Sabtu, 28 Januari 2012

Puisi Orang Biasa

Dia yang tak maju-maju
Bukan berarti tidak mampu
Bisa jadi  tak diberi kesempatan
Hingga terpendamlah kecemerlangan

Dia yang biasa-biasa saja
bukan berarti tak sehebat sang bintang
karena bukan hanya kemampuan
tapi juga kesempatan yang menentukan
(undil)

Jumat, 27 Januari 2012

Puisi Pernikahan untuk Sahabat: Keabadian Cinta

Seandainya kamu diberi kesempatan
rubah batu-batu hitam jadi permata,
jadikan nilai-nilai ujianmu A semua,
selesaikan tugas akhirmu sekejap mata,
atau meraih cinta dari sejuta manusia

ITU SEMUA TIDAK ADA ARTINYA!

Dibanding kesempatan yang kau genggam saat ini
untuk letakkan hatimu dalam hatinya,
lalu merasakan apa yang dirasakannya.
Padukan keinginanmu dan keinginannya,
di bingkai keteguhan tempuh jalan suci-Nya.
Muliakan dan bergandengan tangan,
berdua meraih ridha-Nya,
demi kebahagiaan sejati di dunia,
dan KEABADIAN cinta di SURGA.
(Undil-2012- edisi revisi)


Teriring salam untuk
Lita Maeka dan Nur Pambudi

Semoga menjadi keluarga Sakinah 

Minggu, 22 Januari 2012

Cerita Lucu Si Kancil Ingin Makan Timun, Bayi Reza dan Mama Majda

Alkisah Sang Kancil sedang berlatih main teater untuk sebuahpertunjukan besar di Hutan Utopia. Kali ini Sang Kancil harus memerankan RajaKucing,  yang menjadi tokoh utama dalampentas itu. Selama sebulan penuh Sang Kancil berguru kepada keluarga kucinganggora agar dapat memerankan Raja Kucing dengan sempurna.



Setelah dirasa cukup berlatih di keluarga kucing anggora,Sang Kancil memutuskan untuk mencoba memerankan kucing di kehidupan nyata. Makadia berdandan sebagai kucing anggora dan turun ke kampung untuk berperansebagai kucing di lingkungan manusia.
    
Rumah yang dimasuki oleh Sang Kancil berpenghuni keluargamuda yang baru memiliki bayi kecil bernama Reza. Dia adalah bayi umur 4bulan yang baru bisa nangis owek owek. Mama Majda Yulianingrum baru kali ini punya bayi,sehingga belum tahu banyak tentang seluk beluk anak bayi.  Kancil masuk rumah sebagai seekor kucingkelabu yang kelaparan dan hendak mencari makan.

Kucing Kancil terus menerus bersuara eow-eow tanpa satupun penghuni rumah yang tahu maksudnya, kecuali Reza.  Bahasa yang dipergunakan Reza yang owek-owekitu ternyata mirip dengan bahasa kucing yang baru saja dipelajari Sang Kancil.  Jadilah dua makhluk itu dapat nyambungngobrolnya.

 “Owek-owek”

“Eow-eow”

“Owek-owek-oweek”

“Eow-Eow-Eoooow”

Dua makhluk itu ngobrol dengan seru sampai Mama Majda  bingung karena dikira anaknya nangis terus gakberhenti-berhenti. Padahal sebenarnya Reza sedang mengobrol dengan Kucing Kancil.Mama heran karena sudah dicek Reza tidak ngompol dan tidak pup. Saat diberinenen juga tidak mau. Jadilah Mama pusing tujuh keliling, akhirnya Rezakembali ditaruh ke dalam box bayi.

Setelah Reza ditaruh ke dalam box bayi, Si Kucing Kancilmendekati Reza untuk melanjutkan obrolan mereka.

“Yi Bayi, aku lapar banget nih. Kamu punya timun gakuntuk kumakan?”

“Timun itu kaya apa bentuknya?”

“Itu loh, buah yang bentuknya lonjong panjang, dan kulitnyawarnanya hijaur”

“Wooo yang kalo dibelah warnanya merah itu yah?”

“Bukaaaan!  Itu mahsemangka namanya. Timun itu yang suka dimakan bareng ayam goreng”

“Ayam goreng itu bentuknya kayak apa?”

“Itu loh yang kalo ditaruh di atas piring ada kaki, sayapdan kepalanya?”

“Woooo ayam goreng itu yang warnanya coklat yah?

“Betul yi”

“Aku tahu sekarang. Timun itu yang suka diiris-iris Mamauntuk dimakan setelah makan ayam goreng yah?”

“Betul sekali. Punya gak dirimu?”

“Ada banyak di meja makan. Tapi aku belum bisa ngambilinnih. Aku juga belum bisa bicara pada mamaku. Mama gak mengerti dengan bahasaku.Gimana dung caranya ambil timun buatmu?”

“Udah gini aja. Kamu menangislah sekeras mungkin sampaidigendong lagi sama mama kamu. Ntar klo kamu digendong sampai dekat meja makan,tanganmu tunjuk-tunjuk saja ke timun biar diambilin”

“Klo udah diambilin lalu diapain timunnya?”

“Dijatuhin ke lantai di depanku. Nanti aku akan bersuara  eow-eow sambil menyundul-nyundul kaki mamamu”

“Betul juga yah. Kamu pintar sekali Cing”

Kucing Kancil senyum-senyum sendiri karena senang sekalidikira kucing beneran oleh Mama Majda Yulianingrum, artinya aktingnya sebagai Raja Kucing saatpementasan nanti bakalan berhasil.

^_^

Seperti skenario Kucing yang sebenarnya adalah Sang Kancil -- Mama Majda cepat-cepat menggendong anaknya saat mendengar suara tangis Rezamelengking tinggi. Karena tangisan Reza gak juga berhenti, Mama membawa Rezajalan-jalan keluar kamar. Saat mama berdiri di dekat meja makan tangan Rezamenunjuk-nunjuk tumpukan timun di atas piring. Mama dengan cepat mengambilkanseekor timun, biar Reza berhenti menangis. 

Namun setelah timun dipegang Reza, tiba-tiba timundijatuhkan ke depan kucing yang sedang berada di bawah sambil menyundul-nyundulkaki mama. Mama kaget dengan perbuatan Reza, tapi kemudian tertawa senangmelihat ada seekor kucing yang menyantap timun yang dijatuhkan. “Wah anakkupintar sekali, masih bayi udah bisa ngasih makan kucing” ujarnya dengan bangga.

Namun kemudian setelah berpikir sejenak, Mama Majda jadi terheran-heranmeilhat Kucing Kancil makan timun. “Mungkin kucing ini udah dibiasakan makantimun sama pemiliknya jadi dia enak aja menyantap ketimun. Wah aku gak bolehkalah sama kucing niy, aku harus lebih rajin makan sayur-sayuran”  pikir Mama.

Hari itu Sang Kancil cukup puas dengan aktingnya sebagai seekorkucing. Sampai saat dia kembali ke Hutan Utopia bayi Reza dan Mama Majda Yulianingrum tidakmengenali dirinya sebagai seekor kancil (Undil-2012)

gambar diambil dari : vincentvangoghgallery.org

tags: cerita lucu, cerita pendek,cerpen, dongeng sang kancil, 

Sabtu, 21 Januari 2012

Cerita Lucu Bahasa Jawa: Kopi Kucing

Suwijining ndino Setro Mino mertamu ning ngomahe Setro Njingik.
Dheweke disuguhi kopi karo Setro Njingik. Sajake kopine enak tenan,
soale Setro Njingik muja-muji ngalembana marang kopi sing disuguhake.
Setro Mino banjur nyruput kopi amarga penasaran marang rasane.

Setro Mino:
Iki kopi apa tho kok rasane rada kecut?

Setro Njingik:
Kuwi kopi istimewa, meh padha karo kopi luwak sing larang kae

Setro Mino:
Woo ngono tho, kopi apa jenenge?

Setro Njingik :
Kopi kucing, aku gawe dhewe

Setro Mino:
Gaweanmu dhewe tho, apa sebape diarani kopi kucing?

Setro Njingik:
Sebape diolah lewat kucing. Yen kopi luwak kopine dipangan luwak ndisik sakdurungne diolah, kopi kucing dipangan kucing sakdurunge diolah dadi kopi bubuk. Aku pancen terinspirasi kopi luwak, ning ben gampang aku nanggo kucing wae.

Setro Mino:
Kucing doyan kopi pa?

Setro Njingik:
Ya ora no. Kopine tak gerus rada kasar, trus tak campur ikan asin, bar kuwi lagi tak pakakke kucing.

Setro Mino (wetenge mulai mules) :
Terus...

Setro Njingik:
Mengko yen wis metu bareng kotoran kucing banjur gerusan kopi disaring, dikumbah, dipepe nganti garing banjur digiling meneh nganti alus. Lha iki sampeyan sing pisanan nyoba kopi kucing loh, wong rong tau ana sing tak suguhi kopi kucing. Aku dhewe arep ngrasakke ora tegel je. Piye Kang, enak ora rasane?

Setro Mino:
Hoeeeeeekkkk! Hoeeeekkkkk! (Undil - 2012)

tags: blog bahasa jawa, cerita bahasa jawa, cerita lucu basa jawa

Jumat, 20 Januari 2012

Puisi Ulang Tahun buat Sahabat: Tak Pernah Kesepian


Di sini sendiri
sunyi senyap
hanya berteman
bayang-bayang
berkawan semangat
dalam kerja keras
curahkan peluh dan pikiran
wujudkan impian

Inilah hidupmu teman
yang tak pernah kesepian
persahabatan tak kau artikan
harus selalu berdekatan
berteman
bukan berarti
tak pernah sendiri

Mimpimu dan mimpinya
pastilah tak sama
bolehlah jiwa bertaut
tapi raga biarlah berkelana
wujudkan mimpi-mimpi
dengan kerja keras
dan penuh kegembiraan

Selamat Ulang Tahun Teman
teriring doa dan harapan
semoga impianmu terkabulkan 
(Undil - 2012)

tags: puisi ucapan ulang tahun buat sahabat

Rabu, 18 Januari 2012

Membalas Tipuan Raja

Selamat datang kembali di Kisah Abu Nawas yang cerdik malam ini.
Sudah menjadi takdir kali ya si Abu Nawas ini cerdik dan pandai, bahkan sekalipun menipu kok malah diberi hadiah oleh rajanya.
Seperti kisah abunawas lucu dan kocak berikut ini.

Abu Nawas melakukan protes karena hadiah yang akan dijanjikan oelh rajanya tidak kunjung diberikan. Akhirnya Abu Nawas membuat siasat agar dia diberi hadiah sebagaimana mestinya.


Kisahnya.
Pada suatu malam yang sangat dingin, Abu Nawas diundang oleh Raja Harun Ar-Rasyid untuk menemaninya mengobrol. Nah pada saat obrolan mereka tentang rasa dingin, tiba-tiba sanga raja bertanya kepada Abu Nawas,
"Wahai Abu Nawas, maukah engkau telanjang bulat di atas atap malam ini?"
"Tergantung imbalannya saja, Paduka," jawab Abu Nawas.
"Baiklah, engkau akan aku beri 500 dirham bila mau melaksanakannya," jelas raja.

Dengan imbalan sebesar itu, Abu Nawas segera saja mencopoti bajunya satu persatu mulai dari pakaian atas hingga pakaian bawah. Setelah seluruh bagian bajunya dilepas, selanjutnya Abu Nawas naik emnuju atas atap dan duduk-duduk di sana.
Rasa dingin sangat menusuk kulit Abu Nawas semalaman, dan baru menjelang subuh Abu Nawas turun ke bawah.

"Wahai Paduka, mana uang yang Paduka janjikan kepadaku?" tanya Abu Nawas.
"Sabar dulu wahai Abu Nawas. Begini ya semalaman apa yang telah engkau lihat?" tanya raja.
"Hamba tidak melihat apa-apa Tuanku. Hanya seberkas cahaya yang nampak dari kejauhan saja," jawab Abu Nawas.
"Kalau begitu, engkau tidak berhak mendapatkan imbalan karena engkau telah dihangati oleh cahaya itu," ujar raja.
"Loh, bagaimana bisa begitu Paduka, hamba semalam hampir mati kedinginan kok," protes Abu Nawas.

Abu Nawas Protes.
Akan tetapi sang raja tidak mau mendengar protes dari Abu Nawas, bahkan sang raja menyuruh Abu Nawas untuk segera pulang ke rumahnya. Dengan perasaan yang masih kedinginan disertai rasa sedih, akhirnya Abu Nawas meninggalkan istana menuju rumahnya.

Dalam perjalanan, Abu Nawas berkata dalam hati,
"Bagaimana mungkin Baginda ini ingkar janji. Baiklah, aku harus mendapatkan hakku yang tadi."

Setelah selang beberapa hari, Abu Nawas menghadap Raja Harun Ar-Rasyid.
Abu Nawas mengundang rajanya untuk jamuan makan-makan di rumahnya. Raja Harun pun menerima undangan tersebut.
Pagi-pagi sekali Abu Nawas sudah muncul di istana dengan tujuan menjemput rajanya bersama dengan rombongan kerajaan.

Di tengah perjalanan, Abu Nawas minta izin kepada rajanya untuk mendahului mereka dengan alasan ada hal yang harus dikerjakan, terutama meyiapkan hal penyambutan meriah kepada rajanya,

Tidak beberapa lama kemudian, Abu Nawas sudah berada di tempat pesta.
"Ayo, cepatlah dirikan kemah," teriak Abu Nawas kepada murid-muridnya.
Abu Nawas rupanya menyuruh murid-muridnya agar keadaan menjadi siap dalam penyambutan nanti. Ada pula yang menyalakan api di bawah poho besar. Kemudian ada periuk-periuk yang telah diisi dengan daging dan digantungkan di dahan-dahan pohon itu.

Raja Harun Ar-Rasyid dan rombongan datang.
Setelah sejenak mengobrol, Abu Nawas mulai bercerita macam-macam agar rajanya emnjadi senang. Karena keasyikan mengobrol itu, Raja Harun terlihat memegangi perut pertanda rasa lapar sudah menjaar di tubuhnya.

"Wahai Abu Nawas, mana makanannya?" tanya Raja.
"Sabar Baginda, apinya lamban sekali panasnya, padahal sejak dari tadi pagi dinyalakan," jawab Abu Nawas.
"Api jenis apa itu kok lamban sekali panasnya. Coba antar aku ke dapur," ujar Raja.

Setelah tiba di dapur, sang Raja merasa sangat heran karena ada api namun tidak ada makanan yang sedang di masak.
"mana makanannya?" tanya Raja.
"Itu baginda, ada di atas dahan pohon," jawab Abu Nawas sambil menunjuk pohon.
"Pantas saja, bagaimana mungkin bisa matang kalau yang dimasak di atas sana sedangkan apinya ada dibawah, terlalu jauh jaraknya," ujar Raja keheranan.
"Sama saja Baginda dengan kasusku beberapa hari yang lalu, bagaimana tubuhku ini dihangatkan oleh cahaya yang berada di kejauhan," Ucap Abu nawas menjelaskan.

Sang Raja Harun Ar-Rasyid langsung saj tertawa mendengar perkataan Abu Nawas tersebut. Ia kemudian memerintahkan salah seorang pengawalnya untuk memberikan hadiah berlipat 2 kali dari yang pernah ia janjikan kepada Abu Nawas.
Selamat ya Abu Nawas, 1000 dirham lalu buat apa tuh.

Kamis, 12 Januari 2012

Siasat Menaklukkan Monyet

Kisah Abu Nawas hadir kembali pada malam hari ini dengan kisah yang tak kalah seru dari si cerdik Abu Nawas.

Pada suatu hari Abu Nawas tengah melihat pertunjukan monyet ajaib. Ajaib karena si monyet ini hanya mau diperintah oleh pemiliknya saja, kalau diperintah oleh orang lain maka dia akan menolak.

Namun, dengan kecerdasan yang dimilikinya, Abu Nawas akhirnya berhasil mengecoh si monyet sehingga menuruti perkataan Abu Nawas.
Seru Kan.


Ikuti Kisahnya.
Pada suatu hari yang cerah, Abu Nawas telah mendapatkan peri tah dari Raja Harun Ar-Rasyid untuk mengamati dan mencari tahu kekurangan yang ada pada rakyatnya.

Maklumlah, selain terkenal sebagai penyair ulung, Abu Nawas juga termasuk salah satu orang kepercayaan Baginda Raja, karena usulan-usulan dan petuahnya yang seringkali tidak masuk akal, namun tetap bisa menjadi solusi ketika masalah sedang tiba melanda.

Pada suatu malam, Abu Nawas melangkahkan kedua kakinya dengan santai menyisir kota.
Selama dalam perjalanan, ia sama sekali tidak melihat adanya sesuatu yang dirasa janggal, karena kesejahteraan penduduk pada waktu itu boleh dibilang cukup layak.

Pertunjukan Monyet.
Akan tetapi, pada saat Abu Nawas tengah berada di depan tanah lapang yang sering digunakan penduduk untuk mengadakan hajatan, tiba-tiba langkah kakinya terhenti dengan adanya kerumunan massa yang begitu banyak.

Abu Nawas pun bertanya kepada temannya yang bernama Husein yang secara kebetulan baru melihat pertunjukan di sana.
"Ada pertunjukan apa di sana?" tanya Abu Nawas.
"Pertunjukan keliling yang melibatkan monyet ajaib," jawab Husein.
"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" tanya Abu Nawas.
"Monyet tersebut bisa mengerti bahasa manusia dan yang lebih menakjubkan lagi, monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja," jelas Husein.

Ancaman Abu Nawas kepada Monyet.
Jawaban Husein itu telah membuat Abu Nawas semakin tertarik dan penasaran.
Dia langsung pamit pada temannya itu untuk melihat pertunjukan monyet itu. Ketika Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan pada penonton.

Ternyata, sang pemiliki monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

Tak heran bila banyak diantara penonton mencoba satu persatu, mereka berusaha dengan berbagai cara untuk membuat monyet itu mengangguk-angguk.
Namun, hasilnya adalah sia-sia belaka.


Melihat kegigihan si monyet tersebut, Abu Nawas semakin penasaran.
Akhirnya Abu Nawas maju ke depan untuk mencobanya.
Setelah berhadapan dengan monyet itu, Abu Nawas bertanya,
"Tahukah engkau siapa aku ini?"
Si monyet menggeleng-gelengkan kepala.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas.
Si monyet menggelengkan kepalanya.

Abu Nawas berhasil.
"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing dan si monyet mulai ragu.
"Bila engkau tetap diam, maka aku akan laporkan kepada tuanmu," ancam Abu Nawas kepada monyet.

Seketika itu juga, si monyet yang pada dasarnya hanya takut kepada tuannya, secara spontan saja emngangguk-anggukkan kepala.

Horee....
Sontak saja saja para penonton bersorak karena ada orang yang mampu membuat si monyet mengangguk-anggukkan kepala.
Karena keberhasilan Abu Nawas tersebut, maka ia telah mendapatkan hadiah berupa uang yang lumayan banyak.

Di lain pihak, si pemilik monyet bukan main marahnya.
Pemilik monyet pun memukuli monyetnya dengan sebatang kayu karena malu terhadap pertunjukan itu.

Minggu, 08 Januari 2012

More Sophisticated Story of Si Kancil Mencuri Timun

Sang Kancil dalam perjalanan dari Hutan Utopia menujuGunung Sepikul mengikuti petunjuk buku Ki Wagenugraha, seorang ahli ilmu hayati paling mumpuni di saentero Pulau Jawa. Dalam Kitab tentang Rerumputan karya Ki Wagenugraha tertera bahwa di Gunung Sepikul terdapat beberapa jenis rerumputan yang tahan kekeringan karena memiliki umbi akar yang berfungsi menyimpan cadangan air. Sang Kancil akan menanam rerumputan tahan kekeringan di seputar telaga di tengah Hutan Utopia agar kelak jadi makanan cadangan buat para penghuni hutan selama musim kemarau. 

Sudah duaminggu dia menempuh perjalanan jauh tatkala tiba di sebuah kebun tanaman ketimun yang nampakmemiliki batang-batang yang kurus, daun-daun yang sebagian menguning  dan buah-buah kecil yang bergelantungan.

Baru saja Sang Kancil duduk, tiba-tiba bertiup anginkencang yang menerbangkan topi orang-orangan – boneka kayu yang dipasangditengah kebun ketimun.  Sang Kancilsegera berlari mengejar topi itu dan bermaksud memasangnya kembali ke tubuhorang-orangan. Sialnya saat tangannya menyentuh dada orang-orangan, tangannya menempel  pada tubuh si bonekakayu dan tidak bisa dilepaskan.  Semakinkeras dia berusaha melepaskan, semakin banyak bagian tubuh Sang Kancil yangmelekat pada orang-orangan. 


Pak Tani yang menemukan Sang Kancil terjebak pada tubuhorang-orangan langsung menyangka dirinya berhasil  menangkap pencuri yang selama ini mengganggukebunnya. Maka ditetapkanlah hukuman pada Sang Kancil untuk bekerja membersihkanladang Pak Tani selama 6 bulan terus menerus sebelum dia boleh pergimelanjutkan perjalanan ke Gunung Sepikul. Selama menjalani masa hukuman SangKancil akan dirantai kakinya dan dijaga oleh Anjing Gembala.

Tentu saja Sang Kancil sangat keberatan dengan hukumanitu. Ketimun yang ada di kebun Pak Tani masih terlalu kecil untuk dimakan, dandirinya tidak bakalan doyan memakan timun mentah itu. Lagipula tidak ada buktibekas gigitan atau sisa-sisa timun yang dimakan di kebun itu. Jadi tuduhan PakTani tanpa bukti.   

Namun kata-katanyatidak didengar sama sekali oleh Pak Tani yang yakin Sang Kancil telah sering beroperasimenjarah ketimun. Terpaksalah Sang Kancil rela menjalani hukuman sambilmemikirkan cara secepatnya pergi ke Gunung Sepikul  agar penduduk Hutan Utopia tidak kekuranganrumput di musim kering yang akan datang.

Untunglah di sela-sela waktu menjalani hukuman di ladangPak Tani, Sang Kancil sempat ngobrol-ngobrol dengan Anjing Gembala yang bertugasmenjaganya supaya tidak kabur. Dari Si Anjing Gembala, Sang Kancil tahu bahwapara petani di desa akhir-akhir ini kekurangan air karena sumber air yangmengalir dari Gunung Putih telah dikuasai sekelompok orang bersenjata yang dipimpinseseorang yang dijuluki Orang Berkumis dari Gunung. 

^_^

Orangnyatinggi jangkung, berkulit putih bersih, bermata belo warna kecoklatan, berambutkemerahan yang dicukur cepak, dan berkumis warna merah yang jarang-jarang tumbuhnya. Walaupun demikian orang-orang menjulukinya Orang Berkumis dari Gunung. Orang ini sangat giat mencari pengikut baru. Sepekan sekali dia membayar tukang teriak di pasar-pasar untuk meneriakkan ajaran-ajarannya tentang kebebasan tanpa batas. Dia juga mengundang anak-anak muda untuk berkunjung ke perpustakaan miliknya dan berdiskusi tentang kebebasan. 

Kelompok orang yang menguasai Gunung Putih itu membendungsumber air yang memancar dari puncak gunung dan hanya membuka penuh aliran airke dataran yang berada di sisi selatan Gunung yang tanahnya lebih rendah daripadasisi utara gunung.  

Aliran air ke arah utara masih ada tetapi tinggalsetengahnya. Akibatnya tanah pertanian di desa-desa di sisi utara gunung tidakmendapatkan air yang cukup.  Pertumbuhantanaman menjadi kurang bagus,hasil panen pun menurun. Secaraumum baik padi maupun palawija hanya memberi hasil panen dua pertiga saja darisebelumnya.  Pendeknya penduduk di sisiutara gunung dirugikan oleh pembendungan itu.
 
Belasan kali para petani mengirim utusan untuk meminta bendungan dibuka, tetapi selalu ditolak. Akhirnya para petani membentuk pasukan bersenjatadan berusaha merebut kembali  gunung itu -- namunselalu gagal. Sebenarnya jumlah kelompok yang dipimpin Orang Berkumis dari Gunung itu tidak banyak. Kekuatan mereka hanya belasan orang pasukan pemanah sajaditambah beberapa puluh pekerja tambang yang tak pandai memainkan pedang. Namun di sekeliling gunung ituterdapat dinding batu yang tidak bisa ditembus oleh para petani.  

Walaupun jumlahnya ratusan orang, pasukan petani selaludipukul mundur karena hujan anak panah yang menimpa mereka saat berusaha mendekatibenteng batu. Lagipula ketinggian benteng batu tersebut menyulitkan para petaniuntuk memanjatnya. Setelah mencoba berkali-kali dan gagal mengusir gerombolandari gunung itu maka para petani menjadi jera dan mendiamkan mereka.

Pembendungan air oleh para penghuni gunung konondilakukan untuk keperluan tambang. Mereka menggali tanah untuk mendapatkan tembagadan emas dari gunung. Mereka memerlukan air dalam jumlah banyak untuk mencuci biji-biji tembaga dan emas yang masih bercampur dengan tanah.  Entah apa yang dipikirkan para penghunigunung  yang mengabaikan nasib parapetani di utara. Mungkin mereka menganggap berkurangnya sepertiga hasil panenadalah tidak seberapa dibanding manfaat yang bisa mereka raih dari menambangemas dari gunung.

^_^

Konon mereka adalah sekelompok orang yang memujakebebasan. Mereka ingin merdeka dari pengaruh penguasa-penguasa yang ada diwilayah ini, seperti House of Pajangan yang berkuasa di sebelah barat dan House of Badegan di sebelah timur. Mereka ingin bebasmenentukan hidup mereka sendiri tanpa campur tangan orang lain, tanpa etika, tanpatatakrama, tanpa budaya maupun agama yangmembatasi kebebasan mereka. Namun pada kenyataannya apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan ditentukan oleh Sang Pemimpin, yaitu Si Orang Berkumis dari Gunung.

Orang Berkumis adalah bekas pedagang kaya yang telahpuluhan tahun melanglang buana yang membuatnya memiliki pengalaman yang sangat luas. Kini dia memutuskan tinggal di Gunung Putih setelah terpesonaoleh gunung yang dari kejauhan nampak berwarna putih kebiru-biruan. Daripengalamannya dia tahu bahwa warna kebiruan itu berasal dari tembaga. Dia yakindi gunung itu tersimpan tembaga dan bahkan emas yang akan membiayai ambisinyamembentuk koloni yang terdiri atas orang-orang penganut kebebasan tanpa batas.

Maka dipergunakanlah seluruh kekayaannya untuk membiayai cita-cita itu. Dibentuklah pasukan kecil yang terdiri atas para pemanah ulung. Dibangunnyabenteng batu di sekeliling gunung. Setelah semuanya siap, barulah dia berani membendung sumbermata air untuk mengolah hasil tambang dari Gunung Putih. Beberapakali serbuandari para petani dengan mudah dipatahkan oleh tembakan dari busur-busur panjang milik pasukan pemanah yang berlindung di atas benteng batu yang menjulang tinggi. Benteng batu itu terlalu kokoh para petani.

Sebenarnya Si Orang Berkumis enggan menggunakan kekerasan fisik untuk mencapaitujuannya. Dia lebih mengandalkan cara-cara dengan memberi penjelasan panjanglebar tentang manfaat kebebasan tanpa batas pada masyarakat awam.  Sebuah perpustakaan besar dia bangun dan berisi ribuan buku tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk keperluan itu. Di sana terdapat buku-buku tentang kebebasan tanpa batas yang menjadi bekal para pengikutnya dalam usaha mencari pengikut baru dari kalangan penduduk desa. Dia juga menunjuk beberapa juru tulis untuk mencatat kehidupan sehari-hari di Gunung Putih dan desa-desa sekitarnya sebagai bahan pertimbangan dalam  menentukan strategi mencari pengikut di wilayah ini. 

Si Orang Berkumis hanya sesekali mengirim orang-orangnya untuk mengancam para pemimpin petani yangterang-terangan menentang kehadiran mereka di Gunung Putih. Mereka dilatih untuk melakukanancaman dengan diam-diam dan halus sertamenghindari korban terluka. Umumnya dengan cara menaruh pisau belati di bantalorang yang diancam atau menaruh bungkusan berisi racun di dekat piring nasimereka. Perbuatan itu adalah simbol bahwa Orang Berkumis mampu menikam ataumeracun orang yang menentangnya kalau dia mau.  Tujuannya hanya untuk menakut-nakuti parapetani sehingga tidak ada lagi yang berani bergerak menentang mereka.

Di sisi lain mereka memiliki para tabib yang hebat. Bilaada orang desa yang sakit dan tidak bisa sembuh oleh para tabib yang ada didesa, maka mereka akan mengutus orang untuk datang ke Gunung itu. Lalu Si OrangBerkumis akan mengutus tabib kepercayaannya untuk datang ke desa dan mengobati  si sakit hingga sembuh. Semua itu dilakukan tanpabayaran.

Si Orang Berkumis juga suka memerintahkan anak buahnyamengirim sekarung beras pada orang-orang tua renta yang sudah tidak punya keluargalagi. Juga pada anak-anak yatim yang hidup dalam kekurangan.  Dia juga tak segan-segan mengirimkan uang untuk keperluan anak-anak kecil yang ingin membeli mainan tetapi tidak punya uang.  Akibat darikebaikan hati mereka itu sebagian penduduk tidak menganggap mereka orang jahat,terutama penduduk yang berada di sebelah selatan gunung yang tidak terganggualiran airnya. Beberapa pemuda bahkan mulai terbujuk menjadi pekerja tambang diGunung Putih.

^_^

Setelah mendengar kisah tentang Orang Berkumis dari Gunung, Sang Kancil minta diantar olehAnjing Gembala untuk melihat-lihat sekitar Gunung Putih.  Dia tahu persis bahwa para penghuni gunungsengaja berbuat baik karena mereka ingin mendapatkan pengikut baru sebanyak-banyaknya untuk membangun negeri para pemuja kebebasan. Mereka juga sangat membutuhkan pasokan makanan dan pakaian daridesa-desa sekitarnya. Jika mereka berlaku kasar maka semuapenduduk akan membenci dan memboikot mereka sehingga mereka bakalan kesulitan memenuhikebutuhan sehari-harinya.

Sang Kancil bertekad akan mencari jalan guna menghentikan meluasnya ajaran sesat yang disebarkan Orang Berkumis. Dia tak ingin negeri ini hancur karena berkuasanya segelintir pemuja kebebasan yang ingin melepaskan diri dari segala macam aturan. Dia akan mengerahkanotaknya untuk melihat titik lemah benteng batu itu.

Setelah mengamat-amati sebentar gunung itu dan melihatbenteng batu yang mengelilingnya Sang Kancil tersenyum dan tahu apa yang harusdilakukan para petani. Maka dia minta Anjing Gembala menemui Pak Tani untukmenyampaikan tawarannya. Sang Kancil akan membantu para petani merebut GunungPutih, dan sebagai imbalannya dia minta dirinya dibebaskan.

Untunglah Pak Tani yang telah frustasi melihat sebagian pemuda telah terpengaruh ajaran si Orang berkumis dan mulai sering terlihat mabuk-mabukan di tempat umum -- denganantusias menerima tawaran Sang Kancil. Dia setuju membebaskan Sang Kancil darihukuman bila berhasil menolong para petani menaklukkan Orang Berkumis. Makasetelah mendengar uraian strategi  Sang Kancilsemakin percayalah Pak Tani akan keberhasilan strategi yang ditawarkan tersebut.Sebuah strategi yang tidak terlalu rumit untuk dilakukan tetapi tidak pernahterpikirkan oleh para petani.

Maka dikumpulkannya para petani lainnya dan dikatakanbahwa dirinya akan membentuk pasukan seperti dulu lagi. Tapi ternyata tidak mudah.Kegagalan berulangkali yang menimpa mereka dan ancaman yang disebarkan OrangBerkumis dari Gunung Putih telah membuat Pak Tani kesulitan mengumpulkan orang-oranguntuk melakukan perlawanan. Apalagi diantara pasukan yang terdahulu terdapat beberapaorang yang telah ditolong oleh si Orang Berkumis dari Gunung. Bahkanbeberapa anak muda telah terbujuk meninggalkan sawahnya dan beralih menjadipekerja tambang di Gunung Putih.

“Masa hanya karena beberapa keping uang kalian membiarkanhak kalian diambil oleh mereka? Semurah itukah harga diri kalian? Merekaorang-orang asing yang mengambil air kita, lalu mengancam kita dan membujukkita dengan sedikit uang! Apakah kita membiarkan mereka mengendalikan hidup kitauntuk kepentingan mereka!  Apa jadinya anak-anak kita bila jadi pengikut mereka lalu meninggalkan budaya, etika dan agama? Akan hancurlah masa depan negeri kita! Apa kalian tidak malu pada anak cucu kita kelakketika mereka mendengar kita menjual masa depan mereka dengan harga sangat murah? Apakalian tidak malu pada Tuhan yang memberi kita kekuatan dan akal untuk melawanpara pemuja kebebasan?” teriak Pak Tani berapi-api yang membuat sekelompok petani tua dan mudayang menolak ikut serta dalam pertempuran menunduk malu.

^_^

Butuh waktu sebulan untuk mengumpulkan beberaparatus orang. Hanya setengah dari jumlah petani yang berangkat untuk melakukanperlawanan beberapa waktu yang lalu. Namun Pak Tani tidak putus asa. Dia merasadengan beberapa ratus orang ini,  kekuatan pasukannya telah berkali-kali lipatdari pasukan Orang Berkumis dari Gunung. Jadi dia yakin bila pasukannyaberhasil menembus benteng maka pertempuran di dalam benteng batu akan dimenangkanoleh para petani. Dengan keyakinan itulah dia mulai mempersiapkan pasukannyadengan mempergunakan strategi Sang Kancil.

Setelah terkumpul orang-orang yang akan membebaskan GunungPutih tibalah saatnya untuk mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.Mereka mempersiapkan secara diam-diam karena khawatir rencana itu bocor ketelinga Orang Berkumis dari yang telah memiliki simpatisan dimana-mana. Oleh karenaitu mereka membuat persiapan di gudang bawah tanah di bawah lumbung padi PakTani. Para petani secara bergiliran datang ke gudang itu dan membuat persiapan disana.

Sang Kancil sengaja mengatur jadwal kerja para petani itu secara bergiliran karena khawatirakan menarik perhatian orang banyak. Biar mereka dikira kumpul-kumpul sajasesama petani yang sedang membicarakan hama dan pemupukan tanaman. Orang-orangyang tidak bersedia bergabung dalam pasukan tidak pernah diberitahu rencana itu, sehinggamereka menyangka Pak Tani gagal membentuk pasukan baru. Berita itulah yangsampai ke telinga Orang Berkumis sehingga dia hanya sesekali mengirim oranguntuk mengamat-amati rumah Pak Tani.

Setelah semua perlengkapan siap, penyerangan tidak segeradapat dilakukan. Strategi Sang Kancil  hanya dapat diterapkan saat malam gelap gulitatak ada sinar rembulan ataupun bintang-bintang. Jika ada cahaya kemungkinanpenyerangan akan gagal lagi karena ketahuan oleh musuh.

Para petani  dengansabar menunggu sampai saat itu datang. Setelah sepuluh hari menunggu akhirnyamalam itu tiba. Bulan muda sedang kecil-kecilnya, sementara mendung menggantungdi langit menutup cahaya bintang-bintang. Malam gelap gulita menyelimuti GunungPutih. Malam yang sempurna untuk menjalankan strategi pembebasan Sang Kancil.

Pada malam yang sunyi itu nampak sekelompok petanibersama Sang Kancil mendaki Bukit Biru yang terletak di sebelah utara Gunung Putih.Mereka menenteng Gantole-gantole besar yang terbuat dari kain dan rangka bambu.Rupanya para petani itu hendak menerobos Gunung Putih dari udara. Mereka akan menaiki Gantole yang akan membawamereka terbang bersama angin yang bertiup kencang.

Sudah sebulan ini para petani giat membuat gantole dari rangkabambu dan kain-kain yang mereka kumpulkan di gudang bawah tanah milik Pak Tani.Kain-kain dari mulai dari kain sarung, gorden  sampai jarik milik ibu-ibu petani disumbangkanuntuk membuat Gantole. Mereka sadar betul bahwa mereka harus berkorban agar dapathidup dengan bebas dari ancaman orang-orang Gunung Putih. Selama mereka masihmenguasai Gunung Putih, maka keinginan untuk leluasa mendapatkan sumber airdan anak-anak mereka terbebas dari pengaruh ajaran sesat tidak akan tercapai. Kesadaran itulah yang menjadikan pembuatan Gantole-gantole cepatterselesaikan.

Untunglah di dekat rumah Pak Tani ada seorang ahli desain bernama Nyi Ida Nurnaeni. Seperti halnya Ki Wagenugraha yang menimba ilmu dari madrasah-madrasah di seluruh penjuru dunia, Si Nyi Ida Nurnaeni ini telah lama berkelana keliling dunia untuk menimba ketrampilan membuat desain beraneka ragam barang yang rumit-rumit.

Tak kurang dari kota-kota besar di dunia seperti Jepara, Tuban, Bergota, Malaka, Gowa, Alepo, Paris bahkan Constantinopel pernah dikunjunginya. Berkat keluasan ilmunya petunjuk-petunjuk Sang Kancil tentang cara membuat Gantole dengan mudah dipahaminya. Nyi Ida Nurnaeni juga dengan cepat dapat melatih para petani untuk membantunya menyelesaikan Gantole-gantole itu. 

^_^

Awalnya  nampaklahsatu buah Gantole terbang dari atas Bukit Biru. Setelah nampak gantole ituterbang mulus mengelilingi bukit, segera diikuti oleh puluhan Gantole lain yangmenyusul membelah langit malam yang kelam. Hingga tengah malam telah ratusan Gantolemelayang mengitari Bukit Biru. Tak berapa lama kemudian Gantole-gantole itubergerak menuju Gunung Putih.

Mereka nampak mengitari gunung itu satu kali sebelumtiba-tiba menukik turun ke sebelah dalam benteng  yang mengitari Gunung Putih. Ratusan petaniitu terjun langsung ke markas Orang Berkumis dari Gunung Putih  yang telah berbulan-bulan membendung airmereka.

Terjadilah pertempuran seru di dalam Gunung Putih. Belasanpasukan Orang Berkumis kaget sekali mengalami serangan mendadak dari udara.Mereka sama sekali tidak menyangka bakalan digempur dari udara sehingga nampaktidak siap mengalami pertempuran jarak dekat. Mereka dengan cepat keteteran  menghadapi para petani yang menyerbu dengan senjata-senjataterhunus.

Jika saja serangan dilakukan dari darat orang-orangGunung Putih akan dengan mudah memukul mundur para penyerang meskipun penyerangitu adalah ratusan pasukan kerajaan yang terlatih baik. Itu semua karena OrangBerkumis adalah seorang ahli strategi perang. Dia membangun benteng batu di Gunung Putihdengan pertimbangan yang matang.

Benteng itu sangat tinggi dan kokoh sehingga tidak akan dengan mudah ditembusoleh pasukan kavaleri terbaik sekalipun. Si Orang Berkumis juga tak seganmengajarkan strategi perang kepada pengikutnya. Dia rajin menuliskan taktik-taktikperang yang dikuasainya dan menjadi buku yang wajib dibaca oleh para pasukan diGunung Putih agar mereka terampil dalam menjaga benteng pertahanan.

Namun kali ini adalah serangan udara. Sesuatu yang sama sekalitak pernah terpikirkan oleh Orang Berkumis. Pasukan pemanah tidak dipersiapkan untuk melawan banyak orang dalam pertempuran jarak dekat. Perlahan namun pasti pasukan GunungPutih terdesak mundur. Mereka terdesak semakin mendekati markas pimpinan merekayang berupa sebuah rumah besar dari batu. Satu persatu para gerombolan GunungPutih itu jatuh ke tanah tak berdaya menghadapi keperkasaan pasukan petani.Sisanya menyerah sambil melolong-lolong minta diampuni.

Sementara Orang Berkumis nampak berusaha terus bertempurmempertahankan rumahnya. Dalam hatinya dia terheran-heran dengan kecerdasanorang yang telah menyerang banteng pertahanannya dari udara. Sesuatu yang takpernah dia jumpai sepanjang hidupnya yang dihabiskan untuk berkelana melanglangdunia. Bukan main cerdasnya orang yang menggunakan strategi ini.  Tak malulah bila dia harus kalah oleh ahlistrategi perang secerdas ini.

Kemudian saat dilihatnya satu persatu anak buahnyamenyerah atau jatuh terkapar di tanah, hatinya menjadi kecut. Tak mungkin diamampu melawan para petani ini seorang diri. Maka tak ada pilihan lain bagidirinya selain menyerah. 

^_^

Malam itu juga bendungan yang membendung aliran sungaimenuju desa dijebol. Air kembali mengalir memenuhi parit-parit irigasi dan membasahi sawah-sawah yang kekuranganair.  Para petani lega, mereka jugasangat berterimakasih pada Sang Kancil yang telah memberi mereka bantuan dalam mengalahkanOrang Berkumis. Kini Gunung Putih telah dikuasai kembali oleh para petani.

Perpustakaan yang dimiliki Orang Berkumis itu diambilalih oleh para petani. Buku-buku yang bermanfaat dipertahankan sedangkanbuku-buku sesat tentang kebebasan tanpa batas dibakar habis oleh para petani.Mereka tidak ingin pemikiran anak-anak muda yang masih belum matang akandirusak oleh buku-buku sesat itu. Para petani sepakat untuk menempatkanbeberapa orang terpelajar di kalangan mereka untuk menjaga perpustakaan itusambil mengajarkan ilmu pengetahuan pada anak-anak petani.

Dari catatan-catatan yang ada di perpustakaan GunungPutih diketahui bahwa di gunung tersebut bersarang sekelompok tikus besar pemakanketimun yang sering turun ke desa untuk mencari makan. Tikus itu juga sukamengganggu gudang makanan milik Orang Berkumis, namun mereka hanya menyantapsimpanan makanan berupa ketimun. Orang Berkumis belum berhasil menemukan tempatpersembunyian tikus-tikus besar tersebut sehingga belum berhasil  memusnahkan mereka.  Dari catatan itulah Pak Tani tahu bahwa selamaini para pencuri ketimun bersembunyi di gunung ini.   

Kini tugas Sang Kancil untuk mengatasi masalah yangdihadapi para petani telah selesai. Namun masih ada satu hal yang mengganjal hatiSang Kancil, yaitu keengganan Pak Tani untuk mengakui bahwa dirinya telah salahkarena menangkap Sang Kancil. Padahal telah ada bukti catatan di perpustakaan bahwasi pencuri adalah tikus besar. Walaupun demikian Sang Kancil tidak kecewa. Mungkinsaat ini Pak Tani lupa mengakui kesalahannya karena orang itu sedang mendapatbanyak pujian dari petani lain karena berhasil memimpin pembebasan Gunung Putih. Mungkin juga dia masih malu untuk mengakuinya  sekarang. Siapa tahu di masa datang diabersedia mengakui kesalahan dan minta maaf pada Sang Kancil.

Lepas dari itu, Pak Tani memperlakukan Sang Kancil dengansangat baik. Sebagai tanda terimakasihnya, dia meminta beberapa petani untukmengantarkan Sang Kancil ke Gunung Sepikul dengan kereta kuda. Para petani itudengan senang hati memenuhi permintaan tersebut. Mereka berharap para penghuniHutan Utopia dapat terhindar dari ancaman kekurangan makanan dengan ditanamnya rumput-rumputtahan kering dari Gunung Sepikul ke dataran sekitar telaga di Hutan Utopia(undil – 2012).

gambar diambil dari: www.supercoloring.com/