Jumat, 14 Agustus 2009

pangeran katak

Pada suatu waktu, hidup seorang raja yang mempunyai beberapa anak gadis yang cantik,
tetapi anak gadisnya yang paling bungsulah yang paling cantik. Ia memiliki wajah yang
sangat cantik dan selalu terlihat bercahaya. Ia bernama Mary. Di dekat istana raja
terdapat hutan yang luas serta lebat dan di bawah satu pohon limau yang sudah tua ada
sebuah sumur.
Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi bermain menuju hutan dan duduk
di tepi pancuran yang airnya sangat dingin. Ketika sudah bosan sang Putri mengambil
sebuah bola emas kemudian melemparkannya tinggi-tinggi lalu ia tangkap kembali. Bermain
lempar bola adalah mainan kegemarannya.
Namun, suatu ketika bola emas sang putri tidak bisa
ditangkapnya. Bola itu kemudian jatuh ke tanah dan
menggelinding ke arah telaga, mata sang putri terus
melihat arah bola emasnya, bola terus bergulir hingga
akhirnya lenyap di telaga yang dalam, sampai dasar telaga
itu pun tak terlihat. Sang Putri pun mulai menangis.
Semakin lama tangisannya makin keras. Ketika ia masih
menangis, terdengar suara seseorang berbicar
a padanya, "Apa yang membuatmu bersedih tuan putri? Tangisan tuan Putri sangat
membuat saya terharu" Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah
suara tersebut, ia hanya melihat seekor katak besar
dengan muka yang jelek di permukaan air. Oh, apakah
engkau yang tadi berbicara katak? Aku menangis karena
bola emasku jatuh ke dalam telaga. Berhentilah menangis,
kata sang katak. Aku bisa membantumu mengambil bola
emasmu, tapi apakah yang akan kau berikan padaku nanti?,
lanjut sang katak.
Apapun yang kau minta akan ku berikan, perhiasan dan mutiaraku, bahkan aku akan
berikan mahkota emas yang aku pakai ini, kata sang putri. Sang katak menjawab, aku tidak
mau perhiasan, mutiara bahkan mahkota emasmu, tapi aku ingin kau mau menjadi teman
pasanganku dan mendampingimu makan, minum dan menemanimu tidur. Jika kau berjanji
memenuhi semua keinginanku, aku akan mengambilkan bola emasmu kembali, kata sang
katak. Baik, aku janji akan memenuhi semua keinginanmu jika kau berhasil membawa bola
emasku kembali. Sang putri berpikir, bagaimana mungkin seekor katak yang bisa
berbicara dapat hidup di darat dalam waktu yang lama. Ia hanya bisa bermain di air
bersama katak lainnya sambil bernyanyi. Setelah sang putri berjanji, sang katak segera
menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke permukaan sambil
membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.
Sang Putri merasa sangat senang karena bola emasnya ia dapatkan kembali. Sang Putri
menangkap bola emasnya dan kemudian berlari pulang. Tunggu ! tunggu, kata sang katak.
Bawa aku bersamamu, aku tidak dapat berlari secepat dirimu. Tapi percuma saja sang
katak berteriak memanggil sang putri, ia tetap berlari meninggalkan sang katak. Sang
katak merasa sangat sedih dan kembali ke telaga. Keesokan harinya,
ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil
makan siang, terdengar suara lompatan di tangga marmer.
Sesampainya di tangga paling atas, terdengar ketukan
pintu dan tangisan, Putri, putri! bukakan pintu untukku.
Sang putri bergegas menuju pintu. Tapi ketika ia membuka
pintu, ternyata di hadapannya sudah ada sang katak.
Karena kaget ia segera menutup pintu keraskeras.
Ia kembali duduk di meja makan dan kelihatan ketakutan. Sang Raja yang melihat
anaknya ketakutan bertanya pada putrinya, Apa yang engkau takutkan putriku? Apakah
ada raksasa yang akan membawamu pergi? Bukan ayah, bukan seorang raksasa tapi seekor
katak yang menjijikkan, kata sang putri. Apa yang ia inginkan darimu? tanya sang raja
pada putrinya.
Kemudian sang putri bercerita kembali kejadian yang menimpanya kemarin. Aku tidak
pernah berpikir ia akan datang ke istana ini.., kata sang Putri. Tidak berapa lama,
terdengar ketukan di pintu lagi. Putri!, putri, bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa
dengan ucapan mu di telaga kemarin? Akhirnya sang Raja berkata pada putrinya, apa saja
yang telah engkau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan pintu untuknya. Dengan
langkah yang berat, sang putri bungsu membuka pintu, lalu sang katak segera
masuk dan mengikuti sang putri sampai ke meja makan.
Angkat aku dan biarkan duduk di sebelahmu, kata sang
katak.Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan piring
untuk katak di samping Putri Mary. Sang katak segera
menyantap makanan di piring itu dengan menjulurkan
lidahnya yang panjang. Wah, benar-benar tidak punya
aturan. Melihatnya saja membuat perasaanku tidak
enak, kata Putri Mary.
Sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa melepaskan diri dari sang
katak. Namun, tiba-tiba, ketika hendak membaringkan diri di tempat tidur. Kwoook!
ternyata sang katak sudah berada di atas tempat tidurnya. Cukup katak! Meskipun aku
sudah mengucapkan janji, tapi ini sudah keterlaluan! Putri Mary sangat marah, lalu ia
melemparkan katak itu ke lantai. Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak.
Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah. Terima kasih Putri Mary! kau telah
menyelamatkanku dari sihir seorang penyihir yang jahat. Karena kau
telah melemparku, sihirnya lenyap dan aku kembali ke
wujud semula. Kata sang pangeran. Maafkan aku karena
telah mengingkari janji, kata sang putri dengan penuh
sesal. Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu
marah agar kau melemparkanku, sahut sang Pangeran.
Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan
Putri Mary mengikat janji setia dengan menikah dan
merekapun hidup bahagia.
HIKMAH :
Jangan pernah mempermainkan sebuah janji dan pikirkanlah dahulu janji-janji yang
akan kita buat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar