”

“Klo udah diambilin lalu diapain timunnya?”

“Dijatuhin ke lantai di depanku. Nanti aku akan bersuara  eow-eow sambil menyundul-nyundul kaki mamamu”

“Betul juga yah. Kamu pintar sekali Cing”

Kucing Kancil senyum-senyum sendiri karena senang sekalidikira kucing beneran oleh Mama Majda Yulianingrum, artinya aktingnya sebagai Raja Kucing saatpementasan nanti bakalan berhasil.

^_^

Seperti skenario Kucing yang sebenarnya adalah Sang Kancil -- Mama Majda cepat-cepat menggendong anaknya saat mendengar suara tangis Rezamelengking tinggi. Karena tangisan Reza gak juga berhenti, Mama membawa Rezajalan-jalan keluar kamar. Saat mama berdiri di dekat meja makan tangan Rezamenunjuk-nunjuk tumpukan timun di atas piring. Mama dengan cepat mengambilkanseekor timun, biar Reza berhenti menangis. 

Namun setelah timun dipegang Reza, tiba-tiba timundijatuhkan ke depan kucing yang sedang berada di bawah sambil menyundul-nyundulkaki mama. Mama kaget dengan perbuatan Reza, tapi kemudian tertawa senangmelihat ada seekor kucing yang menyantap timun yang dijatuhkan. “Wah anakkupintar sekali, masih bayi udah bisa ngasih makan kucing” ujarnya dengan bangga.

Namun kemudian setelah berpikir sejenak, Mama Majda jadi terheran-heranmeilhat Kucing Kancil makan timun. “Mungkin kucing ini udah dibiasakan makantimun sama pemiliknya jadi dia enak aja menyantap ketimun. Wah aku gak bolehkalah sama kucing niy, aku harus lebih rajin makan sayur-sayuran”  pikir Mama.

Hari itu Sang Kancil cukup puas dengan aktingnya sebagai seekorkucing. Sampai saat dia kembali ke Hutan Utopia bayi Reza dan Mama Majda Yulianingrum tidakmengenali dirinya sebagai seekor kancil (Undil-2012)

gambar diambil dari : vincentvangoghgallery.org

tags: cerita lucu, cerita pendek,cerpen, dongeng sang kancil, 

Minggu, 08 Januari 2012

More Sophisticated Story of Si Kancil Mencuri Timun

Sang Kancil dalam perjalanan dari Hutan Utopia menujuGunung Sepikul mengikuti petunjuk buku Ki Wagenugraha, seorang ahli ilmu hayati paling mumpuni di saentero Pulau Jawa. Dalam Kitab tentang Rerumputan karya Ki Wagenugraha tertera bahwa di Gunung Sepikul terdapat beberapa jenis rerumputan yang tahan kekeringan karena memiliki umbi akar yang berfungsi menyimpan cadangan air. Sang Kancil akan menanam rerumputan tahan kekeringan di seputar telaga di tengah Hutan Utopia agar kelak jadi makanan cadangan buat para penghuni hutan selama musim kemarau. 

Sudah duaminggu dia menempuh perjalanan jauh tatkala tiba di sebuah kebun tanaman ketimun yang nampakmemiliki batang-batang yang kurus, daun-daun yang sebagian menguning  dan buah-buah kecil yang bergelantungan.

Baru saja Sang Kancil duduk, tiba-tiba bertiup anginkencang yang menerbangkan topi orang-orangan – boneka kayu yang dipasangditengah kebun ketimun.  Sang Kancilsegera berlari mengejar topi itu dan bermaksud memasangnya kembali ke tubuhorang-orangan. Sialnya saat tangannya menyentuh dada orang-orangan, tangannya menempel  pada tubuh si bonekakayu dan tidak bisa dilepaskan.  Semakinkeras dia berusaha melepaskan, semakin banyak bagian tubuh Sang Kancil yangmelekat pada orang-orangan. 


Pak Tani yang menemukan Sang Kancil terjebak pada tubuhorang-orangan langsung menyangka dirinya berhasil  menangkap pencuri yang selama ini mengganggukebunnya. Maka ditetapkanlah hukuman pada Sang Kancil untuk bekerja membersihkanladang Pak Tani selama 6 bulan terus menerus sebelum dia boleh pergimelanjutkan perjalanan ke Gunung Sepikul. Selama menjalani masa hukuman SangKancil akan dirantai kakinya dan dijaga oleh Anjing Gembala.

Tentu saja Sang Kancil sangat keberatan dengan hukumanitu. Ketimun yang ada di kebun Pak Tani masih terlalu kecil untuk dimakan, dandirinya tidak bakalan doyan memakan timun mentah itu. Lagipula tidak ada buktibekas gigitan atau sisa-sisa timun yang dimakan di kebun itu. Jadi tuduhan PakTani tanpa bukti.   

Namun kata-katanyatidak didengar sama sekali oleh Pak Tani yang yakin Sang Kancil telah sering beroperasimenjarah ketimun. Terpaksalah Sang Kancil rela menjalani hukuman sambilmemikirkan cara secepatnya pergi ke Gunung Sepikul  agar penduduk Hutan Utopia tidak kekuranganrumput di musim kering yang akan datang.

Untunglah di sela-sela waktu menjalani hukuman di ladangPak Tani, Sang Kancil sempat ngobrol-ngobrol dengan Anjing Gembala yang bertugasmenjaganya supaya tidak kabur. Dari Si Anjing Gembala, Sang Kancil tahu bahwapara petani di desa akhir-akhir ini kekurangan air karena sumber air yangmengalir dari Gunung Putih telah dikuasai sekelompok orang bersenjata yang dipimpinseseorang yang dijuluki Orang Berkumis dari Gunung. 

^_^

Orangnyatinggi jangkung, berkulit putih bersih, bermata belo warna kecoklatan, berambutkemerahan yang dicukur cepak, dan berkumis warna merah yang jarang-jarang tumbuhnya. Walaupun demikian orang-orang menjulukinya Orang Berkumis dari Gunung. Orang ini sangat giat mencari pengikut baru. Sepekan sekali dia membayar tukang teriak di pasar-pasar untuk meneriakkan ajaran-ajarannya tentang kebebasan tanpa batas. Dia juga mengundang anak-anak muda untuk berkunjung ke perpustakaan miliknya dan berdiskusi tentang kebebasan. 

Kelompok orang yang menguasai Gunung Putih itu membendungsumber air yang memancar dari puncak gunung dan hanya membuka penuh aliran airke dataran yang berada di sisi selatan Gunung yang tanahnya lebih rendah daripadasisi utara gunung.  

Aliran air ke arah utara masih ada tetapi tinggalsetengahnya. Akibatnya tanah pertanian di desa-desa di sisi utara gunung tidakmendapatkan air yang cukup.  Pertumbuhantanaman menjadi kurang bagus,hasil panen pun menurun. Secaraumum baik padi maupun palawija hanya memberi hasil panen dua pertiga saja darisebelumnya.  Pendeknya penduduk di sisiutara gunung dirugikan oleh pembendungan itu.
 
Belasan kali para petani mengirim utusan untuk meminta bendungan dibuka, tetapi selalu ditolak. Akhirnya para petani membentuk pasukan bersenjatadan berusaha merebut kembali  gunung itu -- namunselalu gagal. Sebenarnya jumlah kelompok yang dipimpin Orang Berkumis dari Gunung itu tidak banyak. Kekuatan mereka hanya belasan orang pasukan pemanah sajaditambah beberapa puluh pekerja tambang yang tak pandai memainkan pedang. Namun di sekeliling gunung ituterdapat dinding batu yang tidak bisa ditembus oleh para petani.  

Walaupun jumlahnya ratusan orang, pasukan petani selaludipukul mundur karena hujan anak panah yang menimpa mereka saat berusaha mendekatibenteng batu. Lagipula ketinggian benteng batu tersebut menyulitkan para petaniuntuk memanjatnya. Setelah mencoba berkali-kali dan gagal mengusir gerombolandari gunung itu maka para petani menjadi jera dan mendiamkan mereka.

Pembendungan air oleh para penghuni gunung konondilakukan untuk keperluan tambang. Mereka menggali tanah untuk mendapatkan tembagadan emas dari gunung. Mereka memerlukan air dalam jumlah banyak untuk mencuci biji-biji tembaga dan emas yang masih bercampur dengan tanah.  Entah apa yang dipikirkan para penghunigunung  yang mengabaikan nasib parapetani di utara. Mungkin mereka menganggap berkurangnya sepertiga hasil panenadalah tidak seberapa dibanding manfaat yang bisa mereka raih dari menambangemas dari gunung.

^_^

Konon mereka adalah sekelompok orang yang memujakebebasan. Mereka ingin merdeka dari pengaruh penguasa-penguasa yang ada diwilayah ini, seperti House of Pajangan yang berkuasa di sebelah barat dan House of Badegan di sebelah timur. Mereka ingin bebasmenentukan hidup mereka sendiri tanpa campur tangan orang lain, tanpa etika, tanpatatakrama, tanpa budaya maupun agama yangmembatasi kebebasan mereka. Namun pada kenyataannya apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ditentukan oleh Sang Pemimpin, yaitu Si Orang Berkumis dari Gunung.

Orang Berkumis adalah bekas pedagang kaya yang telahpuluhan tahun melanglang buana yang membuatnya memiliki pengalaman yang sangat luas. Kini dia memutuskan tinggal di Gunung Putih setelah terpesonaoleh gunung yang dari kejauhan nampak berwarna putih kebiru-biruan. Daripengalamannya dia tahu bahwa warna kebiruan itu berasal dari tembaga. Dia yakindi gunung itu tersimpan tembaga dan bahkan emas yang akan membiayai ambisinyamembentuk koloni yang terdiri atas orang-orang penganut kebebasan tanpa batas.

Maka dipergunakanlah seluruh kekayaannya untuk membiayai cita-cita itu. Dibentuklah pasukan kecil yang terdiri atas para pemanah ulung. Dibangunnyabenteng batu di sekeliling gunung. Setelah semuanya siap, barulah dia berani membendung sumbermata air untuk mengolah hasil tambang dari Gunung Putih. Beberapakali serbuandari para petani dengan mudah dipatahkan oleh tembakan dari busur-busur panjang milik pasukan pemanah yang berlindung di atas benteng batu yang menjulang tinggi. Benteng batu itu terlalu kokoh para petani.

Sebenarnya Si Orang Berkumis enggan menggunakan kekerasan fisik untuk mencapaitujuannya. Dia lebih mengandalkan cara-cara dengan memberi penjelasan panjanglebar tentang manfaat kebebasan tanpa batas pada masyarakat awam.  Sebuah perpustakaan besar dia bangun dan berisi ribuan buku tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk keperluan itu. Di sana terdapat buku-buku tentang kebebasan tanpa batas yang menjadi bekal para pengikutnya dalam usaha mencari pengikut baru dari kalangan penduduk desa. Dia juga menunjuk beberapa juru tulis untuk mencatat kehidupan sehari-hari di Gunung Putih dan desa-desa sekitarnya sebagai bahan pertimbangan dalam  menentukan strategi mencari pengikut di wilayah ini. 

Si Orang Berkumis hanya sesekali mengirim orang-orangnya untuk mengancam para pemimpin petani yangterang-terangan menentang kehadiran mereka di Gunung Putih. Mereka dilatih untuk melakukanancaman dengan diam-diam dan halus sertamenghindari korban terluka. Umumnya dengan cara menaruh pisau belati di bantalorang yang diancam atau menaruh bungkusan berisi racun di dekat piring nasimereka. Perbuatan itu adalah simbol bahwa Orang Berkumis mampu menikam ataumeracun orang yang menentangnya kalau dia mau.  Tujuannya hanya untuk menakut-nakuti parapetani sehingga tidak ada lagi yang berani bergerak menentang mereka.

Di sisi lain mereka memiliki para tabib yang hebat. Bilaada orang desa yang sakit dan tidak bisa sembuh oleh para tabib yang ada didesa, maka mereka akan mengutus orang untuk datang ke Gunung itu. Lalu Si OrangBerkumis akan mengutus tabib kepercayaannya untuk datang ke desa dan mengobati  si sakit hingga sembuh. Semua itu dilakukan tanpabayaran.

Si Orang Berkumis juga suka memerintahkan anak buahnyamengirim sekarung beras pada orang-orang tua renta yang sudah tidak punya keluargalagi. Juga pada anak-anak yatim yang hidup dalam kekurangan.  Dia juga tak segan-segan mengirimkan uang untuk keperluan anak-anak kecil yang ingin membeli mainan tetapi tidak punya uang.  Akibat darikebaikan hati mereka itu sebagian penduduk tidak menganggap mereka orang jahat,terutama penduduk yang berada di sebelah selatan gunung yang tidak terganggualiran airnya. Beberapa pemuda bahkan mulai terbujuk menjadi pekerja tambang diGunung Putih.

^_^

Setelah mendengar kisah tentang Orang Berkumis dari Gunung, Sang Kancil minta diantar olehAnjing Gembala untuk melihat-lihat sekitar Gunung Putih.  Dia tahu persis bahwa para penghuni gunungsengaja berbuat baik karena mereka ingin mendapatkan pengikut baru sebanyak-banyaknya untuk membangun negeri para pemuja kebebasan. Mereka juga sangat membutuhkan pasokan makanan dan pakaian daridesa-desa sekitarnya. Jika mereka berlaku kasar maka semuapenduduk akan membenci dan memboikot mereka sehingga mereka bakalan kesulitan memenuhikebutuhan sehari-harinya.

Sang Kancil bertekad akan mencari jalan guna menghentikan meluasnya ajaran sesat yang disebarkan Orang Berkumis. Dia tak ingin negeri ini hancur karena berkuasanya segelintir pemuja kebebasan yang ingin melepaskan diri dari segala macam aturan. Dia akan mengerahkanotaknya untuk melihat titik lemah benteng batu itu.

Setelah mengamat-amati sebentar gunung itu dan melihatbenteng batu yang mengelilingnya Sang Kancil tersenyum dan tahu apa yang harusdilakukan para petani. Maka dia minta Anjing Gembala menemui Pak Tani untukmenyampaikan tawarannya. Sang Kancil akan membantu para petani merebut GunungPutih, dan sebagai imbalannya dia minta dirinya dibebaskan.

Untunglah Pak Tani yang telah frustasi melihat sebagian pemuda telah terpengaruh ajaran si Orang berkumis dan mulai sering terlihat mabuk-mabukan di tempat umum -- denganantusias menerima tawaran Sang Kancil. Dia setuju membebaskan Sang Kancil darihukuman bila berhasil menolong para petani menaklukkan Orang Berkumis. Makasetelah mendengar uraian strategi  Sang Kancilsemakin percayalah Pak Tani akan keberhasilan strategi yang ditawarkan tersebut.Sebuah strategi yang tidak terlalu rumit untuk dilakukan tetapi tidak pernahterpikirkan oleh para petani.

Maka dikumpulkannya para petani lainnya dan dikatakanbahwa dirinya akan membentuk pasukan seperti dulu lagi. Tapi ternyata tidak mudah.Kegagalan berulangkali yang menimpa mereka dan ancaman yang disebarkan OrangBerkumis dari Gunung Putih telah membuat Pak Tani kesulitan mengumpulkan orang-oranguntuk melakukan perlawanan. Apalagi diantara pasukan yang terdahulu terdapat beberapaorang yang telah ditolong oleh si Orang Berkumis dari Gunung. Bahkanbeberapa anak muda telah terbujuk meninggalkan sawahnya dan beralih menjadipekerja tambang di Gunung Putih.

“Masa hanya karena beberapa keping uang kalian membiarkanhak kalian diambil oleh mereka? Semurah itukah harga diri kalian? Merekaorang-orang asing yang mengambil air kita, lalu mengancam kita dan membujukkita dengan sedikit uang! Apakah kita membiarkan mereka mengendalikan hidup kitauntuk kepentingan mereka!  Apa jadinya anak-anak kita bila jadi pengikut mereka lalu meninggalkan budaya, etika dan agama? Akan hancurlah masa depan negeri kita! Apa kalian tidak malu pada anak cucu kita kelakketika mereka mendengar kita menjual masa depan mereka dengan harga sangat murah? Apakalian tidak malu pada Tuhan yang memberi kita kekuatan dan akal untuk melawanpara pemuja kebebasan?” teriak Pak Tani berapi-api yang membuat sekelompok petani tua dan mudayang menolak ikut serta dalam pertempuran menunduk malu.

^_^

Butuh waktu sebulan untuk mengumpulkan beberaparatus orang. Hanya setengah dari jumlah petani yang berangkat untuk melakukanperlawanan beberapa waktu yang lalu. Namun Pak Tani tidak putus asa. Dia merasadengan beberapa ratus orang ini,  kekuatan pasukannya telah berkali-kali lipatdari pasukan Orang Berkumis dari Gunung. Jadi dia yakin bila pasukannyaberhasil menembus benteng maka pertempuran di dalam benteng batu akan dimenangkanoleh para petani. Dengan keyakinan itulah dia mulai mempersiapkan pasukannyadengan mempergunakan strategi Sang Kancil.

Setelah terkumpul orang-orang yang akan membebaskan GunungPutih tibalah saatnya untuk mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.Mereka mempersiapkan secara diam-diam karena khawatir rencana itu bocor ketelinga Orang Berkumis dari yang telah memiliki simpatisan dimana-mana. Oleh karenaitu mereka membuat persiapan di gudang bawah tanah di bawah lumbung padi PakTani. Para petani secara bergiliran datang ke gudang itu dan membuat persiapan disana.

Sang Kancil sengaja mengatur jadwal kerja para petani itu secara bergiliran karena khawatirakan menarik perhatian orang banyak. Biar mereka dikira kumpul-kumpul sajasesama petani yang sedang membicarakan hama dan pemupukan tanaman. Orang-orangyang tidak bersedia bergabung dalam pasukan tidak pernah diberitahu rencana itu, sehinggamereka menyangka Pak Tani gagal membentuk pasukan baru. Berita itulah yangsampai ke telinga Orang Berkumis sehingga dia hanya sesekali mengirim oranguntuk mengamat-amati rumah Pak Tani.

Setelah semua perlengkapan siap, penyerangan tidak segeradapat dilakukan. Strategi Sang Kancil  hanya dapat diterapkan saat malam gelap gulitatak ada sinar rembulan ataupun bintang-bintang. Jika ada cahaya kemungkinanpenyerangan akan gagal lagi karena ketahuan oleh musuh.

Para petani  dengansabar menunggu sampai saat itu datang. Setelah sepuluh hari menunggu akhirnyamalam itu tiba. Bulan muda sedang kecil-kecilnya, sementara mendung menggantungdi langit menutup cahaya bintang-bintang. Malam gelap gulita menyelimuti GunungPutih. Malam yang sempurna untuk menjalankan strategi pembebasan Sang Kancil.

Pada malam yang sunyi itu nampak sekelompok petanibersama Sang Kancil mendaki Bukit Biru yang terletak di sebelah utara Gunung Putih.Mereka menenteng Gantole-gantole besar yang terbuat dari kain dan rangka bambu.Rupanya para petani itu hendak menerobos Gunung Putih dari udara. Mereka akan menaiki Gantole yang akan membawamereka terbang bersama angin yang bertiup kencang.

Sudah sebulan ini para petani giat membuat gantole dari rangkabambu dan kain-kain yang mereka kumpulkan di gudang bawah tanah milik Pak Tani.Kain-kain dari mulai dari kain sarung, gorden  sampai jarik milik ibu-ibu petani disumbangkanuntuk membuat Gantole. Mereka sadar betul bahwa mereka harus berkorban agar dapathidup dengan bebas dari ancaman orang-orang Gunung Putih. Selama mereka masihmenguasai Gunung Putih, maka keinginan untuk leluasa mendapatkan sumber airdan anak-anak mereka terbebas dari pengaruh ajaran sesat tidak akan tercapai. Kesadaran itulah yang menjadikan pembuatan Gantole-gantole cepatterselesaikan.

Untunglah di dekat rumah Pak Tani ada seorang ahli desain bernama Nyi Ida Nurnaeni. Seperti halnya Ki Wagenugraha yang menimba ilmu dari madrasah-madrasah di seluruh penjuru dunia, Si Nyi Ida Nurnaeni ini telah lama berkelana keliling dunia untuk menimba ketrampilan membuat desain beraneka ragam barang yang rumit-rumit.

Tak kurang dari kota-kota besar di dunia seperti Jepara, Tuban, Bergota, Malaka, Gowa, Alepo, Paris bahkan Constantinopel pernah dikunjunginya. Berkat keluasan ilmunya petunjuk-petunjuk Sang Kancil tentang cara membuat Gantole dengan mudah dipahaminya. Nyi Ida Nurnaeni juga dengan cepat dapat melatih para petani untuk membantunya menyelesaikan Gantole-gantole itu. 

^_^

Awalnya  nampaklahsatu buah Gantole terbang dari atas Bukit Biru. Setelah nampak gantole ituterbang mulus mengelilingi bukit, segera diikuti oleh puluhan Gantole lain yangmenyusul membelah langit malam yang kelam. Hingga tengah malam telah ratusan Gantolemelayang mengitari Bukit Biru. Tak berapa lama kemudian Gantole-gantole itubergerak menuju Gunung Putih.

Mereka nampak mengitari gunung itu satu kali sebelumtiba-tiba menukik turun ke sebelah dalam benteng  yang mengitari Gunung Putih. Ratusan petaniitu terjun langsung ke markas Orang Berkumis dari Gunung Putih  yang telah berbulan-bulan membendung airmereka.

Terjadilah pertempuran seru di dalam Gunung Putih. Belasanpasukan Orang Berkumis kaget sekali mengalami serangan mendadak dari udara.Mereka sama sekali tidak menyangka bakalan digempur dari udara sehingga nampaktidak siap mengalami pertempuran jarak dekat. Mereka dengan cepat keteteran  menghadapi para petani yang menyerbu dengan senjata-senjataterhunus.

Jika saja serangan dilakukan dari darat orang-orangGunung Putih akan dengan mudah memukul mundur para penyerang meskipun penyerangitu adalah ratusan pasukan kerajaan yang terlatih baik. Itu semua karena OrangBerkumis adalah seorang ahli strategi perang. Dia membangun benteng batu di Gunung Putihdengan pertimbangan yang matang.

Benteng itu sangat tinggi dan kokoh sehingga tidak akan dengan mudah ditembusoleh pasukan kavaleri terbaik sekalipun. Si Orang Berkumis juga tak seganmengajarkan strategi perang kepada pengikutnya. Dia rajin menuliskan taktik-taktikperang yang dikuasainya dan menjadi buku yang wajib dibaca oleh para pasukan diGunung Putih agar mereka terampil dalam menjaga benteng pertahanan.

Namun kali ini adalah serangan udara. Sesuatu yang sama sekalitak pernah terpikirkan oleh Orang Berkumis. Pasukan pemanah tidak dipersiapkan untuk melawan banyak orang dalam pertempuran jarak dekat. Perlahan namun pasti pasukan GunungPutih terdesak mundur. Mereka terdesak semakin mendekati markas pimpinan merekayang berupa sebuah rumah besar dari batu. Satu persatu para gerombolan GunungPutih itu jatuh ke tanah tak berdaya menghadapi keperkasaan pasukan petani.Sisanya menyerah sambil melolong-lolong minta diampuni.

Sementara Orang Berkumis nampak berusaha terus bertempurmempertahankan rumahnya. Dalam hatinya dia terheran-heran dengan kecerdasanorang yang telah menyerang banteng pertahanannya dari udara. Sesuatu yang takpernah dia jumpai sepanjang hidupnya yang dihabiskan untuk berkelana melanglangdunia. Bukan main cerdasnya orang yang menggunakan strategi ini.  Tak malulah bila dia harus kalah oleh ahlistrategi perang secerdas ini.

Kemudian saat dilihatnya satu persatu anak buahnyamenyerah atau jatuh terkapar di tanah, hatinya menjadi kecut. Tak mungkin diamampu melawan para petani ini seorang diri. Maka tak ada pilihan lain bagidirinya selain menyerah. 

^_^

Malam itu juga bendungan yang membendung aliran sungaimenuju desa dijebol. Air kembali mengalir memenuhi parit-parit irigasi dan membasahi sawah-sawah yang kekuranganair.  Para petani lega, mereka jugasangat berterimakasih pada Sang Kancil yang telah memberi mereka bantuan dalam mengalahkanOrang Berkumis. Kini Gunung Putih telah dikuasai kembali oleh para petani.

Perpustakaan yang dimiliki Orang Berkumis itu diambilalih oleh para petani. Buku-buku yang bermanfaat dipertahankan sedangkanbuku-buku sesat tentang kebebasan tanpa batas dibakar habis oleh para petani.Mereka tidak ingin pemikiran anak-anak muda yang masih belum matang akandirusak oleh buku-buku sesat itu. Para petani sepakat untuk menempatkanbeberapa orang terpelajar di kalangan mereka untuk menjaga perpustakaan itusambil mengajarkan ilmu pengetahuan pada anak-anak petani.

Dari catatan-catatan yang ada di perpustakaan GunungPutih diketahui bahwa di gunung tersebut bersarang sekelompok tikus besar pemakanketimun yang sering turun ke desa untuk mencari makan. Tikus itu juga sukamengganggu gudang makanan milik Orang Berkumis, namun mereka hanya menyantapsimpanan makanan berupa ketimun. Orang Berkumis belum berhasil menemukan tempatpersembunyian tikus-tikus besar tersebut sehingga belum berhasil  memusnahkan mereka.  Dari catatan itulah Pak Tani tahu bahwa selamaini para pencuri ketimun bersembunyi di gunung ini.   

Kini tugas Sang Kancil untuk mengatasi masalah yangdihadapi para petani telah selesai. Namun masih ada satu hal yang mengganjal hatiSang Kancil, yaitu keengganan Pak Tani untuk mengakui bahwa dirinya telah salahkarena menangkap Sang Kancil. Padahal telah ada bukti catatan di perpustakaan bahwasi pencuri adalah tikus besar. Walaupun demikian Sang Kancil tidak kecewa. Mungkinsaat ini Pak Tani lupa mengakui kesalahannya karena orang itu sedang mendapatbanyak pujian dari petani lain karena berhasil memimpin pembebasan Gunung Putih. Mungkin juga dia masih malu untuk mengakuinya  sekarang. Siapa tahu di masa datang diabersedia mengakui kesalahan dan minta maaf pada Sang Kancil.

Lepas dari itu, Pak Tani memperlakukan Sang Kancil dengansangat baik. Sebagai tanda terimakasihnya, dia meminta beberapa petani untukmengantarkan Sang Kancil ke Gunung Sepikul dengan kereta kuda. Para petani itudengan senang hati memenuhi permintaan tersebut. Mereka berharap para penghuniHutan Utopia dapat terhindar dari ancaman kekurangan makanan dengan ditanamnya rumput-rumputtahan kering dari Gunung Sepikul ke dataran sekitar telaga di Hutan Utopia(undil – 2012).

gambar diambil dari: www.supercoloring.com/ 
           

Sabtu, 31 Desember 2011

Seni Penolakan Haibara kala Mempersiapkan Family Gathering

Haibara kesal dengan sesuatu menyebalkan yang harusdilakukan untuk kesekian kalinya. Ini gara-gara dirinya diseret  Shinichi Kudo untuk ikut serta menjadi panitiafamily gathering di kantornya. Jabatannya gak tanggung-tanggung lagi.  Koordinator acara family gahthering!

Haibara yakin seyakin-yakinnya bahwa sembilanpuluh persen pekerjaan panitia family gathering ini ada di seksi acara.  Jadi Shinichi memberi “gunung gajah” untukdipikul Haibara. Kerjanya pasti berat banget, berjibun-jibun serta akan memakanhabis waktunya. Gimana nggak berat kalo harus membuat acara yang menarik buat 4000 orang!.



Udah gitu Shinichi dan teman-teman lainnya pengen acarabeda sama sekali dari tahun lalu. Gak boleh sama!  Harus ada novelty-nya kata mereka.  Sebagai salah satu dampaknya pengisi acara darimulai pembukaan hingga penutup  adalahkaum profesional dari luar perusahaan. 

Definisi profesional menurut Shinichiadalah layak masuk TV. Artinya jika si pengisi acara belum pernah ditayangkan diTV berarti dia belum bisa dipentaskan di family gathering.  Sebuah persyaratan yang ditentukan olehShinichi, tapi dampaknya langsung terasa oleh Haibara, yaitu dirinya harus jungkir-balik & pontang-panting mencari pengisi acara.

Sebenarnya semua itu menyenangkan Haibara yang emang demen bikin acara seperti ini. Yang menyebalkan hanya satu, yaitu wanti-wanti Shinichi kepada Haibara untuk pandai-pandai menolak semua permintaan dari kalangan internal untuk tampil — termasuk bila ada request dari para petinggi di kantor.

Bahkan bos-nya sendiri pun harus ditolak jika mintaanaknya bisa tampil di family gathering.  Itu semua karena cita-cita Shinichi untukmembuat integrated family gathering.Entah dari mana dia mendapat istilah itu. Yang pasti Haibara yakin itu bukan ideasli Shinichi, secara anak itu bukanlah ahli tentang acara-acara sepertiini. 

Integrated FamilyGathering menurut Shinchi berarti  acaradari awal sampai akhir adalah satu kesatuan yang sudah dipersiapkan dari sejakmembuat konsep acara.  Jadi pengisi acaraditentukan berdasarkan konsep acara dan bukan sebaliknya.  Nyatanya emang demikian. Setelah ditentukankonsep acara, maka panitia kecil yaitu Shinichi, Haibara, Kogoro dan dua temanlainnya membutuhkan waktu tiga minggu hanya untuk memperdebatkan susunan detailacara dan siapa saja yang akan mengisi acara.

Debat selepas jam kerja yang berlangsung hingga larutmalam bahkan terkadang sampai dini hari itu untungnya berhasil melahirkan blueprintfamily gathering yang menjadi panduan bersama semua panitia. Disitu sudahtercantum semua pengisi acara, tidak boleh ada tambahan lagi. 

Blueprint itujuga menjadi panduan dalam hal tolak menolak para peminat jadi pengisi acara. Jadimasalahnya bukanlah kualitas para peminat tersebut,  tapi karena konsep acara menghendaki pengisiacara yang sesuai dengan konsep itu dan mereka telah selesai dipilih oleh panitia.  

Alhasil sampai tujuh hari menjelang acara, Haibara udahmenolak belasan calon pengisi acara. Dari mulai band lokal karyawan, anakkaryawan, keluarga rekanan kantor, hingga pihak-pihak luar yang inginberpartisipasi. Semuanya ditolak dengan sukses oleh Haibara.   

Namun kali ini yang minta beda. Dia adalah seorangpetinggi, bekas koordinator Haibara saat dirinya mengikuti satu project yangdipimpin orang itu beberapa tahun yang lalu. Si Bapak ingin anaknya tampil dipanggung family gathering.

Paduan suara anak-anak SMP.  Sebenarnya seru juga siy karena Haibara tahupersis suara mereka bagus-bagus. Dia pernah melihat mereka pentas di Sabuga.  Namun blueprint  udah terbit.  Slot acara sudah tersusun rapi.  Bisa dibom Shinichi bila dirinya merubahnya hanyakarena dirinya  gagal menolak satu permintaansaja.

Wuhhh kali ini Haibara harus berusaha keras untuk menolaknyadengan halus.  Secara dirinya banyakberhutang budi pada si Bapak yang telah mengajarinya banyak hal tentang perprojekan. Sungguh sial dirinya harus melakukanpenolakan ini.  Satu hal yang tidakpernah diduganya menjadi bagian dari tugas sebagai koodinator acara familygathering -– menjadi Sang Penolak.  Dus Haibaratiba-tiba merasa menggenggam bola panas yang harus secepatnya dia padamkan.

Haibara ingat seminggu yang lalu dirinya dengan susahpayah berhasil menolak permintaan teman dekatnya untuk menampilkan adiknya yangtelah lima tahun ikut sanggar tari dengan cita-cita ingin bisa pentas di kantorkakaknya.  Dirinya harus tegar saatmelihat si adik kecewa dari sebelumnya hatinya berbunga-bunga karena mengiradapat tampil di panggung dengan ditonton ribuan orang itu.  Secara Haibara sering banget berenang barengsi adik itu di hari-hari libur – dapatlah dibayangkan kekeluan lidahnya.  Pahitnya mengecewakan teman dekat benar-benardia rasakan saat itu

Penolakan yang lebih ringan -- dilakukan Haibaraterhadap salah satu instansi keamanan yang ingin menampilkan band yang barusaja mereka bentuk.  Juga dari  klub lawak yang salah satu anggotanya adalah karyawankantor. Juga dari beberapa orang luar yang berminat mengisi acara. Untunglah  mereka semua  bisa mengerti alasan yang dikemukakan Haibara.

Haibara berusahakeras menjelaskan adanya blueprint family gathering yang harus dipatuhi. Juga tentang DP semua pengisi acara yang sudah dibayar dan acara sudah tersusun rapihingga hitungan menit.  Semua itu membuatpengisi acara tak memungkinkan untuk dirubah lagi. Dan memang demikianlahadanya.  Kadangkala dia menghibur para peminattersebut dengan menyarankan mereka untuk mengajukan diri pada acara yang lainseperti ulang tahun himpunan kayawan atau acara DKM.  Sebuah penolakan yang dikritik Shinichisebagai melemparkan bola panas pada orang lain.

^_^

Setelah hampir satu jam dalam keraguan, akhirnya Haibaramemberanikan diri menjawab SMS itu. Dia sudah terlalu lelah mencari-cari  kalimat yang enak untuk diungkapkan.

“Mohon maafPak,  slot waktu pengisi acara sudahpenuh, gak bisa diselip-selipin lagi. Jadi panitia tidak bisa menampilkan paduansuara si adik”

“Saya hanya butuh waktu paling lama 20 menit untukmenampilkan 4 lagu. Please tolonglah mereka sudah sangat antusias untuk tampildi family gathering”. Demikianlah bunyi  jawaban atas SMS Haibara

Duh! Haibara pusing gimana cara dia bisa menolakpermintaan kedua  ini. Secara dia sudahdivonis mati oleh Shinichi gak boleh merubah-rubah acara lagi karena semuanyasudah dihitung hingga satuan menit oleh Show Director. Tak satu menit-pun yangdibiarkan lowong tanpa detail kegiatan yang harus dilakukan pada menit tersebut. Memasukkan pengisi acara baru berartimulai kerja besar lagi menyusun acara.

Akhirnya Haibara memutuskan untuk melenggang ke ruanganShinichi untuk minta “pertanggung jawaban” dengan cara memilihkan jawaban yangpaling pas buat Si Bapak. Saat dirinya duduk di depan meja Shinichi dan ngomong tentang hal itu,anak itu hanya nyengir kuda seraya menyuruh Haibara mengatakan hal-hal yang lainbersamaan dengan SMS penolakan yang akan dikriimkannya.

“Kalo gak salah si Bapak baru saja pindah ke rumah baruyang ada kolam di halaman depannya. Omongin saja tentang itu, mudah-mudahan membantumencairkan suasana” kata Shinichi

“Busyet lu!. Dasar tukang kasiy beban moral berat ke orang,udah tahu aku dekat dengan dia malahan aku yang disuruh menolak dia!” kataHaibara sambil tiba-tiba saja kepalanya serasa muncul tanduk saking kesalnya melihat kecuekan Shinichi.Rasa-rasanya dirinya ingin menyeruduk Shinichi dengan tanduk itu.  Tapi sudahlah. Percuma saja berantem dengan situkang nyengir. Malahan dia seneng kalodiseruduk Haibara. Akhirnya dengan hati masygul Haibaramemakai juga saran Shinichi pada SMS-nya.

“Punten pisan Pak,kita sudah susun acara hingga hitungan menit. Jadi benar-benar kami tidak bisalagi menyelipkan pengisi acara lain. Semua jadwal sudah confirm ke pengisiacara, dan kami kesulitan bila harus buat konfirmasi baru lagi dengan mereka.  Btw saya sudah lihat rumah bapak yang baru,asyik banget ada kolam besar di halaman depan, saya pernah lihat Bapak baca koran sambil duduk di gazebo ditengah kolam. Kayaknya seru banget!”

Satu jam belum adajawaban dari Si Bapak. Hingga Haibara mulai gelisah sambil sesekali melirikShinichi yang masih sibuk dengan kertas-kertas pekerjaannya.  Akhirnya Haibara membuka laptopnya dan mulai sibuk dengan SOP-SOP baru yang harusdibuatnya.  Dia memutuskan untukmenenggelamkan diri dalam pekerjaanya. Namun untunglah, dua jam kemudian ada jawabandari si Bapak, dan isinya pendek namun sangat melegakan.

 “OK, saya pernahmengalami jadi panitia, jadi saya dapat memahami kesulitan Haibara”.


Wuuiiiih.... Haibara serasa melayang-layang di antaramega-mega. Pekerjaan yang disangkanya sulit itu ternyata tidak sesukar yangdibayangkan.  Ternyata si Bapak dapat memahamialasan Haibara. Jadi hal-hal  yangditakuti selama beberapa jam terakhir ini tidak nyata, hanya ada pada bayangannyasendiri (Undil-2011).

Gambar dari :artstor 

Rabu, 07 Desember 2011

Demang Nuru dan Para Ksatria Jepara


Demang Nara, Demang Neri danDemang Nuru duduk bertiga di depan sebuah meja kotak dari kayu cendana ditengah pendopo kadipaten. Para demang yang lain juga duduk di beberapa mejalain yang ditata apik di pendopo. Wangi-wangian berupa dupa yang dibakarpojok-pojok ruangan menghiasi udara pendopo. Hari ini di ruangan itu akandilakukan pertemuan para pejabat  kadipaten dengan perwakilan Ksatria Jeparauntuk merundingkan berbagai hal. Sang Adipati akan memimpin sendiri delegasi kadipatenpada pertemuan kali ini.


Hal-hal yang penting untukdibicarakan adalah soal perdagangan, disamping soal-soal keamanan. Kadipatenmemiliki hasil bumi seperti beras, jagung dan kelapa untuk dipasok ke Jepara.Sementara Jepara selaku salah satu kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawamemiliki kain sutera, minyak ikan, ter, kertas, kapur barus, minyak wangi,barang-barang pecah belah dari porselin & kristal, peralatan rumah tanggadari logam dan obat-obatan yang dibutuhkan rakyat kadipaten.

Demang Nara yang tiba duluandi tempat itu memesan minuman buat dirinya dan dua temannya. Awalnya diamemesan teh tawar untuk dirinya, tapi kemudian dia tertarik dengan tawaranpelayan untuk mencoba minuman air kelapa muda ditambah sirup strawberry yangdidatangkan khusus dari Venesia. Sirup yang dibawa oleh pedagang-pedagang dariGujarat itu telah tersohor kenikmatannya. Namun karena dia sudah memesan satu gelasteh tawar, maka Demang Nara hanya memesan dua gelas kelapa muda strawberry.

Yang menyusul datang adalahDemang Neri, si juragan beras muda belia dari wilayah timur kadipaten. DemangNeri mengendalikan lumbung-lumbung padi yang berada di wilayah kekuasaannya.Makanya dia adalah aktor penting dalam perundingan ini mengingat Jeparabukanlah daerah yang memiliki petani. Hampir seluruh penduduk Jepara adalahkaum pedagang, para tukang, tabib, ahli kimia, pembuat senapan & meriam,  pemintal kain dan profesi lain yang takterkait dengan produksi beras.

Melihat di depannya telahtersuguh minuman kelapa muda strawberry, Demang Neri tertarik untukmencicipinya seperti yang dilakukan Demang Nara. Dan dia tidak kecewa dengankelezatan paduan rasa kelapa muda strawberry.

Demang Nuru baru muncul satujam kemudian. Agaknya dia masih sibuk membuat sapu lidi di halaman belakangrumahnya sehingga terlambat tiba di kadipaten. Demang Nuru memimpin wilayahselatan kadipaten yang merupakan pusat perkebunan kelapa. Setiap tahun ratusanribu kelapa dihasilkan oleh wilayah itu, namun tidak semuanya dapat terjual.Belakangan muncul permintaan baru yaitu kelapa yang telah dikeringkan untukdipasok ke Jepara. Kelapa kering itu selanjutnya akan diangkut ke Makasar yangmerupakan pusat perdagangan kopra dunia di masa itu. Sebuah peluang perdaganganyang sangat menguntungkan bagi Demang Nuru.

Hasil sampingan dari perkebunankelapa adalah sapu lidi yang dibuat dari daun-daun kelapa. Adalah hobby DemangNuru untuk membuat sendiri sapu lidi menemani para pegawainya, yang tak lainadalah anak istrinya. Sayang sapu lidi bukanlah barang yang gampang dijualkarena relatif awet. Orang bisa beli satu untuk dipakai satu dua-tahun,sehingga penjualannya juga kurang bagus.

Melihat dua temannya minumkelapa muda berwarna merah muda -- warna sirup strawberry Venesia, terbitlahair liur Demang Nuru karena kepengin merasakan juga. Namun alangkah kecewanyadia saat pelayan datang malahan membawakan teh tawar bagi dirinya. DilihatnyaDemang Nara senyum-senyum sambil pasang muka tidak bersalah, sementara DemangNeri pura-pura sibuk menulis-nulis dengan pensil arang di atas kertas yangdibawanya. Setelah diamat-amati ternyata Demang Neri cuman menggambar duagunung dan matahari terbit diantaranya. “Sungguh Demang yang kekanak-kanakan”pikir Demang Nuru.

Karena untuk pesan minumanlagi dia malu pada Sang Adipati, maka terpaksalah Demang Nuru meminum teh tawaryang disuguhkan. Rasanya beda banget sih dibanding teh yang dirumahnya. Teh initeh kelas satu yang telah dibumbui dengan bunga melati dan diracik oleh emputeh nomor satu di kadipaten. Sementara teh di rumahnya adalah daun teh keringtanpa bumbu yang rasanya biasa-biasa saja. Jadi agak sedikit terhiburlah hatinya.Dicoba dinikmatinya setiap tetesnya. “Hmmm benar-benar nikmat tidak seperti tehyang di rumah.  Lagipula kalau aku minummanis-manis malahan bisa serak” pikir Demang Nuru.

^_^

Sayup-sayup Demang Naramendengar suara derap puluhan ekor kuda mendekati halaman pendopo kadipaten. Sejuruskemudian dilihatnya ada kurang lebih dua puluh ksatria berkuda dengan pakaianwarna putih, sorban warna putih dan bersepatu hitam memasuki halaman kadipaten.Merekalah para Ksatria Jepara yang ditunggu-tunggu.

Ksatria di barisan terdepanmembawa panji-panji gula kelapa – merah putih lambang Kesultanan Demak Bintoro.Jepara adalah salah satu wilayah Kesultanan Demak Bintoro – salah satu kerajaanmaritim terbesar di nusantara sepanjang masa. Demak Bintoro mengandalkanpendapatannya bukan dari pertanian, tetapi dari perdagangan internasional dikota-kota pelabuhan di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, termasuk pelabuhanJepara.

Berkat perdagangan itulahDemak Bintoro muncul sebagai kerajaan maritim yang kaya raya dan mampumembangun armada kapal-kapal perang yang disegani di nusantara. Disamping pasukandan senjata, faktor ketersediaan uang memegang peranan penting dalam perang dimasa itu. Bila tidak memiliki uang yang cukup maka pasukan yang sedangbertempur akan kesulitan perbekalan dan persediaan senjata, apalagi bila merekaterlibat perang dalam jangka waktu lama.

Demang Nara berdecak kagummelihat kuda-kuda arab yang ditunggangi Ksatria Jepara. Kuda-kuda itu berukurandua kali lebih besar dari kuda-kuda lokal yang dibawa para Demang. KekagumanDemang Nara semakin bertambah tatkala melihat di setiap bahu para ksatria itutersandang senapan, sama seperti senapan yang dipamerkan oleh orang-orangPortugis di Pasuruan. Sementara para Demang seperti dirinya masih mengandalkanpedang dan tombak sebagai senjata.


Lain halnya bagi Demang Neriyang sewaktu remaja  pernah menjadi awakkapal sebuah kapal dagang Gujarat. Kehebatan Ksatria Jepara bukanlah hal yangbaru.  Dia tahu persis Ksatria Jeparabukan saja memiliki prajurit, tetapi juga sekelompok tabib yang siap mengobatiprajurit yang terluka, ahli pergudangan yang mengatur logistik pasukan, ahlinavigasi, tukang gambar peta, ahli mesiu, dan ahli meriam.

Ksatria Jepara juga mampubergerak cepat menuju daerah-daerah musuh karena memiliki armada jung, yaitu kapal-kapalbesar khas pedagang Jawa yang siap membawa mereka kemana saja. Berbeda denganpasukan kadipaten yang mengandalkan angkutan darat seperti kuda dan pedati,sehingga sulit membawa perbekalan dan butuh waktu berbulan-bulan untuk mencapaikota-kota yang jauh.

Pernah di suatu malam kapaldagang Gujarat yang ditumpangi Demang Neri berpapasan dengan kapal-kapal perangKsatria Jepara di lepas pantai ujung timur Pulau Jawa. Ada kurang lebih duapuluh jung Jepara yang berlayar mendekati benteng Portugis yang samar-samarterlihat berdiri megah di tepi pantai dengan menara-menara yang menjulangtinggi.

Demang Neri terperanjattatkala terdengar bunyi ledakan keras bersahut-sahutan. Kemudian di gelapnyamalam  terlihat bola-bola api meluncurdari kapal-kapal perang Jepara melesat ke arah Benteng Portugis. Bola-bola apitersebut meledak di tembok-tembok batu Benteng Portugis dan menimbulkankebakaran hebat. Awalnya masih terlihat bola-bola api balasan meluncur dariBenteng Portugis menuju jung-jung Jepara. Tapi bola-bola api itu semakin lamasemakin berkurang seiring runtuhnya menara-menara di Benteng Portugis. Rupanyameriam-meriam Armada Jepara mampu membungkam perlawanan sengit bentengtersebut. Hanya dalam waktu kurang dari satu malam benteng yang berdiri megahtersebut telah porak poranda dihajar meriam-meriam Ksatria Jepara.      

^_^

Sang Adipati mencegah para demangbangkit dari duduknya untuk berdiri menyambut hadirnya para tamu pada saat padasaat delegasi Ksatria Jepara memasuki pendopo Kadipaten. Para ksatria itudikenal kurang suka penghormatan seperti itu dari tuan rumah.  Sang Adipati agaknya telah mengenal merekadengan sangat baik. Sesaat kemudian Adipati memperkenalkan tamu-tamunya.

Pemimpin para Ksatria Jeparaadalah seorang pria bertubuh tinggi, tegap, berkulit putih dan berhidung mancungbernama Muhammad Yunus, lebih dikenal dengan nama Pati Unus. Dia adalah seoranglaksamana yang berpengalaman luas dan juga seorang ahli pemerintahan yangcakap.

Disamping Pati Unus berdiriseorang anak muda berusia sekitar dua belas tahun, diperkenalkan sebagai muridSunan Kudus yang paling cerdas. Dia akan membantu merumuskan perundingan inidalam bentuk perjanjian tertulis. Dia adalah seorang Ksatria muda dari Jipang.Kemudian diperkenalkan juga dua orang ahli pertanian lulusan Madrasah Sunan Bonang di Tuban. Mereka yang akan menilai kualitas beras, kelapa danhasil pertanian lain di kadipaten. Bila harga dan kualitas sesuai denganpermintaan Jepara maka akan dilakukan pembicaraan lanjutan untuk merumuskankerja sama perdagangan. Mereka juga akan merundingkan soal-soal keamanan diwilayah perbatasan.

^_^

Selama berlangsungnyaperundingan, Demang Nuru telah melupakan minuman kelapa muda strawberry yangdiimpikannya. Dia telah punya pikiran lain yang menurut dia jauh lebih penting.Sapu lidi! Yah dia mampu memproduksi ribuan sapu lidi tiap tahun tapijarang-jarang yang beli. Akhirnya dia terpaksa menurunkan produksinya karena stokseringkali hanya menumpuk di gudang.

Kini didepannya hadir para KsatriaJepara yang memiliki jung-jung berukuran besar. Dia juga mendengar ada ratusankapal dagang yang sering singgah di pelabuhan Jepara. Untuk bersih-bersih kapalpakai apalagi kalau bukan pakai sapu?. Demang Nuru berpikir barangkali sajakapal-kapal itu tertarik membeli sapu lidi buatannya, khan lumayan!. Dia bisamemuaskan hobbynya membuat sapu lidi dan memaksimalkan potensi perkebunankelapa di wilayah timur kadipaten dalam memproduksi sapu lidi (undil- 2011)

Gambar diambil dari: wikipedia

Jumat, 18 November 2011

Dongeng Sang Kancil vs Suku Penjarah

Berita tentang sepak terjang Suku Pongpongbolong sudah meluas sampai ke hutan-hutan di sekitar Laguna Biru. Suku Pongpongbolong adalah sekelompok orang kurang terpelajar yang kerjanya merambah hutan, menebangi kayu-kayunya dan membakar sisanya. Mereka juga memburu binatang-binatang hutan untuk diambil kulitnya atau diawetkan untuk dijual.

Begitu mereka berhasil memasuki sebuah hutan mereka akan merusaknya, mengaduk-aduk tanahnya untuk mencari logam mulia dan meninggalkannya setelah tidak ada pohon, hewan dan barang berharga yang tersisa untuk dijarah. Tak heran mereka sukses merubah hutan-hutan lebat menjadi padang tandus, kering dan berantakan.



Kengerian akan sepak terjang mereka semakin bertambah saat kelompok penjarah itu mulai mampu membeli senapan dan mesiu untuk memperlancar aksi penjarahan hutan. Perlawanan dari kawanan Macan dan Gajah yang mengamuk  menjadi tidak ada artinya di hadapan terjangan timah panas. Senapan-senapan itu membuat mereka tak mampu dilawan para binatang. Karenanya Suku Pongpongbolong sangat ditakuti oleh para penghuni hutan.   

Binatang penghuni Hutan Utopia di seberang selatan Laguna Biru sudah mulai resah mendengar kabar kedatangan suku Pongpongbolong di hutan cemara sebelah utara Laguna. Mereka telah mendirikan tenda-tenda di tepi Laguna. Sebentar lagi makhluk-makhluk penjarah itu akan menebangi pohon cemara untuk membuat rakit-rakit guna menyeberangi Laguna menuju Hutan Utopia yang sangat subur dan kaya aneka ragam kekayaan hutan. Sebuah hutan impian bagi Suku Pongpongbolong untuk dijarah sampai tandas.

^_^

Ratusan penghuni Hutan Utopia telah berkumpul di depan rumah Sang Kancil untuk meminta nasehat-nasehat menghadapi kedatangan Suku Pongpongbolong. Sang Kancil yang dikenal oleh para penghuni hutan sebagai binatang paling kutu buku sehutan raya adalah satu-satunya harapan mereka. Si gudang ilmu pengetahuan nampak keluar dari rumahnya, memakai syal sambil berjalan terhuyung-huyung dipapah dua ekor gajah yang menjadi asistennya . Rupanya dia sedang sakit flu berat.

“Maafkan aku sedang sakit, tidak bisa lama-lama berada di luar rumah” ujar Sang Kancil

“Temui kami sebentar saja. Kami hanya minta nasehat cara menghadapi para penjarah Suku Pongpongbolong dengan ilmu pengetahuan & kebijaksanaan yang kau pelajari selama ini”

“Dengarlah ini kunci kemenangan kalian. Mereka orang-orang bodoh yang malas belajar dan pendek akalnya. Mereka yang hanya bisa menjarah hutan dan merusaknya tanpa kesadaran untuk memeliharanya atau memanfaatkan untuk hal-hal lain seperti bercocok tanam atau memelihara ternak. Kalian harus menggunakan hasil pemikiran bersama untuk mengalahkan mereka” kata Sang Kancil

“Ajarkan pada kami satu taktik melawan mereka. Kami akan berunding untuk mencari cara-cara tambahan untuk mengalahkan mereka” kata Beruang Madu selaku wakil para binatang.

Para binatang tahu bahwa Sang Kancil paling tidak suka mendiktekan cara menyelesaikan suatu masalah. Dia hanya mau memberi beberapa petunjuk, selanjutnya para binatang harus mendiskusikan di antara mereka untuk mendapatkan cara terbaik mengatasi suatu masalah. Sang Kancil berpandangan bahwa hasil pikiran ratusan binatang akan lebih baik dibanding hasil pikirannya seorang diri. Karena itulah dia enggan mengajarkan pemecahan masalah secara utuh dari A sampai Z.

“Baiklah aku ajarkan satu cara. Namun kalian harus berunding guna melengkapinya agar menjadi satu taktik yang hebat untuk mengalahkan mereka”


“Setuju Sang Kancil, kami akan berdiskusi untuk mendapatkan cara mengalahkan mereka” teriak Beruang Madu dengan mata berbinar-binar karena berharap mendapat taktik yang jitu dari Sang Kutu Buku.

“Dengarlah teman-teman. Suku Pongpongbolong itu bodoh. Mereka malas mempelajari fenomena-fenomena alam. Mereka tidak tahu banyak tentang sifat-sifat suara. Kita manfaatkan kelemahan mereka itu. Kita akan menakut-nakuti mereka dengan menjatuhkan guci-guci ke jurang besar di mulut hutan. Guci-guci tersebut aku rancang untuk memberikan suara yang sangat keras saat pecah di dasar jurang. Aku telah menelitinya selama bertahun-tahun di laboratorium. Saat guci-guci itu pecah, dinding-dinding jurang akan memantulkan suara yang sangat dahsyat dan menakutkan bagi orang-orang yang tidak tahu bahwa suara tersebut berasal dari gema suara di dinding-dinding batu” kata Sang Kancil

“Setujuuuuu….. Hore kita akan mengalahkan mereka” teriak para penghuni hutan.

^_^

Maka mulai hari itu ratusan penghuni hutan sibuk membuat guci-guci sesuai rancangan Sang Kancil. Mereka juga berdiskusi tentang cara mengalahkan para penjarah hutan. Maka diputuskan untuk mengirim pasukan lebah dan semut ngangkrang saat Suku Pongpongbolong telah mendarat dari rakit-rakit mereka.

Mereka juga mempersiapkan kawanan gagak untuk berkaok-kaok di dasar jurang bersamaan dengan dijatuhkannya guci-guci agar biar memberikan efek suara yang lebih menakutkan bagi para penjarah hutan. Tak  lupa kawanan binatang itu mempersiapkan tumpukan kayu di balik sebuah bukit di tengah hutan untuk dibakar agar menimbulkan asap yang tebal.

Seperti yang telah direncanakan, saat ratusan kawanan Suku Pongpongbolong mencapai seberang Laguna, mereka langsung disambut oleh sengatan ribuan lebah.  Ketika mereka berhasil mengusir serbuan lebah dengan api dari  obor-obor yang mereka nyalakan, tiba-tiba datang ribuan semut ngangkrang mengigiti kaki mereka.  Bersamaan dengan itu terdengar suara dentuman-dentuman dahsyat dari arah hutan disertai asap yang membubung tinggi dari bukit yang menjulang di tengah hutan.

Para penjarah Suku Pongpongbolong sangat takut mendengar suara-suara berdentum-dentum sangat keras dari dalam hutan. Awalnya mereka menyangka ada raksasa sedang terbatuk-batuk di dalam hutan. Namun saat mereka melihat asap membubung tinggi dari atas bukit, mereka langsung mengira tengah terjadi letusan gunung api dari dari dalam hutan. Maka mereka memilih mengambil langkah seribu karena takut terkena terjangan lava pijar gunung api.

Di pagi yang cerah itu para penghuni hutan menyaksikan suku penjarah yang sangat ditakuti itu tiba-tiba menjadi sekelompok cecurut penakut yang lari terbirit-birit kembali ke atas rakit untuk pergi sejauh-jauhnya dari Hutan Utopia. Para binatang bersorak sorai melihat musuh mereka lari terkencing-kencing. Hutan Utopia akan kembali aman dari ancaman penjarahan. Mereka sangat senang memiliki Sang Kancil selaku kutu buku yang nasehatnya sangat ampuh untuk menaklukan musuh. Namun mereka juga sangat bangga dengan ide letusan palsu gunung api. Sungguh suatu ide cemerlang yang muncul begitu saja saat diskusi di antara mereka (Undil – 2011).

tags: dongeng sang kancil, cerita kancil, cerita anak, cerita pendek, cerpen, cerita manajemen

gambar diambil dari : paintinghere.com
   

Sabtu, 02 Juli 2011

Cara Mitsunari Mengatasi Rasa Kantuknya

Seperti malam-malam sebelumnya Mitsunari kembali keluar kamar karena kantuk tak tertahankan. Jarum jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam. Tugas presentasi kuliah buat besok pagi, serta tumpukan dokumen kantor yang harus dibereskan malam ini telah memaksanya untuk menunda tidurnya. Semua harus beres malam ini. Sialnya matanya tak tahan lagi untuk tidak terpejam.

Maka seperti yang biasa dilakukannya, Mitsunari keluar dari rumahnya sambil menenteng ransel dan berjalan menuju warung tenda yang berada hanya 300 meter dari rumahnya. Warung itu melekat pada pinggiran sebuah taman kecil di tengah pertigaan Jalan Eijkman. Taman berbentuk segitiga dengan panjang sisinya 20 meter itu pada dua sisinya dijejali deretan warung. Satu sisi yang lain berisi mobil-mobil yang diparkir. Mitsunari menuju salah satu warung yang menjadi langganannya.

Warung langganan Mitsunari menjual makanan standar kakilima. Pecel lele, sop kikil, soto ayam, bebek goreng dan ayam goreng. Mitsunari biasa memilih salah satu menu secara bergantian. Namun untuk malam ini yang hanya bertujuan mengusir kantuk, Mitsunari memesan kopi susu plus beberapa potong pisang goreng saja. Dia ngobrol barang 5-10 menit dengan Bapak yang melayani makan, baru kemudian menyingkir ke tempat duduk dari semen yang sekaligus berfungsi sebagai benteng pembatas taman.

Di bawah penerangan sinar lampu taman yang lumayan terang, Mitsunari meneruskan segala tetek bengek tugas kuliah dan kerjaan kantor di situ. Dikeluarkannya laptop dan buku-buku dari dalam tas, kemudian Mitsunari mulai beraksi membereskan tugasnya.

Anehnya saat mengerjakan tugas di warung ini Mitsunari berkurang jauh kantuknya. Mungkin karena pengaruh angin malam, mungkin juga karena obrolan orang-orang di warung yang membuatnya bersemangat mengerjakan tugas karena melihat orang lain juga terjaga. Sesekali diseruputnya kopi dan dicomotnya pisang goreng sebagai selingan. Satu dua kali dia ikutan nyeletuk menimpali obrolan yang tengah berlangsung seru di warung.

Biasanya pengunjung warung secara konstan datang dan pergi silih berganti. Jarang warung sampai kosong. Obrolan di sana pun bervariasi topiknya, tergantung selera pengunjungnya. Mitsunari tak ambil pusing dengan isi obrolan karena pikirannya tertuju paa tugas-tugasnya. Dia menyelesaikan semua tugas kuliah dan dokumen kantornya bersamaan dengan jam tutup warung. Pukul 3 pagi kala penjaga warung beres-beres warungnya, saat itulah biasanya pekerjaan Mitsunari juga sudah selesai.



Untung malam ini tidak hujan. Jika hujan tiba-tiba turun Mitsunari bisa pindah ke serambi mushola yang ada di seberang taman. Di serambi yang tidak berdinding itu, dia dapat meneruskan pekerjaannya hingga selesai.

Terkadang bila kantuk tidak tertahankan, Mitsunari masuk ke kamar mandi Mushola dan menyegarkan badannya dengan mengguyurkan air ke kepalanya. Jika kantuk benar-benar parah Mitsunari mandi di tempat itu. Lazimnya kantuk Mitsunari jauh berkurang setelah mandi.

Diam-diam Mitsunari berasa berhutang budi pada warung yang telah membantunya memicingkan mata semalaman. Tanpa bantuan mereka bisa jadi tugas-tugas kuliah ataupun pekerjaan kantor terlambat atau bahkan terbengkalai. Untunglah mereka membuka warung di tempat itu sehingga Mitsunari yang harus lembur dapat terbantu (undil – 2011)