Rabu, 22 November 2006

Cicak Suka Mencopet ?

Sejak kapan cicak suka mencopet ? Siapa yang menjadi korbannya ?. Untuk lebih jelasnya mari kita bertanya pada semut-semut yang berbaris di dinding. Namun berhubung semut-semut tidak bisa bicara, Shinichi Kudo yang akan memberi testimoni. Begini ceritanya. Waktu itu Shinichi Kudo sedang mengamati atau lebih tepatnya melihat serombongan semut yang berpayah-payah mengangkut rontokan makanan dari meja makan atau lantai ke atas tembok. Mereka bergotong royong membawa makanan yang ukurannya lebih besar dari badan mereka sambil kadang-kadang memutar-mutar posisi makanan (mungkin) untuk mencari posisi yang paling enak. Setelah bekerja keras (andai punya kelenjar keringat mungkin badan mereka sudah bermandikan peluh) mengangkut makanan ke tengah-tengah dinding tiba-tiba muncullah si reptil penguasa tembok. Seekor cicak yang ukuran badannya jauh lebih besar dari semut tanpa malu-malu menyambar bawaan rombongan makhluk kecil itu. Sigap merebut makanan yang sedang di angkut ramai-ramai. Setelah berhasil merampas, si cicak langsung lari menjauhi para semut yang (sepertinya) menatap cicak dengan penuh kemarahan.



“Awas lu! Kalo sampai kejepit pintu gue makan lu!” mungkin begitulah panglima semut melampiaskan kekesalannya.


Benarkah cicak suka mencopet ? Nggak lah, beliau hanya mengikuti nalurinya untuk mencaplok makanan yang melintas di dekatnya.

“Bukan salah cicak caplok makanan yang mondar-mandir di depan lidah cicak” begitulah kira-kira jawab si cicak.

Seekor Kucing Sia-sia Menggali Tanah Berumput

Ketika Shinichi Kudo berjalan di koridor depan kantor kas, nampak seekor kucing sibuk menggaruk-garukan kakinya di halaman rumput yang terhampar di samping koridor. Mungkin dia habis beol, terus berusaha menutupi feces yang keluar dari dirinya itu dengan tanah. Sebuah ritual khusus yang dijalani bangsa kucing sejak jaman dahulu kala. Namun apa daya. Tanah yang tertutup rerumputan tebal membuatnya tak kunjung berhasil. Setelah beberapa lama usahanya gagal total – akhirnya si kucing menyerah dan pergi begitu saja. Ada dua pilihan yang bisa dilakukan kucing itu pada hari-hari berikutnya. Pertama adalah kembali buang hajat di tempat itu kemudian garuk-garuk rumput lagi dengan sia-sia. Kedua dia mencari tempat lain yang memungkinkan dia menimbuni “hartanya” dengan tanah. Rasanya nggak perlu men-cap kucing yang memilih pilihan pertama sebagai “keledai bodoh karena jatuh dua kali pada lubang yang sama”. Karena dia bukan keledai tapi dia adalah seekor kucing.


Catatan :
Ada lelucon jaman dahulu yang menyebut kucing sebagai “binatang paling rugi” karena setiap kali beol selalu diikuti kegiatan menimbunnya dengan tanah.



Temuan Baru: Toksin Tetanus untuk Terapi Penderita Depresi

Sebuah penelitian di Departemen Biokimia & Biologi Molekuler dan Institut Neuroscience Universitas Autonoma De Barcelona menemukan toksin tetanus -- yang merupakan bahan dasar vaksin tetanus -- dapat digunakan untuk terapi mengatasi gangguan psikologi seperti depresi, kegelisahan dan anorexia (gangguan jiwa takut gemuk). Toksin tersebut juga dapat digunakan untuk memperlambat terjadinya gangguan neurodegeneratif seperti penyakit parkinson (gangguan sistem syaraf yang mempengaruhi pengendalian otot).

Serotonin adalah bahan kimia neurotransmiter yang bertugas membawa sinyal dari satu sel syaraf ke sel berikutnya melewati suatu membran yang disebut membran sinaptik. Setelah serotonin diangkut ke ujung sel syaraf untuk kemudian dilewatkan membran sinaptik, sisa serotonin yang tertinggal dalam sel akan dipecah atau diserap kembali oleh sel. Serotonin dianggap bertanggung jawab terhadap beberapa hal penting misalnya tidur, nafsu makan & rasa nyaman (well-being). Para penderita depresi memiliki kadar serotonin yang rendah pada otak, akibatnya mereka merasa gelisah dan tidak nyaman. Kondisi itu dapat dimanipulasi dengan mengatur kadar serotonin pada otak dengan menggunakan obat-obatan. Prozac adalah salah satu merek obat untuk mengatasi depresi. Cara kerja Prozac adalah dengan menghambat penyerapan kembali serotonin oleh sel-sel syaraf sehingga kadar serotonin otak dapat dijaga.

Peran toksin tetanus pada terapi depresi mirip dengan Prozac. Cara kerja toksin tetanus adalah dengan menghambat mengalirnya serotonin ke membran sinaptik, sehingga kadar serotonin dalam sel syaraf terjaga. Toksin tetanus memiliki efektifitas sama dengan obat-obat inhibitor selektif yang selama ini digunakan. Bahkan lebih kuat, lebih tahan lama dan lebih spesifik. Sifat penghambatan ini menjadikan toksin tetanus dapat digunakan sebagai obat untuk berbagai tujuan. Toksin tetanus juga akan lebih efektif dibanding Prozac dan lebih efektif dibanding beberapa obat lain yang bekerja secara selektif menghambat pengangkutan serotonin di ujung sel syaraf.

^_^

Molekul toksin tetanus terdiri dari dua bagian terpisah & berbeda. Komponen pertama adalah yang menyebabkan efek toksik dan gejala-gejala tetanus. Komponen yang kedua adalah yang tidak berbahaya, dapat penetrasi ke syaraf dan mempengaruhi sistem syaraf. Bagian yang tidak berbahaya inilah yang digunakan untuk terapi mengatasi depresi. Selama penelitian di Universitas Autonoma De Barcelona, komponen yang disebut domain carboxy-terminal tersebut direproduksi dalam skala besar di laboratorium. Pengujian toksin dilakukan dengan cara mempelajari pengaruhnya terhadap sistem syaraf tikus. Tujuan penelitian ini adalah melihat kemungkinan penggunaan dosis sublethal toksin tetanus dan molekul-molekul turunannya untuk melakukan terapi.

Setelah melakukan studi selama 20 tahun akhirnya mereka berhasil memperoleh hasilnya. Komponen toksin tetanus yang tidak berbahaya ternyata dapat menghambat penyebaran serotonin melewati membran sinaptik. Para peneliti tersebut juga membuktikan bahwa toksin dan fragmen rekombinannya, carboxy terminal, fragmen tidak berbahaya dapat memperkuat sel syaraf dan melindunginya dari agresi eksternal. Hal itu berarti toksin tetanus memiliki efek neuroprotektif yang mencegah kematian sel syaraf pada saat sel syaraf menghadapi situasi agresif. Fenomena itulah yang menyebabkan mereka yakin bahwa fragmen tersebut dapat lebih efektif dibanding neurotrophin (protein dalam tubuh yang menunjang kehidupan dan pertumbuhan sel-sel syaraf) dalam hal proteksi melawan gangguan neurodenegeratif seperti penyakit parkinson (translated by nl – bandung ).

sumber:


  • Cara kerja Prozac :







  • Tetanus toxin found to have therapeutic properties

    A team of researchers from the Department of Biochemistry and Molecular Biology and the Institute of Neuroscience at the Universitat Autònoma de Barcelona has discovered that tetanus toxin, which causes tetanus, could be extremely useful as a therapy against psychological disorders such as depression, anxiety and anorexia, and to slow the progress of neurodegenerative disorders such as Parkinson's disease.


    Tetanus toxin is a neurotoxin belonging to the same family as botulinum neurotoxins, which cause botulism. These have been successfully used as a therapy to treat disorders caused by abnormal muscular contractions such as strabismus, cerebral palsy, anal contractions and torticollis. Recently these toxins have been used even in cosmetics against wrinkles. For these therapeutic and cosmetic applications, the scientists are working with sublethal doses of toxins.

    Led by José Aguilera, scientists from the Department of Biochemistry and Molecular Biology and the Institute of Neuroscience at the UAB, have studied whether it would also be possible to use sublethal doses of tetanus toxin and molecules derived from tetanus toxin for therapeutic purposes. The results have been obtained in the laboratory after 20 years of studying these toxins, and they are very encouraging.

    Two separate, distinct parts form the tetanus toxin molecule: one part is the cause of the toxic effects and the tetanus symptoms; the other, however, is harmless and is able to penetrate and affect the nervous system. This harmless part, called the carboxy-terminal domain, has been reproduced in large quantities in the laboratory so that tests can be carried out on its effects on the nervous system of rats.

    The experiments have shown that the harmless part inhibits serotonin from being transported through the synaptic membranes, i.e. the membranes that connect the neurones so that signals can be sent through the brain. The molecule is as effective as the selective inhibitors currently used, but they are more powerful, they last longer, and they are more specific. This inhibitory effect converts the molecule into what could be a drug with many uses. It would be more effective than Prozac and more effective than any drug that works by selectively inhibiting the transportation of serotonin in the nerve endings. Behavioural disorders such as depression, anxiety and anorexia may be treated using the molecule derived from tetanus toxin.

    The researchers have also been able to show that toxin and its recombinant fragment, carboxy terminal, the harmless fragment, strengthens the neural cells and protects them from external aggressions. This means it has a neuroprotective effect that prevents the death of the neurons when they are faced with aggressive situations. This is why the scientists believe the harmless toxin fragment could be more effective than neurotrophins as protection against neurodegenerative disorders such as Parkinson's disease.

    Universitat Autonoma de Barcelona

    sumber:







  • Sabtu, 18 November 2006

    Testimoni : Untuk Iklan Layanan Masyarakat yang Lebih Menarik



    VAKSINASI MEMBENTENGI KELUARGA SAYA DARI WABAH

    Yanta Suparyanta (36) Mandor Pekerja Bangunan dan Ketua RT

    Nama saya Yanta Suparyanta. Saya adalah seorang mandor pekerja bangunan yang juga menjadi ketua RT. Dua tahun yang lalu saat berkunjung ke sebuah mal, saya melihat pameran vaksinasi yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan farmasi. Berkat pameran itu saya tergerak untuk menyisihkan sebagian uang saya untuk biaya vaksinasi Hepatitis B bagi keluarga saya, termasuk kedua orang tua saya. Walaupun penghasilan saya tidak besar, saya yakin biaya pencegahan penyakit akan jauh lebih murah dibanding biaya pengobatan.


    Keyakinan saya terbukti saat beberapa tetangga saya terkena Hepatitis B dan harus dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu. Rupanya penyakit Hepatitis B sedang mewabah di daerah kami. Dua bulan yang lalu beberapa mahasiswa KKN datang untuk mengambil sampel darah penduduk untuk uji indikasi terkena Hepatitis B. Hasil pemeriksaan menunjukkan di RT saya saja ada belasan orang yang telah terjangkit penyakit itu sehingga harus berobat jalan. Alhamdulilah keluarga saya dan juga tetangga-tetangga saya yang dahulu mau saya ajak melakukan vaksinasi tak satupun yang terkena penyakit itu. Kini saya semakin yakin bahwa mencegah itu lebih mudah & lebih murah daripada mengobati.

    ^_^

    Kisah diatas dibuat sebagai contoh iklan layanan masyarakat berbentuk testimoni. Untuk iklan yang sebenarnya tentu diperlukan perburuan pengalaman yang menarik dari konsumen. Kesaksian atau testimoni konsumen adalah metode iklan yang menarik karena menceritakan produk dari sudut pandang konsumen. Testimoni sejalan dengan filosofi marketing modern, yaitu melayani kebutuhan konsumen dan bukan menjual produk atau jasa. Idealnya perusahaan, pemerintah atau lembaga sosial menyediakan layanan sesuai kebutuhan konsumen. Bukan menawarkan sebuah produk atau jasa yang mampu mereka produksi tanpa peduli dibutuhkan atau tidak oleh konsumen. Iklan-iklan layanan masyarakat seperti iklan waspada flu burung, iklan pemilihan kepala daerah, iklan pemakaian helm, iklan pemakaian sabuk pengaman dan juga iklan kebiasaan melakukan vaksinasi akan sangat menarik bila dikemas dalam bentuk testimoni (nl. bandung november 2006)


    NB: Beda marketing dengan penjualan adalah departemen marketing bekerja dengan cara mendeteksi dan melayani kebutuhan konsumen, sedangkan departemen penjualan sekedar menjual produk/jasa yang dimiliki sebuah institusi kepada konsumen.


    Testimoni (2) Seandainya Saya Tidak Hobby Mengoleksi Helm

    Rudi Kartika (17 thn) siswa SMU kelas XII.
    Sore hari dua minggu yang lalu aku naik motor untuk pergi ke tempat les bahasa jepang. Kurang lebih 100 meter sebelum tempat les, tiba-tiba mobil yang berada di depanku berhenti mendadak karena ada orang menyeberang jalan. Aku kaget setengah mati dan membanting motorku ke kiri. Diluar dugaanku di sebelah kiri mobil terdapat parit yang terbuka tanpa penutup. Aku dan motorku terjun bebas ke dalam parit sedalam 2 meter. Kepalaku sempat membentur dinding parit sebelum jatuh terkapar di dasar parit yang kering.

    Kata orang-orang yang menyaksikan kejadian itu dan kemudian datang menolongku, aku beruntung sekali karena memakai helm. Karena terlindung helm, kepalaku tidak terluka parah walaupun terbentur dinding parit yang keras. Menurut dokter yang memeriksaku, helm yang kukenakan berkualitas bagus. Helm itu membantu melindungi kepalaku dari benturan sehingga aku tidak mengalami cedera otak berat. Selama ini aku memang senang mengoleksi helm-helm jagoan. Hobiku itu ternyata telah membantuku terhindar dari cedera berat. Seandainya aku memakai helm ala kadarnya mungkin hingga saat ini aku masih terbaring di rumah sakit. Alhamdulilah aku sangat bersyukur pada Allah bahwa kebiasaanku memakai helm telah memberi manfaat yang besar kepadaku.

    ^_^

    Kisah rekaan di atas hanyalah contoh iklan layanan masyarakat berbentuk testimoni. Iklan tersebut terutama ditujukan pada orang-orang yang sudah menggunakan helm tetapi belum helm yang memenuhi syarat. Melalui testimoni seorang konsumen diajak untuk melihat secara langsung bukti-bukti keuntungan yang akan diperolehnya setelah menggunakan produk yang diiklankan. Si pengiklan berusaha menggunakan kacamata konsumen untuk memberi alasan mengapa konsumen perlu menggunakan produk tersebut. Tentu saja untuk membuat iklan testimoni si pengiklan harus gigih mencari konsumen yang memiliki pengalaman menarik.

    Kisah dibawah ini adalah contoh lain iklan testimoni pemakaian helm yang ditujukan pada orang-orang yang enggan memakai helm karena dianggap merepotkan.

    ^_^

    HELM TELAH MENGHINDARKAN SAYA DARI CACAT SEUMUR HIDUP

    Irawati (21 thn) mahasiswi & kasir part time pasar swalayan.
    Selama ini saya tidak pernah memakai helm kecuali terpaksa karena takut dirazia polisi. Helm itu merepotkan, gerah, gatal dan sungguh terasa tidak enak di kepala. Namun kejadian malam hari itu telah merubah segalanya. Malam itu saya bersama teman-teman habis menghadiri acara kantor di sebuah villa di luar kota. Menjelang tengah malam kami beramai-ramai pulang naik motor. Saya dibonceng oleh seorang teman yang berhasil memaksa saya memakai helm. Sebenarnya saya bersedia memakai helm karena helm itu akan merepotkan pengemudi bila digantung di motor. Alasan lainnya adalah udara malam itu dingin sekali sehingga helm akan membantu menghangatkan kepala saya.

    Kecelakaan itu terjadi di satu lampu merah menjelang mamasuki kota. Dari arah belakang ada sebuah sedan yang diduga sopirnya ngantuk menghantam tiga motor kami yang sedang berhenti di lampu merah. Enam orang terlempar dari motor ke aspal jalan, termasuk saya. Tubuh saya terlempar paling jauh sampai ke tepi jalan dan kepala saya menghantam tiang listrik. Kami berenam sempat beberapa lama dirawat di rumah sakit. Beberapa diantara kami mengalami retak kaki dan tangan. Namun kami sangat beruntung karena kepala kami tidak cedera parah berkat helm standard yang kami kenakan. Terutama saya. Sulit membayangkan apa yang terjadi pada saya bila saya tidak memakai helm atau memakai helm murahan. Kepala saya yang membentur tiang listrik mungkin akan mengalami cedera otak yang membuat saya cacat seumur hidup (makmur - bandung).








    Yang Keren dari Billy Joel : Just The Way You Are

    JUST THE WAY YOU ARE

    Don't go changing, to try and please me
    You never let me down before, mmmm
    Don't imagine, you're too familiar
    And I don't see you anymore

    I would not leave you in times of trouble
    We never could have come this far, mmmm
    I took the good times, I'll take the bad times
    I'll take you just the way you are

    Don't go trying, some new fashion
    Don't change the color of your hair, mmmm
    You always have my, unspoken passion
    Although I might not seem to care

    I don't want clever conversation
    I never want to work that hard, mmmm
    I just want someone, that I can talk to
    I want you just the way you are

    I need to know that you will always be
    The same old someone that I knew
    Mmmm, what will it take till you believe in me
    The way that I believe in you



    I said I love you, and that's forever
    And this I promise from the heart, mmmm
    I could not love you any better
    I love you just the way you are
    I don't want clever conversation
    I never want to work that hard, mmmm
    I just want someone, that I can talk to
    I want you just the way you are


    Minggu, 12 November 2006

    Tidak Perlu Merasa Berpura-pura saat Jalani Kebiasaan Baru

    Obrolan seorang Ibu dengan anaknya yang baru masuk sekolah. Si anak sedang belajar menyapa orang-orang yang lebih tua seperti guru-guru dan tetangga-tetangganya bila berpapasan dengan mereka. Gadis kecil yang baru saja berulang tahun ke-lima itu mengeluh karena dirinya merasa sedang bersandiwara, menjadi tukang berpura-pura.

    “Mama, mengapa aku merasa berpura-pura jadi orang ramah saat menyapa mereka! Rasanya nggak enak banget!. Seolah-olah aku berubah menjadi Mama yang suka menyapa para tetangga!”



    Si Ibu tertawa geli mendengar kata-kata si kecil.


    “Begitulah rasanya saat pertama kali kita mengubah perilaku. Dulu sewaktu sekecil adikmu kau diam saja bila berpapasan dengan mereka. Sekarang saat kau belajar menyapa mereka, pastilah akan terasa canggung. Seolah-olah kau sedang berpura-pura, karena memang hal itu belum menjadi kebiasaanmu. Namun percayalah lama-kelamaan semua akan terasa biasa kembali. Kau tidak lagi menjadi si pura-pura ramah, tapi kau benar-benar menjadi anak yang ramah”

    ^_^

    Hal yang biasa terjadi pada saat hendak membiasakan perilaku yang baru adalah merasa canggung, berpura-pura, bersandiwara. Namun pada saatnya nanti semua akan terasa kembali seperti biasa.

    Hal-hal yang Akan Kauketahui Setelah Empat Tahun Bekerja

    Sabtu pagi ketika Maruko yang masih dengan tubuh kedinginan menghidupkan laptopnya menemukan sebuah e-mail aneh dari Shinichi Kudo. Rupanya anak itu sedang emosional, jengkel pada sesuatu dan parahnya menumpahkan semua “kemarahannya” dengan menuliskan hal-hal lain dengan kata-kata yang sepintas kelihatan normal-normal saja – namun Maruko dapat dengan terang benderang merasakan luapan emosi yang meledak-ledak dibaliknya.

    Ungkapan-ungkapan itu banyak yang telah diketahui oleh Maruko. Bukan hal yang baru. Namun karena Shinichi “meneriakkannya” dengan kalimat-kalimat yang lantang tak urung Maruko merasa gusar juga. Marah-marah kok pada hal-hal yang tak berhubungan dengan penyebab kejengkelan!. Jadinya pilihan kata-katanya nabrak-nabrak kemana-mana!

    Seperti tentang supervisor – enak saja Shinichi mengatakan bila Maruko terpaksa mengerjakan pekerjaan penting karena anak buahnya sibuk dengan pekerjaan tidak penting berarti dirinya tidak berhak disebut supervisor. Lalu siapa yang harus mengerjakan pekerjaan tidak penting ?. Gimana bila anak buahnya salah dalam mengerjakan pekerjaan penting ? Juga tentang cuti panjang. Apakah sesederhana itu ?. Bila dirinya tak bisa cuti panjang karena anak buahnya tak ada yang bisa menggantikannya, berarti dia tidak berhak mendapat tunjangan jabatan ? Ha ha ha! Maruko tertawa kala membayangkan dirinya memforward email itu ke bossnya.

    Apalagi tentang meluaskan wewenang -- pembagian wewenang antara dirinya dengan boss memang tidak begitu jelas. Namun bila Maruko bermaksud meluaskan wewenangnya berarti dia mengambil resiko untuk kena damprat bila mengambil keputusan yang salah. Walaupun dengan perluasan wewenang itu pekerjaan bisa selesai lebih cepat dan pekerjaan bossnya pun akan jauh lebih ringan. Karena “kera-kera” pekerjaan akan bergelantungan di tangan Maruko dan bukan di tangan bossnya yang telah dipenuhi “kera-kera” pekerjaan lain.

    ^_^

    Akhirnya Maruko memutuskan untuk membaca saja e-mail itu tanpa komentar apapun. Yah dia juga tidak setuju dengan embel-embel tulisan yang berbunyi “Fakta-fakta yang akan kau sadari setelah empat tahun bekerja” --- yang menurut Maruko hanya berlaku bagi orang yang tidak pernah belajar dari para pakar dan “Begawan” yang telah berbaik hati membagi-bagikan ilmunya di jurnal-jurnal bisnis sejak puluhan tahun silam. Bila bisa belajar dari mereka mengapa aku harus menunggu bertahun-tahun untuk mengetahuinya.

    ^_^

    From : Shinichi Kudo
    Subject : Percayakah Kamu?



    PERCAYAKAH KAMU ?
    (Setelah 4 tahun bekerja kamu akan menyadari fakta-fakta berikut)


    Kamu tidak akan bekerja efektif bila kau merencanakan lembur selepas jam kerja atau berencana lembur pada hari sabtu.

    Sebaliknya kamu akan bekerja sangat efektif bila saat weekend kau merencanakan untuk cuti dan berlibur ke Bali. Kau akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan agar dapat menikmati liburan dengan tenang.

    Kamu akan mudah terjebak pada pekerjaan-pekerjaan kurang penting atau pekerjaan orang lain bila pada pagi hari kamu datang ke kantor tanpa rencana daftar pekerjaan yang akan diselesaikan.

    Kamu akan menghabiskan waktu seharian untuk menyelesaikan review 4 BPR (Batch Production Record), dan kamu juga hanya membutuhkan waktu satu hari untuk menyelesaikan review 12 BPR. Tanpa kau sadari kecepatan kerjamu akan menyesuaikan dengan jumlah pekerjaan.

    Kamu akan selalu menemukan kesalahan dan memperbaiki SOP yang sedang kau kerjakan, bila kau tidak memiliki batas waktu yang jelas untuk menyelesaikan sebuah SOP.

    Kamu memiliki wewenang yang jauh lebih luas dari yang kau bayangkan bila kamu berani menjajaki. Jangan pernah berharap atasanmu akan mendeskripsikan secara jelas wewenang yang kau miliki.

    Kamu akan mendapat perlawanan yang habis-habisan bila kau memperjuangkan pendapatmu dengan cara memojokkan pendapat orang lain dalam sebuah meeting. Orang tak akan mau kehilangan muka di depan orang banyak bahkan mungkin untuk sesuatu yang dia tahu salah.

    Kamu harus secepatnya “memberi pelajaran” pada bawahanmu yang lebih suka berhubungan langsung dengan atasanmu dalam mengambil keputusan. Kecuali kau ingin kehilangan kendali atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabmu..

    Kamu tidak berhak disebut supervisor bila kamu terpaksa harus terjun langsung mengerjakan pekerjaan penting karena anak buahmu sibuk dengan pekerjaan tidak penting.

    Kamu akan kehilangan antusiasme seluruh anggota tim, bila kau membiarkan seorang anggota tim bekerja seenaknya.

    Kamu sebenarnya tidak berhak mendapat tunjangan jabatan bila kamu tidak bisa mengambil cuti panjang karena tak seorang pun asistenmu yang mampu menggantikan pekerjaanmu. Kamu tak lebih dari seorang pekerja biasa yang dibayar lebih tinggi dari anak buahmu.

    Meeting hanya memboroskan waktu bila pada akhir meeting kamu tidak menunjuk personil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hasil meeting dan menentukan batas waktu penyelesaiannya.

    Kamu harus bersiap untuk kecewa bila mengharapkan atasan berperan seperti ibu kandung yang selalu mengasuh dan melindungimu. Bisa saja seorang atasan yang terjepit sebuah masalah besar dalam melakukan pembelaan diri tanpa sengaja menghancurkan reputasi bawahannya.


    Wasalam


    Kudou Shinichi.


    ^_^

    Pastilah Maruko tidak menyetujui bulat-bulat semua petatah-petitih itu. Ada hal-hal yang terlalu ekstrim, yang menurutnya terlalu berlebihan. Karenanya Maruko menganggap email pagi-pagi itu sebatas pemicu mengalirnya kembali inspirasinya yang kebetulan sedang macet karena tertimbun pekerjaan yang melimpah ruah. (makmur 14, bandung november 2006)


    Antara Manajer dan Tenaga Ahli

    Tenaga ahli dibutuhkan pada saat terjadi masalah teknis operasional yang sulit dipecahkan hanya dengan berbekal pengetahuan manajemen dan pengalaman saja. Pengetahuan tentang produk yang dimiliki seorang ahli akan membantu menguraikan permasalahan teknis sampai ke akar-akarnya sehingga dapat dirumuskan penanganan yang paling tepat

    ^_^

    Saat memeriksa rancangan gaji yang diajukan sebuah perusahaan Hi-technology, Dini dengan cepat menemukan hal yang dapat diperbaiki pada rancangan sistem penggajian kliennya tersebut. Dini berpandangan sistem penggajian tidak semata-mata masalah finansial perusahaan, tetapi juga sangat menentukan peta komposisi tenaga profesional yang akan dimiliki perusahaan 10 tahun yang akan datang.

    Dalam pertemuan empat mata dengan pucuk pimpinan perusahaan klien, Dini memaparkan bahwa penggajian model tersebut hanya mencerminkan penghargaan terhadap jabatan-jabatan struktural dan kurang memperhatikan posisi-posisi yang didasarkan pada keahlian. Dalam jangka panjang, sistem itu akan mendorong perusahaan memiliki banyak sekali manajer handal tetapi akan kekurangan tenaga ahli. Suatu keadaan yang sama sekali tidak diinginkan oleh sebuah perusahaan yang bertumpu pada teknologi tinggi. Dini menyarankan agar perusahaan terlebih dahulu memperbaiki sistem karir sebelum memperbaiki sistem penggajian.

    Kurangnya perhatian terhadap pembangunan jenjang karir keahlian akan mendorong orang-orang terbaik terkonsentrasi pada jabatan-jabatan struktural. Dengan kata lain akan banyak sekali manajer yang sanggup dengan efektif menjalankan program yang telah digariskan perusahaan. Namun sebaliknya perusahaan akan kekurangan tenaga ahli yang memiliki pengetahuan mendalam tentang science dan teknologi yang pada gilirannya akan menyebabkan perusahaan kesulitan menjabarkan standar-standar produksi internasional ke dalam prosedur baku operasional sehari-hari. Perusahaan juga akan kesulitan mengadopsi perkembangan teknologi terbaru ke dalam proses produksi rutin karena untuk melakukan hal tersebut dibutuhkan pengetahuan teknis yang sangat mendetail.


    ^_^

    Seorang manajer akan terdorong menghabiskan waktunya untuk mengurusi tetek bengek operasional perusahaan dan hanya memiliki sedikit waktu untuk mendalami product knowledge yang sebenarnya adalah ruh dari kegiatan operasional perusahaan. Sebaliknya seorang ahli profesional akan terdorong mempergunakan waktunya untuk mendalami product knowledge karena tidak disibukkan oleh urusan manajerial sehari-hari yang sangat menyita waktu.

    Pada prakteknya seorang manajer dibutuhkan untuk mengoperasikan perusahaan dengan efektif dan efisien sesuai prosedur baku yang telah disiapkan. Tenaga ahli dibutuhkan pada saat terjadi masalah teknis operasional yang sulit dipecahkan hanya dengan berbekal pengetahuan manajemen dan pengalaman saja. Pengetahuan tentang produk yang dimiliki seorang ahli akan membantu menguraikan permasalahan teknis sampai ke akar-akarnya sehingga dapat dirumuskan penanganan yang paling tepat.

    Akhirnya Dini mengusulkan pada klien-nya untuk menajamkan jenjang karir keahlian yang selama ini samar-samar untuk mendampingi jenjang karir struktural, dan memberikan penghargaan yang sama terhadap keduanya. Dengan kata lain tunjangan karena keahlian seorang tenaga ahli harus lebih besar atau setidaknya sama dengan tunjangan jabatan seorang manajer. Bahkan Doni menyarankan pendapatan total setahun seorang tenaga ahli berpeluang lebih besar dari seorang manajer pada level yang sama, agar jalur karir keahlian juga diminati oleh karyawan (kalimantan 5 bandung)



    Lagu keren Ungu: Surga-Mu

    Ungu : Surga-Mu

    Segala yang ada dalam hidupku
    Kusadari semua milikmu
    Kuhanya hamba-Mu yang berlumur dosa

    Tunjukkan aku jalan lurus-Mu
    untuk menggapai surgamu
    Terangiku dalam setiap langkah hidupku
    Karena kutahu hanya kau tuhanku
    Allahu Akbar, Allah Mahabesar
    Kumemujamu di setiap waktu
    Hanyalah padamu tempatku berteduh
    memohon ridho dan ampunanmu

    (Lirik lagu ungu: Surga-Mu)

    Kamis, 09 November 2006

    Teknologi untuk Kemanusiaan

    Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariyya ar-Razi adalah Kepala Dokter Rumah Sakit Besar di Baghdad yang hidup sekitar tahun 865-925 M. Selama hidupnya beliau menulis lebih dari 200 buku kedokteran. Salah satu karya besarnya adalah sebuah monograf tentang penyakit cacar dan campak. Sebagai penerus jalan yang dirintis ar-Razi dan para ilmuwan besar lain sejak ribuan tahun silam, kami selaku perusahaan farmasi juga bekerja keras menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi demi memajukan dunia kesehatan. Hasilnya adalah diluncurkannya produk-produk baru kami yang bermanfaat untuk mempermudah jalan pemeliharaan kesehatan manusia. Dan sampai detik ini kami masih terus bekerja keras untuk mengembangkan dan meningkatkan sumbangan kami bagi perbaikan taraf kesehatan jutaan manusia di seluruh penjuru dunia.












    <

    OBROLAN DI BAWAH PURNAMA

    SERI(2) OBROLAN DI BAWAH PURNAMA


    Artinya bila pun mendapat boss yang lebih suka menghakimi hasil pekerjaan anak buahnya — bukan masalah besar buat mereka. Karena mereka tahu bahwa fungsi supervisi itu dapat dilakukan oleh diri mereka sendiri; demikian juga dengan pelatihan, bisa mereka dapatkan dengan belajar dari buku ataupun dari para kolega senior.

    ^_^

    Shinichi Kudo yang mulai merasakan kelelahan akibat terus menerus duduk -- kegirangan ketika bis memasuki halaman parkir sebuah rumah makan untuk beristirahat. Hampir semua penumpang turun untuk makan atau sekedar melepas penat, termasuk Shinichi dan Haibara. Keduanya menikmati sajian wedang sekoteng sambil duduk di emperan rumah makan--memandang langit hitam berhias --bulan purnama penuh-- berwarna kemerahan.

    “Baru kusadari, begitulah seharusnya seorang Supervisor” kata Haibara menyambung fungsi supervisi yang dilakukannya. Bukan datang untuk memadamkan api dan menghakimi kesalahan anak buah-nya. Seharusnya dia memandu sepanjang jalan, mengingatkan jika anak buahnya lupa mengerjakan tugas dan memberitahu cara mengerjakan tugas dengan benar.

    Bukan marah-marah diakhir bulan saat pekerjaan tidak beres atau bahkan mengadili pekerjaan yang salah. Seharusnya dia layaknya seorang guru yang setiap hari mengajar, memberi pekerjaan rumah untuk latihan dan mengoreksi bila murid salah, mengingatkan bila mereka malas. Sesudah semua itu dikerjakan barulah dia boleh menuntut murid-muridnya mampu mengerjakan soal-soal ujian semester dengan benar.

    “Apakah hukum itu berlaku juga bagi atasan kita?” dengan spontan sebuah pertanyaan muncul dari mulut Shinichi.

    Haibara tertawa mendengar pertanyaan tersebut. Sebaliknya Shinichi tersenyum kecut, karena arah pertanyaannya terbaca. Rupanya Haibara cukup cerdik untuk menangkap bahwa pertanyaan itu bila dinyatakan dengan vulgar akan berbunyi :

    “Apakah atasanku adalah orang yang paling bertanggung-jawab bila terjadi ketidakberesan pada pekerjaanku”.

    Setelah berhenti tertawa, Haibara menatap Shinichi sejenak, kemudian memamerkan senyumnya yang menawan seraya mengatakan bahwa Shinichi pasti telah tahu jawaban pertanyaan tersebut.

    ^_^

    Kini sadarlah Shinichi bahwa gadis di sampingnya adalah seorang “Coveyan” juga. Sebutan untuk orang-orang yang digambarkan oleh Stephen Covey sebagai manusia yang bertanggung jawab terhadap nasib dirinya. Tak ada kamus sibuk menyalahkan orang lain. Pada intinya mereka fokus pada hal-hal yang bisa dikerjakan dan tak memusingkan hal-hal yang tak bisa diubah.

    Artinya bila pun mendapat boss yang lebih suka menghakimi hasil pekerjaan anak buahnya — bukan masalah besar buat mereka. Karena mereka tahu bahwa fungsi supervisi itu dapat dilakukan oleh diri mereka sendiri; demikian juga dengan pelatihan, bisa mereka dapatkan dengan belajar dari buku ataupun dari para kolega senior. Toh jauh lebih sulit merubah sifat seorang boss -- dibanding menjadikan diri mereka seorang Self Starter-- seseorang yang dapat bergerak maju tanpa butuh bimbingan dan dorongan dari seorang atasan. (kalimantan 5 bandung)




    SERI (1) SEGITIGA HAIBARA

    Di Bis yang membawanya pulang ke kampung halaman-- Shinichi Kudo mulai mengenal Haibara. Kesan pertama orangnya simpel dan efisien karena hanya membawa ransel kecil-- tanpa bekal makanan dan minuman. Perbincangan sepanjang perjalanan membawa Shinichi berkelana ke “Dunia Haibara”. Gadis berambut lebat itu sudah satu setengah tahun bekerja di bagian billing sebuah perusahaan telekomunikasi. Lulusan akuntansi sebuah universitas besar tersebut bekerja dengan dibantu 8 orang teman, dus sebagai Supervisor dia bertanggung jawab terhadap hasil kerja di bagiannya.

    Setelah hampir dua jam Shinichi bercerita tentang pekerjaannya sebagai “Koboi di peternakan bakteri”, tibalah giliran Haibara bercerita tentang dirinya. Setahun silam bisa pulang ke kota kelahiran pada saat long weekend hanyalah sebuah impian. Pekerjaan hari kemarin yang menumpuk, ditambah lagi pekerjaan baru yang harus segera diselesaikan membuat Haibara selalu megap-megap. Apalagi setelah Bos-nya ditarik ke kantor pusat, semua pekerjaan beralih ke Haibara dan akibatnya dia tak punya waktu selain untuk kegiatan rutin. Hari-hari yang dilaluinya hanyalah tenggelam dalam pekerjaan yang seolah tak ada habisnya.

    ^_^

    “Namun itu cerita masa lalu” kata Haibara sambil tertawa renyah. Tawa renyah dan keceriaan khas orang-orang sanguinis--membuat perjalanan malam itu berubah jadi “sebuah perjalanan piknik yang seru” bagi Shinichi. Genap setahun keteteran dalam bekerja, Haibara mulai melakukan inspeksi diri. Dikunjunginya toko buku dan mulailah browsing buku-buku manajemen. Kemudian ditemukannya sebuah kosa kata “Delegasi”. Nah, mulai saat itu Haibara mencoba mendelegasikan sejumlah pekerjaan rutin pada teman- temannya. Sebulan pertama pekerjaan terasa berkurang. Namun kemudian justru menumpuk di penghujung bulan. Banyak kesalahan pada pekerjaan yang dialihkan pada teman-temannya. Terpaksa berhari-hari dia hanya tidur 2 - 3 jam agar dapat secepatnya mengoreksi pekerjaan yang telah dikejar tenggat waktu.


    Pengalaman pahit yang membuat Haibara kembali melakukan perburuan di toko buku dan membuka kembali buku-buku kuliahnya Akhirnya dia menemukan jawabannya, yaitu porsi pelatihan yang kurang. Mulailah setiap pagi menjelang bekerja-- Haibara mendisiplinkan diri untuk menyediakan waktu-- melatih teman-temannya. Bulan-bulan berikutnya hasilnya mulai terasa. Sedikit demi sedikit kesalahan kerja mulai berkurang dan beban kerja Haibara pun tak seberat dulu lagi. Mulai tersedia waktu luang untuk mengerjakan lebih dari sekedar pekerjaan rutin. Sayangnya masih ada masalah yang mengganjal, yaitu setiap akhir bulan ada saja pekerjaan yang bolong-bolong, kesalahan di sana sini yang membuat Haibara kelabakan dalam membuat review akhir.

    Kali ini Haibara secara khusus mendatangi perpustakaan besar milik program magister manajemen sebuah universitas yang terletak di pusat kota, untuk mencari jawaban atas masalahnya. Sampai ditemukannya belasan buku yang berbicara tentang supervisi. Sama persis dengan nama jabatannya : Supervisor. Rupanya aktifitas kunci yang selama ini terlewatkan oleh Haibara adalah “Supervisi Intensif” pada teman-temannya. Yang biasa dilakukannya hanyalah supervisi di akhir bulan, yang kadangkala berubah menjadi “Pengadilan” atas hasil kerja teman-temannya. Padahal kesalahan yang terjadi sebenarnya dapat cepat terdeteksi dan diperbaiki andaisaja Haibara rajin melakukan supervisi.

    ^_^

    “Pelatihan-Delegasi-Supervisi adalah tiga rahasia terbesar yang berhasil kutemukan dalam satu setengah tahun masa kerjaku” kata Haibara dengan riang. “Resep rahasia yang sebenarnya telah tersedia di rak-rak toko buku dan perpustakaan di sekitar kita” tambahnya sambil memutar-mutar bola matanya yang legam seolah ingin memberi tekanan bahwa informasi itu begitu dekat. Menurut Haibara waktu luang untuk melakukan langkah-langkah memajukan bagiannya, kesempatan mengembangkan diri, serta para pekerja yang dapat diandalkan adalah manfaat yang dipetik dari penerapan tiga resep yang malam itu dibagikan dengan senang hati pada Shinichi (kalimantan 5 bandung).